Teknik ganti dilakukan dengan mengganti satuan lingual yang menjadi pokok perhatian dengan satuan lingual pengganti. Misalnya, Johan marnida na
masa i ’Johan melihat kejadian itu’. Kata marnida’melihat’ dapat diganti menjadi mamereng ‘melihat’ yaitu Johan mamereng na masa i.
Teknik sisip adalah teknik yang digunakan dengan cara menyisipkan satuan lingual ke dalam kalimat. Misalnya, Amanta i mandampol pat ni si Tagor
‘Bapak itu mengkusut kaki si Tagor’, dapat disisipkan dengan kata dope ‘masih’ yang menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan sedang berlangsung, menjadi
Amanta i mandampol pat ni si Tagor dope ‘Bapak itu sedang mengkusut kaki si Tagor’.
1.5 Landasan Teori
1.5.1 Klasifikasi verba
Frawley, 1992 dalam Mulyadi, 1998:20 menyatakan bahwa para linguis tradisional membatasi verba sebagai kategori gramatikal yang menyatakan
tindakan dalam kalimat. Faktanya tidak semua verba berperilaku demikian sebab realisasi verba sebagai suatu tindakan hanyalah suatu kecenderungan dan tidak
mengungkapkan karakter verba secara keseluruhan Mulyadi, 1998:20-24. Hal ini terlihat dalam bahasa Indonesia, seperti verba ‘sakit’, dan verba ‘percaya’.
Dalam penelitian ini verba diperlakukan sebagai peristiwa. Esensi verba sebagai peristiwa mengimplikasikan suatu perubahan dan perubahan itu diukur
melalui waktu Frawley, 1992:142 dalam Mulyadi, 1998:24. Sebagai contoh, misalnya verba ‘melempar’, ‘membunuh’ dan ‘marah’
digolongkan verba karena menyatakan suatu peristiwa. Namun ada perbedaan
Universitas Sumatera Utara
ketiga verba itu yang bertalian dengan perubahan temporal. Verba ‘menendang’ dan ‘menembak’ mengekspresikan perubahan temporal, sedangkan ‘melihat’ tidak
menyiratkan perubahan temporal, dan kalaupun ada perubahannya berlangsung lambat .
Tampubolon, dkk 1979 dalam Mulyadi, 1998:2 mengatakan bahwa verba memiliki tiga kelas utama yaitu verba keadaan, verba proses, dan verba aksi
perbuatan. Klasifikasi verba keadaan stabil, verba proses kurang stabil, dan verba tindakan tidak stabil. Ketiga klasifikasi verba tersebut diuraikan sebagai
berikut. Gambar 1. Klasifikasi Verba
KEADAAN……………….PROSES………….TINDAKAN ………………………………………………………………..
Stabil kurang stabil tidak stabil
Sumber : Givon dalam Mulyadi 1998:25
Berdasarkan gambar di atas maka verba digolongkan menjadi tiga kelas yaitu verba keadaan, verba proses, dan verba tindakan. Perbedaan ketiga verba
tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan waktu sebagai parameternya yang terdapat kedinamisan gerak verba terhadap acuannya. Verba keadaan paling stabil
waktunya, dalam arti bahwa verba ini tidak mengalami perubahan waktu, misalnya ‘mengetahui’ dan ‘percaya’. Verba proses kurang stabil waktunya
karena bergerak dari suatu keadaan menuju keadaan lain, misalnya, ‘terbit’ dan ’pecah’. Verba tindakan tidak stabil waktunya, misalnya ‘melemparkan’ dan
‘pergi’.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Peran Semantis Verba