Tema Lokatif Pasien Peran Semantis Verba

8 Banjir sudah menewaskan banyak korban jiwa Pel: Pem V Pend: Ps . Contoh 8, menjelaskan bahwa ’banjir’ berperan sebagai pelaku sekaligus sebagai pemengaruh, sebab partisipan ini yang mempengaruhi yang dinyatakan oleh predikatnya, sedangkan ’banyak korban jiwa’ berperan sebagai penderita sekaligus sebagai pasien, sebab partisipan ini yang dipengaruhi oleh pelakunya secara keseluruhan.Verba ’menewaskan’ menyatakan tindakan yang dilakukan secara tidak langsung oleh partisipannya. Partisipan yang melakukan itu adalah entitas yang tidak bernyawa, akan tetapi dapat memberikan pengaruh yang buruk sehingga menyebabkan kematian. Dikatakan demikian karena partisipan tersebut tidak langsung menewaskan banyak orang, itu terjadi kemungkinannya karena hujan yang datang terus-menerus dan menyebabkan selokan tersumbat yang mengakibatkan saluran air tidak lancar sehingga menyebabkan banjir dan akibatnya menewaskan banyak orang.

4. Tema

Foley Van Valin 1984:51-52 dalam Yenni 1999:35 mengemukakan bahwa tema adalah semua entitas yang dapat ditempatkan dan mengalami perubahan lokasi, Perubahan yang terjadi pada tema bukan atas kehendak dari entitas itu sendiri. Tema dapat disebut juga sebagai pokok pikiraninti dari sesuatu topik yang dibicarakan. Contoh : 9 Adik menyepak Pel: Ag V Pend: tema bola. Universitas Sumatera Utara Contoh 9, menjelaskan bahwa ‘adik’ berperan sebagai pelaku sekaligus sebagai agen, sebab partisipan ini yang melakukan suatu tindakan pada bendanya, sedangkan ‘bola’ berperan sebagai penderita sekaligus sebagai tema, karena bola tersebut mengalami perubahan yaitu terjadi perpindahan pada bola itu. Hal ini disebabkan karena adanya tindakan adik yang melakukan sehingga posisi bolanya berpindah , maka kalimat di atas digolongkan sebagai verba tindakan

5. Lokatif

Entitas yang menerangkan tempat atau lokasi dimana sebuah peristiwa terjadi. Misalnya : 10 Aku percaya berita Pel: lok V Pend: tema itu. 11 Aku mengetahui Pel: Lok V Pend: tema kejadian itu. Contoh 10, menjelaskan bahwa ‘aku’ berperan sebagai pelaku sekaligus sebagai lokatif, sebab partisipan ini yang mengekspresikan partisipan melakukan yang dinyatakan oleh predikatnya, sedangkan ‘berita itu’ berperan sebagai penderita dan tema, sebab partisipan ini tidak melakukan tetapi dipengaruhi oleh pelakunya. Maka verba ‘percaya’ dan ‘mengetahui’ di atas digolongkan sebagai verba keadaan. Universitas Sumatera Utara

6. Pasien

Mempunyai pengertian yang terbalik dari agen, pasien merupakan sasaran yang dikenai oleh agen sebagai pelaku. Entitas ini tidak mengawali dan mengendalikan peristiwa justru dipengaruhi pelaku dengan berbagai cara. Contoh : 12 Hartanya hancur Pend: Ps V . TBBT: 19 13 Ban mobilnya pecah Pend: Ps V . Contoh 12 dan 13 di atas, menjelaskan bahwa ’hartanya’ dan ’ban mobilnya’ sama-sama berperan sebagai penderita karena adanya suatu peristiwa yang terjadi dan peristiwa itu terjadi secara tidak disengaja. Verba ’hancur’ dan verba ’pecah’ digolongkan sebagai penderita sekaligus sebagai pasien sebab partisipan tersebut tidak mengendalikan adanya suatu peristiwa. Kalimat di atas digolongkan sebagai verba proses. Peristiwa itu terjadi karena ada yang menyebabkan, sehingga mengakibatkan sesuatu terjadi. Misalnya adanya banjir sehingga mnyebabkan hartanya menjadi hancur dan ban mobilnya pecah mungkin bannya kena paku atau disebabkan sudah rusak. Universitas Sumatera Utara

BAB II PERAN SEMANTIS VERBA BAHASA BATAK TOBA

2.1 Klasifikasi Verba dalam Bahasa Batak Toba

Dilihat dari segi maknanya ada tiga kelas utama verba dalam Bahasa Batak Toba, yaitu verba keadaan, verba proses, dan verba tindakan. Ketiga kelas verba ini masing-masing memiliki kelas tersendiri. Chafe 1970:95-104 dalam Chaer 1995:22 mengklasifikasikan verba menjadi lima tipe utama dan empat tipe lainnya sebagai tambahan, yaitu a verba keadaan, b verba proses, c verba aksi, d verba aksi proses, e verba ambien, f verba pengalaman, g benefaktif, h verba pelengkap, i verba lokatif, sedangkan Givon 1981:87 dalam Wedhawati 1990:10 mengklasifikasikan verba menjadi tiga wilayah makna pada tataran tertinggi, yaitu a verba keadaan, b verba peristiwa proses, c verba perbuatan. Berdasarkan klasifikasi verba di atas, klasifikasi yang dikemukakan oleh Givon lebih sesuai dalam bahasa Batak Toba karena ketiga klasifikasi tersebut sudah mewakili dari sembilan verba di atas.

2.1.1 Konsep Verba Sebagai Peristiwa

Menurut Frawley 1992:143-145 dalam Mulyadi 1998:44 secara umum peristiwa dimaksudkan untuk membedakan verba dengan adjektiva, secara khusus peristiwa dimaksudkan untuk menentukan keanggotaan kelas verba sesuai dengan jenis ekspresi peristiwanya. Dia juga mengatakan bahwa perubahan mengacu pada relasi suatu peristiwa dengan tingkat kepekaan temporal yang berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara