peristiwa yang berdurasi singkat atau pungtual, tetapi ada pula yang berdurasi lebih lama.
Konsep perfektif dan imperfektif sering dimaknai secara berbeda. Perfektif merepresentasikan tindakan yang sudah selesai, sedangkan imperfektif belum
selesai Comrie, 1976 dalam Mulyadi 1998:50. Perfektif mengimplikasikan batas akhir, sedangkan imperfektif tidak memiliki ciri ini. Pada perfektif, gagasan ini
mengimplikasikan dua hal : Pertama, penderita dipengaruhi sepenuhnya oleh tindakan pelaku dan kedua pelaku adalah penyebab yang sengaja, langsung dan
efektif. Properti temporal verba bahasa Batak Toba diuji dengan ciri dinamis, perfektif, dan pungtual. Ciri dinamis ini berhubungan dengan perkembangan
temporal sebuah verba misalnya nunga binsar mataniari ‘Matahari sudah terbit’ menyatakan adanya suatu perubahan dari keadaan menjadi keadaan yang lain.
Perubahan ini menunjukkan adanya kedinamisan verba proses. Perfektif menyatakan bahwa tindakan sudah selesai dan mempengaruhi penderita,
misalnya Bapak mamuruki adek ‘Bapak memarahi adik’. Pungtual bermakna bahwa suatu tindakan terjadi dalam durasi yang singkat dan mempengaruhi
penderita, misalnya Ahu manggora oma ‘Aku memanggil ibu’. Ciri temporal pada ketiga klasifikasi verba bahasa Batak Toba, yakni verba keadaan, verba
proses dan verba tindakan. Verba keadaan dan verba proses tergolong imperfektif dan tak pungtual, tetapi verba proses bersifat dinamis, sedangkan verba tindakan
memenuhi semua properti semantis tersebut.
2.1.2 Verba Keadaan
Verba keadaan merupakan verba yang paling dasar dibandingkan dengan verba proses dan verba tindakan karena menyatakan keadaaan yang dirasakan dan
Universitas Sumatera Utara
berada dalam situasi tertentu. Selain itu pada dasarnya verba keadaan itu bersifat statis yakni situasi yang keberlangsungannya bersifat tetap dan tanpa disertai
pergeseran. Contoh:
15 a. Tarbege ‘Terdengar suaranya’.
suaranya.
Suaranya terdengar. b. Ahu mamereng
‘Saya melihat kejadian itu’ na masa i.
Saya melihat kejadian itu.
Verba Keadaan dapat dibedakan atas: 2.1.2.1 Verba Kognisi
Verba ini merupakan kelas bawahan verba keadaan, yang sangat berhubungan dengan pemikiran. Verba ini meliputi verba marpingkir ‘berpikir’,
verba mangarimpu ‘menduga’, verba porsea ‘parhatutu’, verba marangan-angan ‘melamun’, verba mamparohaon ‘menyimak’, verba mangido ‘meminta’, verba
manghasiholkan ‘mendambakan’. Misalnya:
16 marpingkir ‘Berpikir masih dia’
dope ibana. DTUA:297
Dia masih berpikir. 17 Marangan-angan
’Melamun kakak di kamar’ kakak i kamar.
Kakak melamun di kamar.
Universitas Sumatera Utara
Verba marpingkir ‘berpikir’ dan verba marangan-angan ‘melamun’ di atas menyatakan keadaan yang sudah ada. Dikatakan verba keadaan karena
tergolong statif, tidak mengalami pergeseran waktu.
2.1.2.2 Verba Pengetahuan
Verba pengetahuan merupakan kelas bawahan verba keadaan yang berhubungan dengan pengetahuan. Verba pengetahuan juga sangat berkaitan
dengan pemikiran. Verba pengetahuan meliputi verba mangantusi ‘mengerti’, verba mangetong ‘menghitung’, verba mananda ‘mengenal’, verba mamboto
‘mengetahui’, verba taringot ‘teringat’. Verba tersebut dapat dilihat dalam contoh berikut ini.
18 Mangetong ’Menghitung uangnya masih dia’
hepengna dope ibana.
Dia masih menghitung uangnya. 19 Si tagor do na mananda
‘Si tagor lah yang mengenal pencuri itu’ panangko i.
Si tagor lah yang mengenal pencuri itu. 19 a. Si tagor dope na mananda
Si tagor masih yang mengenal pencuri itu. panangko i.
Si tagor yang masih mengenal pencuri itu.
