Agen Pemengaruh Peran Semantis Verba

Hierarki pelaku dimulai dari atas ke bawah, sedangkan hierarki penderita dari bawah ke atas. Hal ini mengindikasikan bahwa pilihan pertama untuk pelaku adalah agen, sementara untuk penderita adalah pasien. Peran semantis yang lain terletak di antara keduanya. Pelaku dan penderita juga mempunyai relasi turunan. Pelaku sebagai relasi dasar dapat menduduki peran agen, pemengaruh, lokatif, pemengaruh tetapi tidak dapat menduduki peran pasien, sedangkan penderita menduduki peran pasien, tema, lokatif, dan pemengaruh, tetapi tidak dapat menduduki peran agen. Bentuk peran semantis verba tersebut antara lain: 1. Pelaku dan Penderita Foley Van Valin 1984 dalam Mulyadi 1998:68 menyatakan bahwa salah satu ciri terpenting pelaku dan penderita adalah bahwa keduanya tidak mempunyai isi semantik yang konstan. Dikatakan demikian karena pelaku bisa sebagai agen, pemengaruh, lokatif, sedangkan penderita bisa sebagai pasien, tema, dan lokatif. Penentuan peran semantik tersebut bergantung pada ciri semantis verba yang bersesuaian dengannya. Pelaku dapat menduduki verba keadaan dan verba tindakan, karena pada verba tersebut pelaku mempengaruhi argumennya, sedangkan verba proses hanya menduduki peran sebagai penderita saja karena verba tersebut dipengaruhi oleh pelakunya bukan mempengaruhi.

2. Agen

Peringkat pertama pada hierarki pelaku adalah agen. Di sini agen merupakan pelaku dan pelaksana dari sebuah tindakan. Satu hal yang menjadi keunikan peristiwa ini adalah bahwa agen tidak pernah sebagai penderita, tetapi hanya dapat menduduki sebagai pelaku. Universitas Sumatera Utara Contoh : 6 Dia melemparkan Pel: Ag V Pend: tema batu itu. 7 Abang menangkap rusa Pel: Ag V Pend: Ps . Contoh 6, menjelaskan bahwa ’dia’ berperan sebagai pelaku sekaligus sebagai agen, sebab partisipan ini yang mengekspresikan partisipan melakukan suatu tindakan yang dinyatakan oleh predikatnya, sedangkan ’batu itu’ berperan sebagai penderita sekaligus sebagai tema, sebab pada partisipan ini dikenai oleh pelaku sehinga mengalami penderitaan pada yang dikenainya. Pada contoh 7, menjelaskan ’abang’ berperan sebagai pelaku sekaligus sebagai agen, sebab partisipan ini melakukan suatu tindakan dengan sengaja terhadap objeknya, sedangkan ’rusa’ berperan sebagai penderita sekaligus sebagai pasien, sebab partisipan ini dikendalikan oleh si pelaku sehingga pasien tersebut mengalami penderitaan akibat perbuatan si pelaku.

3. Pemengaruh

Pemengaruh merupakan setingkat di bawah agen. Foley Van Valin 1984:81 dalam Yenni 1999:32 mengatakan bahwa pemengaruh effector adalah semua entitas yang mempunyai karakteristik yang sama dengan agen. Perbedaannya terletak pada agen bertindak secara langsung mengenai penderita, sedangkan pemengaruh tidak. Selain itu pemengaruh juga berupa inanimat tidak bernyawa. Misalnya: Universitas Sumatera Utara 8 Banjir sudah menewaskan banyak korban jiwa Pel: Pem V Pend: Ps . Contoh 8, menjelaskan bahwa ’banjir’ berperan sebagai pelaku sekaligus sebagai pemengaruh, sebab partisipan ini yang mempengaruhi yang dinyatakan oleh predikatnya, sedangkan ’banyak korban jiwa’ berperan sebagai penderita sekaligus sebagai pasien, sebab partisipan ini yang dipengaruhi oleh pelakunya secara keseluruhan.Verba ’menewaskan’ menyatakan tindakan yang dilakukan secara tidak langsung oleh partisipannya. Partisipan yang melakukan itu adalah entitas yang tidak bernyawa, akan tetapi dapat memberikan pengaruh yang buruk sehingga menyebabkan kematian. Dikatakan demikian karena partisipan tersebut tidak langsung menewaskan banyak orang, itu terjadi kemungkinannya karena hujan yang datang terus-menerus dan menyebabkan selokan tersumbat yang mengakibatkan saluran air tidak lancar sehingga menyebabkan banjir dan akibatnya menewaskan banyak orang.

4. Tema