Fungsi penyediaan fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengecer adalah fungsi pembiayaan yaitu penyediaan modal untuk distribusi kubis secara lokal dan fungsi
informasi pasar yang didapat dari penjual pengecer lainnya dan dari kelompok tani.
5.3. Biaya Tataniaga yang Dikeluarkan oleh Lembaga Tataniaga jalur Ekspor dan Lokal
Berikut tabel biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh petani kubis di derah penelitian.
Tabel 12. Biaya Produksi dan Keuntungan Petani Kubis di Daerah Penelitian
No Uraian
RpKg
1 Biaya Produksi
359.53 2
Harga Jual 800.00
3 Keuntungan
440.47 Sumber : Data Lampiran 7, 8, 9, 10
Dari tabel 12. diketahui bahwa total biaya produksi rata-rata petani kubis di Kecamatan Purba adalah Rp. 359.53Kg. total biaya produksi petani kubis ini
merupakan penjumlahan dari biaya bibit, biaya pupuk dan obat-obatan, biaya tenaga kerja, serta biaya penyusutan alat dan mesin pertanian dari 23 sampel
petani yang diteliti, yaitu dengan menghitung biaya produksi rata-rata per kilogram kubis yang dihasilkan. Harga jual kubis rata-rata adalah sebesar Rp.
800Kg. sehingga diperoleh keuntungan rata-rata petani kubis sebesar Rp. 440.47Kg.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Biaya Tataniaga dan Keuntungan Kelompok Tani di Daerah Penelitian Tataniaga Kubis Jalur Ekspor
No Uraian
RpKg
1 Harga Beli
800 2
Biaya Tataniaga 450
3 Harga Jual ke Eksportir
1.800 4
Keuntungan 550
Sumber: Data Lampiran 11, 12, 13 Dari Tabel 13. diketahui bahwa harga beli kubis dari petani di daerah
penelitian adalah sebesar Rp. 800Kg dengan total biaya tataniaga sebesar Rp. 450Kg. biaya tataniaga tersebut merupakan penjumlahan dari biaya pemanenan,
biaya pembersihan, biaya sortasi, penggunaan peralatan, biaya pengangkutan, dan biaya penyusutan. Kelompok tani menjual kubis ke eksportir seharga Rp.
1800Kg. sehingga diperoleh keuntungan kelompok tani dari penjualan kubis ke eksportir sebesar Rp. 550Kg.
Tabel 14. Biaya Tataniaga dan Keuntungan Kelopok Tani di Daerah Penelitian Tataniaga Kubis Jalur Lokal
No Uraian
RpKg
1 Harga Beli
800 2
Biaya Tataniaga 350
3 Harga Jual ke Pedagang Pengecer
1.600 4
Keuntungan 450
Sumber: Data Lampiran 14, 15, 16 Dari Tabel 14. diketahui bahwa harga beli kubis dari petani di daerah
penelitian adalah sebesar Rp. 800Kg dengan total biaya tataniaga sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp. 350Kg. biaya tataniaga tersebut merupakan penjumlahan dari biaya pemanenan, biaya sortasi, biaya pengangkutan, dan biaya penyusutan. Kelompok
tani menjual kubis ke pedagang pengecer seharga Rp. 1.600Kg. sehingga diperoleh keuntungan kelompok tani dari penjualan kubis ke pedagang penecer
sebesar Rp. 450Kg.
Tabel 15. Biaya Tataniaga dan Keuntungan Eksportir di Daerah Penelitian No
Uraian RpKg
1 Harga Beli
1.800 2
Biaya Tataniaga 1250
3 Harga Jual
5000 4
Keuntungan 1.950
Sumber: Data Lampiran 17, 18, 19 Dari Tabel 15. diketahui bahwa harga beli kubis dari kelompok tani di daerah
penelitian adalah sebesar Rp. 1.800Kg dengan total biaya tataniaga sebesar Rp. 1,250Kg. biaya tataniaga tersebut merupakan penjumlahan dari biaya
pengangkutan ke Pelabuhan, biaya pengangkutan ke Singapura, dan biaya penyusutan. Eksportir menjual kubis seharga Rp. 5000Kg. sehingga diperoleh
keuntungan eksportir sebesar Rp. 1.950Kg.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16. Biaya Tataniaga dan Keuntungan Pedagang Pengecer di Daerah Penelitian
No Uraian
RpKg
1 Harga Beli
1.600 2
Biaya Tataniaga 215
3 Harga Jual
2.100 4
Keuntungan 285
Sumber: Data Lampiran 20, 21, 22 Dari Tabel 16. diketahui bahwa harga beli kubis dari kelompok tani di daerah
penelitian adalah sebesar Rp. 1.600Kg dengan total biaya tataniaga sebesar Rp. 215Kg. biaya tataniaga tersebut merupakan penjumlahan dari pengangkutan dari
Gudang Pengumpul, biaya tenaga kerja angkut, biaya peralatan berupa plastik, dan biaya retribusi pasar. Pedagang pengecer menjual kubis seharga Rp. 2.100Kg
sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp. 285Kg. Pada bagian ini terlihat bahwa setiap lembaga tataniaga baik secara ekspor
maupun lokal mengeluarkan jumlah biaya tataniaga yang berbeda-beda. Perbedaan jumlah biaya tataniaga ini diakibatkan oleh perbedaan fungsi-fungsi
tataniaga yang dilakukan oleh setiap lembaga pertanian. Semakin banyak fungsi tataniaga yang dilakukan, maka biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh lembaga
tataniaga juga akan semakin besar. Lembaga tataniaga yang paling banyak mengeluarkan biaya pada jalur
pemasaran ekspor adalah eksportir, yaitu sebesar Rp. 1,250Kg. Margin keuntungan terbesar juga ada pada eksportir yaitu sebesar Rp. 1.950Kg dan share
margin keuntungan sebesar 39.
Universitas Sumatera Utara
Pada jalur tataniaga secara lokal, Lembaga tataniaga yang paling banyak mengeluarkan biaya adalah petani, yaitu sebesar Rp. 369.53Kg. Margin
keuntungan terbesar ada pada kelompok tani yaitu sebesar Rp. 450Kg dan share margin
keuntungan sebesar 21.43.
5.4. Sebaran Harga Price Spread, Share Margin, dan Efisiensi Tataniaga