Verba mangetong ‘menghitung’ di atas menyatakan keadaan yang sudah ada. Verba mangetong ‘menghitung’ pada kalimat di atas menerima pemarkah
progresif yaitu kata dope ‘masih’. Diterimanya pemarkah progresif pada kalimat di atas menggambarkan suatu usaha atau kekuatan dan menyatakan suatu
Universitas Sumatera Utara
peristiwa pada verba tersebut. Berbeda dengan verba mananda ‘mengenal’ di atas gagal menerima permarkah progresif karena kalimat tersebut sudah menyatakan
peristiwa keadaan yang masih berlangsung atau keadaan yang sudah ada.
2.1.2.3 Verba Emosi
Verba emosi merupakan verba yang menyatakan perasaan. Perasaan yang dialami seseorang tersebut tergantung pada keadaan yang sedang dihadapinya.
Verba emosi ini meliputi verba longang ‘kagum’, verba marlas ni roha ‘gembira’, verba sonang ‘senang’, verba lungun ‘sedih’, verba maila ‘malu’, verba muruk
‘marah’, verba tarsonggot ‘terkejut’, verba loja ‘lelah’, verba bonosan ‘bosan’. Perhatikan contoh berikut.
20 Malungun rohana ‘Bersedih hatinya karena di tinggal ibunya’
ala di tinggal inongna.
Dia bersedih di tinggal ibunya. 21 Marlas ni roha
‘Bergembira mereka di pesta itu’ nasida di pesta i.
Mereka bergembira di pesta itu. Verba malungun rohana ‘bersedih hatinya’ menyatakan perasaan sedih
yang dialami seseorang, sedangkan verba marlas ni roha ‘bergembira’ menyatakan perasaan senang yang dirasakan seseorang.
2.1.2.4 Verba Persepsi
Verba persepsi ini memiliki ciri semantis yang berhubungan dengan panca indera manusia. Verba persepsi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu verba persepsi
sengaja dan verba persepsi tidak sengaja. Verba persepsi sengaja meliputi, verba mamereng ‘melihat’, verba manjonggor ‘memelototi’, verba manerbeng ‘melirik’,
Universitas Sumatera Utara
verba manonton ‘menonton’, verba maningkir ‘melayat’, verba mambegehon ‘mendengarkan, sedangkan verba persepsi tidak disengaja meliputi, verba
mambege ‘mendengar’, verba tarbege ‘terdengar’, verba tarida ‘terlihat’, verba mamereng ‘melihat’.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut. 22 Manonton
‘Menonton film si tigor’ film si tigor.
Si tigor menonton film. 23 Parjahat i manjonggor
‘Penjahat itu memelototi anak-anak itu’ danak-danak i.
Penjahat itu memelototi anak-anak itu. 24 Johan mamereng
’Johan melihat kejadian itu’ na masa i.
Johan melihat kejadian itu.
Verba manonton ‘menonton’ dan verba manjonggor ‘memelototi’ menyatakan verba keadaan yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja dan
dilakukan oleh indera penglihatan. Berbeda dengan verba mamereng ‘melihat’ pada kalimat di atas, kalimat di atas menerangkan verba keadaan yang dilakukan
oleh seseorang dengan tidak sengaja, kemungkinannya bisa terjadi pada waktu Johan sedang berjalan di pasar, tiba-tiba ia melihat peristiwa kecelakaan yang
terjadi saat itu, dan Johan secara langsung melihat peristiwa itu, sehingga kejadian itu dilihat Johan secara tidak sengaja.
25 Ahu mamparohaon ’Aku menyimak siaran radio’
siaran radio.
Aku menyimak siaran radio.
Universitas Sumatera Utara
26 Inong mambege Ibu mendengar perkelahian itu.
parbadaan i.
Ibu mendengar perkelahian itu. Verba mamparohaon ‘menyimak’ di atas menyatakan verba keadaan yang
dilakukan secara sengaja, dimana seseorang tersebut sengaja menyimak siaran radio yang sedang hidup. Kemungkinannya seseorang itu sedang menyimak
pembicaraan yang sedang diperbincangkan. Berbeda dengan verba mambege ‘mendengar’ pada kalimat 26 di atas menyatakan verba persepsi yang tidak
disengaja, kemungkinannya bisa terjadi pada waktu ibu pergi ke pasar dan ibu mendengar pembicaraan orang-orang yang berada di sana tentang perkelahinan
yang telah terjadi itu.
2.1.2.5 Verba Mempunyai
Verba ini memiliki ciri semantis yang menyatakan kepemilikan. Verba ini meliputi verba marnampuna ‘memiliki’, verba mandapot ‘mendapat’, verba
manjalo ‘memperoleh’. Perhatikan contoh berikut.
27 Manjalo ’Memperoleh uang kakak dari ibu.
hepeng kakak sian oma.
Kakak memperoleh uang dari ibu. 28 Saripe i mandapot
’Keluarga itu mendapat berkat dari Tuhan’ pasu-pasu sian Tuhan.
Keluarga itu mendapat berkat dari Tuhan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Verba Proses