Negeri. Karena keterbatasan dalam penelitian ini, ruang lingkup yang diteliti oleh peneliti hanya sampai pada tingkat eksportir.
4.5. Karakteristik Pedagang Pengecer
Pedagang yang dijadikan responden yaitu sebanyak 5 orang yang ditentukan dengan teknik pengambilan sampel secara snowball. Dalam penelitian ini,
pedagang pengecer yang diteliti adalah pedagang pengecer yang menjual kubis dalam ruang lingkup lokal, yaitu di daerah Kabupaten Simalungun. Semua
pedagang responden berjenis kelamin perempuan. Pedagang responden dikategorikan berdasarkan beberapa karakteristik meliputi: kelompok umur,
tingkat pendidikan dan tingkat pengalaman. Karakteristik sampel dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Karakteristik Pedagang Pengecer Sampel di Daerah Penelitian
Sumber: Data diolah dari Data Lampiran 2 Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa umur rata-rata pedagang pengecer
sampel adalah 36,2 tahun, lama pendidikan rata-rata 9,6 tahun menunjukkan tingkat pendidikan petani rata-rata tamatan SMAsederajat, dan pengalaman
berdagang 5,2 tahun.
No Uraian
Rentang Rata-rata
1 Umur Tahun
29 – 45
36,2 2
Pendidikan Tahun 6
– 12 9,6
3 Lama Berdagang Tahun
2 – 8
5,2
Universitas Sumatera Utara
Pedagang pengecer membeli kubis dari kelompok tani Bunga Sampang dan kemudian menjualnya ke pasar lokal yang ada di Kecamatan Purba dan
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Saluran Tataniaga
Kubis yang berasal dari Kecamatan Purba dipasarkan ke luar negeri dan juga ke pasar lokal yaitu di Kabupaten Simalungun. Tataniaga kubis di Kecamatan
Purba yang dimulai dari produsen petani ke konsumen melibatkan beberapa lembaga tataniaga. Lembaga-lembaga tataniaga tersebut yaitu petani kubis sebagai
produsen, kelompok tani Bunga Sampang yang bertindak sebagai pedagang pengumpul, perusahaan ekspor yaitu PD Rama Putra untuk pemasaran ke luar
negeri dan pedagang pengecer di Kabupaten Simalungun untuk pemasaran lokal hingga akhirnya sampai ke konsumen baik konsumen dalam negeri maupun
konsumen luar negeri. Perjalanan pemasaran kubis melalui lembaga-lembaga tersebut membentuk suatu saluran tataniaga. Saluran tataniaga adalah serangkaian
lembaga tataniaga yang membantu dalam penyaluran barang pengalihan hak atas barang dari produsen ke konsumen. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan, terdapat dua pola saluran tataniaga kubis di Kecamatan Purba. Adapun pola saluran tataniaga yang terbentuk yaitu:
1. Petani kubis – Kelompok Tani Bunga Sampang – Eksportir PD Rama Putra
– Konsumen luar negeri 2. Petani kubis
– Kelompok Tani Bunga Sampang – Pedagang Pengecer – Konsumen dalam nengeri
Saat menjelang panen petani menghubungi kelompok tani Bunga Sampang apabila hendak menjual sayurannya. Harga kubis ditentukan sesuai dengan harga
pasar saat petani menghubungi kelompok tani tersebut. Kemudian saat waktu
Universitas Sumatera Utara