a. Par Value Nilai Nominal. Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang
tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi.
b. Base Price Nilai harga dasar. Harga dasar suatu saham baru merupakan
harga perdananya. Sehingga nilai dasar merupakan hasil perkalian antara harga dasar dengan jumlah saham yang diterbitkan.
c. Market Price Nilai harga pasar. Harga pasar merupakan harga yang
paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jadi harga pasar inilah yang
menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan outstanding share maka akan
didapatkan market value.
2.1.4 Return Saham
Return adalah laba atas suatu investasi yang biasanya dinyatakan sebagai tarif presentase tahunan. Return saham merupakan tingkat keuntungan yang akan
diperoleh oleh investor yang menanamkan dananya di pasar modal. Return saham ini dapat dijadikan sebagai indikator dari kegiatan perdagangan di pasar modal.
Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya Ang, 1997:18.33. Return merupakan hasil
yang diperoleh dari investasi Jogiyanto,2003:109. Menurut Jogiyanto 2003;109, return saham dibedakan menjadi dua yaitu
returnrealisasi realized return dan return ekspektasi expected return. Return realisasi realized return merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu alat pengukur kinerja perusahaan. Sedangkan return ekspektasi expected return merupakan return
yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Menurut Ang 1997:20.2, komponen suatu returnterdiri dari duajenis
yaitu: a. Current Income keuntungan lancar adalah keuntungan yang diperoleh
melalui pembayaran yang bersifat pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen
dansebagainya. b. Capital gain yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara
harga jual dan harga beli suatu instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangakan di pasar. Besarnya capital gain
dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang
diinginkan. Menurut Jogiyanto 2003:110 returndibedakan menjadi 2 yaitu:
a. ReturnRealisasi Returnrealisasi realized return merupakan return yang telah terjadi.
Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Returnrealisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi expected return dan risiko dimasa datang.
Universitas Sumatera Utara
b. ReturnEkspektasi Return ekspektasi expected return merupakan return yang diharapkan
akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum
terjadi. Oleh karena itu, konsep tingkat pengembalian return saham yang akan
dipergunakan dalam penelitian ini adalah realized return. Secara matematis formulasi realized return dapat dirumuskan sebagai
berikut Jogiayanto, 2003:110: �� =
�� − �� − 1 �� − 1
Dimana : Rt= Return Saham pada periode ke t
Pt = Harga Penutupan Saham pada periode ke t
Pt-1 = Harga Penutupan Saham pada periode ke t-1 2.1.5 Rasio Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan
untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu.Secara ringkas, analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostic,
mengidentifikasi dimana letak masalah-masalah perusahaan, dan prognostic, memprediksi kinerja perusahaan dimasa mendatang Stice et al, 2005:241.
Analisa rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai sistem peringatan awal early warning system terhadap kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public.
Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi
produk.Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Salah satu tahapan dalam proses akuntansi yang penting untuk
keperluan pengambilan keputusan manajemen adalah tahap interprestasi laporan akuntansi, yang didalamnya mencakup rasio keuangan. Rasio keuangan yang
merupakan bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang
dapat mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa depan dengan kata lain informasi akuntansi.
Menurut Husnan 1992:204, analisis rasio keuangan pada umumnya melibatkan dua jenis perbandingan, yaitu:
a. Perbandingan internal yang membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan yang diharapkan di masa yang akan datang untuk
perusahaan yang sama. b. Perbandingan eksternal yang membandingkan rasio suatu perusahaan
dengan perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik yang sama.
Setiap laporan keuangan yang dibentuk memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan. Rasio keuangan dikelompokkan dalam lima jenis
yaitu: 1 rasio likuiditas liquidity ratio; 2 rasio aktivitas activity ratio; 3
Universitas Sumatera Utara
rasio rentabilitas profitability ratio; 4 rasio solvabilitas leverage ratio; 5 rasio pasar market ratio Robbert Ang, 1997.
2.1.6 Rasio Keuangan 2.1.6.1Price Earnings Ratio
Untuk menilai kewajaran harga saham di bursa efek, menurut Guler dan Yimaz 2008:21 investor dapat menggunakan pendekatan PER. Rasio
ini dilihat oleh investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba di masa depan future earnings dari suatu perusahaan.
Investor dapat mempertimbangkan rasio tersebut guna memilah- milah saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang
besar di masa yang akan datang, dengan pertimbangan jika perusahaan dengan pertumbuhan tinggi high growth biasanya mempunyai PER yang
besar, sedangkan perusahaan yang mempunyai pertumbuhan yang rendah low growth biasanya mempunyai PER yang rendah.
