DPPKKD belum melakukan sosialisasi kepada wajib pajak secara efektif terhadap peraturan dan sanksi-sanksi yang telah ditetapkan, sehingga wajib pajak tidak
mengetahui mengenai dan tidak menyadari kesalahannya. 5. DPPKKD tidak memiliki ketegasan dalam memberikan sanksi bagi wajib pajak
yang tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Banyak wajib pajak yang terlambat membayar pajak hingga membuat DPPKKD harus secara langsung
menagih pajak hotel. Penegakan sanksi terhadap wajib pajak yang tidak taat masih lemah karena masih dilakukan sebatas surat teguran. DPPKKD masih
memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada wajib pajak. Penegakan sanksi yang tidak tegas salah satunya dilatar belakangi oleh masih kentalnya
persaudaraan di Kabupaten Toba Samosir, sehingga masih ada wajib pajak yang berlindung dibawah kekuasaan.
V1.2 Faktor Eksternal
Aspek eksternal dalam analisis SWOT akan membahas mengenai beberapa hal seperti potensi wisata yang ada di Kabupaten Toba Samosir, kesadaran wajib pajak, dan faktor
teknologi. Dalam aspek eksternal akan ditemukan hal-hal yang menjadi peluang yang dimiliki oleh DPPKKD sehingga dapat dijadikan sebagai kesempatan guna meningkatkan
PAD melalui pajak hotel. Selain itu juga akan ditemukan ancaman yang dapat menghambat DPPKKD dalam mencapai target yang telah ditetapkan. ancaman ini sebisa mungkin harus
dapat diatasi sehingga tidak menjadi penghalang bagi DPPKKD dalam mencapai tujuan.
a. Peluang
Berikut ini merupakan hal-hal yang menjadi peluang bagi DPPKKD: 1. Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu daerah tujuan wisata. Banyak
potensi-potensi wisata yang ada di daerah ini. Salah satu yang menjadi andalan
adalah Danau Toba, danau terluas di Asia Tenggara. Bukan hanya itu saja, Toba Samosir juga memiliki objek-objek wisata lainnya yang dapat dijadikan andalan
seperti Lumban Silintong, Museum Batak TB Silalahi Center, makam pahlawan Sisingamangaraja XII, dan objek wisata lainnya. Hal ini dapat dijadikan oleh
DPPKKD sebagai peluang untuk mengundang wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk datang mengunjungi Toba Samosir. Apalagi Kabupaten Toba
Samosir merupakan jalur lintas yang dilalui banyak kendaraan. Hal ini juga menjadi kesempatan bagi pemilik hotel untuk dikunjungi oleh tamu baik dengan
latar belakang untuk beristirahat maupun untuk berlibur di Toba Samosir, sehingga pendapatan hotel dapat bertambah dan sejalan pula dengan pertambahan
penerimaan pajak hotel bagi DPPKKD. 2. Dari hasil perolehan data diketahui bahwa jumlah hotel dan wisatawan dari tahun
ke tahun di Kabupaten Toba Samosir meningkat. Hal ini menjadi kesempatan bagi DPPKKD, bertambahnya jumlah hotel maka bertambah pula jumlah penerimaan
pajak hotel, namun hal ini harus diiringi pula dengan meningkatnya jumlah tamu yang menginap dihotel. DPPKKD harus menemukan cara agar wisatawan
memiliki minat untuk menginap di hotel yang ada di Kabupaten Toba Samosir sehingga dapat berpengaruh dalam meningkatkan penerimaan pajak hotel.
3. Kemajuan teknologi merupakan suatu peluang bagi DPPKKD dalam menunjang kinerjanya. Pemanfaatan teknologi telah digunakan oleh pegawai DPPKKD
dengan baik, diantaranya adalah penggunaan komputerisasi. Komputer merupakan salah satu fasilitas yang digunakan oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya
berkaitan dengan pajak hotel seperti data-data berupa jumlah pajak, data wajib pajak, dan jumlah hotel. Selain itu DPPKKD juga telah menerapkan program
SIMPATDA yaitu Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah. Program ini
berfungsi sebagai program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Toba Samosir.
b. Ancaman