Penggunaan PER dalam perusahaan memberikan peranan yang sangat penting sebagai alat ukur pertumbuhan dividen di masa yang akan
datang dan memiliki kemampuan untuk menentukan stock return secara cross sectional, terdapat pengaruh yang signifikan PER terhadap stock
return Ang dan Bekaert 2004:37. Hal ini diperkuat dalam penelitian Fama and French 1992:142
yang juga mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan PER terhadap stock return secara cross sectional. Menurut Guler and Yimaz
2008;21, dampak PER mencerminkan indikator yang baik untuk
Universitas Sumatera Utara
menentukan stock return di masa yang akan datang semakin tinggi PER maka semakin tinggi pula harga perlembar saham suatu perusahaan. Rasio
PER dapat diformulasikan sebagai berikut: PER =
harga saham laba per saham EPS
Dari hasil penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1 =
PER berpengaruh positif terhadap return saham
2.6.1.2 Dividend Yield DY
Menurut Hirt 2006, dividend yield merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi stock return, yaitu hasil persentase dari
keuntungan perlembar saham dibagi dengan harga pasar perlembar saham yang diterima perusahaan.
Menurut Guler and Yimaz 2008:23 tingginya suatu dividend yield menunjukkan bahwa suatu pasar modal dalam keadaan undervalued, yaitu
jika harga pasar saham lebih kecil dari nilainya, maka saham tersebut harus dibeli dan ditahan sementara buy and hold dengan tujuan untuk
memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik. Kekuatan yang dapat diprediksi dividend yield berasal dari peranan kebijakan
dividen dalam membagikan hasi return yang telah diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham. Dividend yield juga menjelaskan
pendapatan atas nilai indeks tertimbang pada setiap masing-masing perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, Guler and Yimaz 2008:23 mengatakan bahwa kekuatan yang dapat diprediksi dividend yield berasal dari peranan
kebijakan dividen dalam membagikan hasil return yang telah diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham. Serta dividend yield juga
menjelaskan return atas nilai indeks tertimbang pada masing-masing perusahaan.
Beberapa peneliti menyimpulkan dividend yield juga dapat memperkirakan stock return dengan beberapa keberhasilan yang
diharapkan, salah satunya mengenai pertumbuhan dividen. Selain itu dividend yield memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan stock
return Campbell dan Shiller 1988:201, Lewelen 2004:207. Hasil temuan lainnya, menurut Lewellen 1999:207
menginvestigasi secara berturut-turut pengaruh antara perkiraan rasio pendapatan, risiko, dan market to book ratio atas tingkatan portofolio,
hasil penelitiannya mengatakan terdapat pengaruh yang signifikan dengan stock return dimasa yang akan datang.
Dividen yield dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
DY = dividen per lembar saham
harga saham Dari hasil penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut: H2 = Dividend Yield negatif terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6.3 Market to Book Ratio
Rasio keuangan lainnya yang dapat mempengaruhi stock return adalah market to book ratio, yaitu rasio pertandingan antara harga pasar
perlembar saham dibandingkan dengan nilai buku perusahaan Gitman 2009:201.
Menurut Pontiff dan Schall 1998:154, market to book ratio juga memberikan suatu penilaian bagaimana investor melihat kinerja
perusahaan dan menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang wajar terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan. Semakin besar rasio ini, semakin besar juga nilai pasar market value jika dibandingkan dengan nilai buku book value.Hasil
penelitian mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara market to book ratio dan tingkat pengembalian return.
Secara sistematis market to book ratioMtB dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
MtB = harga pasar saham
nilai buku per saham Dari hasil penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut: H3 = Market to Book ratio positif terhadap return saham.
2.2 Tinjauan Terdahulu
Penelitian dilakukan oleh Guler Aras and Mustafa Kemal Yilmaz 2008, dengan judul: Price Earnings Ratio, Dividend Yield, and Market to Book Ratio to
Universitas Sumatera Utara
Predict Return on Stock Market: Evidence from the Emerging Markets. Hasil penelitian ini Price earnings ratio PER berpengaruh positif terhadap return
saham, dividend yield DY berpengaruh negatif terhadap return saham, dan market to book ratio MtB berpengaruh positif terhadap return saham.
Dyah Ayu Savitri 2012 melakukan dengan penelitian dengan judul: Analisis Pengaruh ROA, NPM, EPS, dan PER Terhadap Return Saham Studi
Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverages periode 2007- 2010.
Dari penelitian yang menggunakan analisis regresi berganda ini menunjukkan bahwa PER berpengaruh positif terhadap return saham.
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan olehNinik Kurniasih dan Susan Andriana 2011 dengan judul: Pengaruh Dividend Yield dan Price
Earnings Ratio PER terhadap Return Saham Pada Level Investment Opportunity Set IOS yang Berbeda Study pada Saham LQ 45 yang Tercatat di BEI. Dengan
menggunakan variable dependen yaitu Return Saham dan variabel independen yang terdiri dari: Price Earnings Ratio PER dan Dividend Yield, dan dengan
menggunakan variabel moderating yaitu Level Investment Oppurtinity Set IOS. Hasil dari penelitian tersebut didapat price earnings ratio berpengaruh positif
terhadap return saham, sedangkan dividend yield berpengaruh negatif terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual