Strategi Pengembangan Usaha Kuliner Khas Kota Medan (Studi Pada Bikaambonzulaikha Jalan Mojopahit)

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS

KOTA MEDAN

(Studi Pada BikaAmbonZulaikha Jalan Mojopahit)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana

(S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

110907099

Monica Beatrice Anggreini Hutabarat

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS KOTA MEDAN

(Studi Pada Bika Ambon Zulaikha Jalan Mojopahit) Nama : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat

NIM : 110907099

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usaha pada Toko Bika Ambon Zulaikha.Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif yaitu dengan menguraikan dan menginterpretasikan data yang telah diperolah dari lapangan dan wawancara dengan informan yang telah ditentukan terlebih dahulu.Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dikumpulkan, disusun dan dianalisis agar dapat menemukan bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usahapada Toko Bika Ambon Zulaikha serta masukan sebagai solusi pengambilan keputusan dalam permasalahan yang dibahas.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi bisnis yang diterapkan oleh Toko Bika Ambon Zulaikha masih menggunakan strategi yang tradisional dalam mengimplementasikan strategi pemasaran dan strategi kepuasan pelanggan khususnya. Strategi pemberian label halal pada setiap produk menjadi andalan utama Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menarik minat pembeli, selain variasi rasa untuk setiap produk yang lebih banyak di bandingkan kompetitor.

Disamping itu, Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menerapkan strategi bisnisnya khususnya strategi pemasaran masih terkendala dan mengalami hambatan pada pengembangan melalui media promosi dan kekurang terbukaan pada penetapan harga pada setiap produk. Sementara itu pada strategi kepuasan pelanggan, motivasi untuk para karyawan diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan lebih dari apa yang sudah dilakukan Toko Bika Ambon Zulaikha saat ini.

Kata Kunci : Strategi Bisnis dan Pengembangan Usaha, Kuliner Khas Kota Medan


(3)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY TO EAT SPECIAL CITY FIELD

(Studies in Bika Ambon Zulaikha Road Mojopahit) Name : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat

NIM : 110907099

Prody : Business Administration Faculty : Ilmu Sosial Ilmu Politik

Advisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI

This study aims to determine how the business strategy in developing businesses in Stores Zulaikha Bika Ambon. Forms of research used in this study was a descriptive study with a qualitative approach, in which data collection techniques based on interviews, documentation, and literature.

The data analysis technique used is descriptive data analysis is to describe and interpret the data that has been obtained from the field and interviews with informants who have been determined in advance. Data were obtained from interviews and documentation collected, compiled and analyzed in order to discover how business strategies in developing businesses in Stores Bika Ambon Zulaikha and input as the solution of decision making in the issues discussed.

The results of this study indicate that the business strategy adopted by Bika Ambon shop Zulaikha still using traditional strategies in implementing marketing strategies and customer satisfaction strategy in particular. Strategy halal labeling on each product became the mainstay Store Bika Ambon Zulaikha in attracting buyers, in addition to flavor variations for each product more in compare competitors.

Besides, Store Bika Ambon Zulaikha in implementing its business strategy, especially marketing strategy is still constrained and experiencing barriers to development through a media campaign and lack of openness in pricing on any product. Meanwhile on customer satisfaction strategy, motivation for employees required to improve the performance and quality of service is more than what has been done Store Bika Ambon Zulaikha today.

Keywords : Business Strategy and Business Development, Culinary Typical Medan


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS KOTA MEDAN (Studi pada Bika Ambon Zulaikha Jalan Mojopahit)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Illmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Drs. Posma Lumbaran Raja, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku Dosen Penguji dalam Meja Hijau yang telah menyediakan waktunya.

5. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP, selaku Dosen Penguji dalam seminar proposal yang telah memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi ini. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu, motivasi dan bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan.

7. Ibu Hajjah Mariani selaku pemilik dan seluruh karyawan Bika Ambon Zulaikha Jalan Mojopahit yang telah berkenan untuk memberikan waktu, tenaga dan bantuannya kepada penulis selama dalam penelitian.

8. Kedua orangtua saya, Bapak E. Hutabarat, SH tersayang yang selalu memberikan perhatian, doa yang tiada henti serta dukungan moril dan materil kepada penulis dan Ibunda tercinta A. Nainggolan yang berada di surga terimakasih untuk semua kasih sayang serta cinta yang tiada hentinya. Semua pencapaian yang saya raih, saya dedikasikan khusus untuk Ibunda tercinta yang jauh disana.Walaupun jauh tapi mami selalu ada di dalam hati dan menjadi sumber semangatku. I missed you so much mami.


(6)

9. Kedua abang kembar saya, Jody Ferianto Hutabarat, SH dan Dede Alfero Hutabarat, SH. Terimakasih sudah menjadi abang – abang terbaik buat adik semata wayangnya. Kaka sayang kalian pake banget.

10. Kepada seluruh saudara – saudara saya yang selalu memberikan semangat serta doa dalam pengerjaan skripsi.

11. Abang yang paling special dihati, Nicholas Marpaung S. AB, M. AB (soon) yang selalu membantu saya dari awal perjuangan dimulainya skripsi ini. Terimakasih sudah mau selalu menemani dari malam sampai jam 7 pagi nonstop, untuk semua tawa dan candaan yang memberikan semangat kembali dalam pengerjaan skripsi, selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk adik juniornya yang satu ini dan selalu bisa menenangkan saya yang panikan. Bersedia untuk mendengarkan segala keluh kesah dalam pengerjaan skripsi dan diluar konteks skripsi. Walaupun jauh dari Medan tapi tetap bisa membantu dan menemani saya dalam keadaan apapun. Always be my bestmate, bestpartner, bestfriend, bestenemy, bestbrother, bestsister and bestsupporter for me.

12. Sahabat tersayang Maria Febrilia Marbun yang sudah menjadi teman terbaik semenjak di bangku SMA, tetap menjadi gadis cantikku yang baik ya sampai kita tua.

13. Denny Ginting dan Sally Sisva yang telah bersedia menjadi moderator dan notulen dalam seminar proposal.

14. Sahabat – sahabat saya Fransiska Citra Ayu, Dea Mutia Asmasakina, Pattima Tuhzahra Siregar dan Rohma Yani Capah , walau nanti kita berjauhan tapi


(7)

jangan pernah putus hubungan pertemanan ya. Suatu saat kita nanti ketemu lagi, kita udah harus jadi orang yang sukses. Amin.

15. Temen menggila saya, Evi Rahmadhani Siregar yang suka mengoyakkan baju dan celananya. Makasih buat panjang kaki yang kita jalani bersama, untuk seminar proposal dan meja hijau yang sama serta wisuda bersamaan ini. Tetap jadi orang gila ya vi. Biar melalak terus kita sebelum aku keluar dari Medan. Main – main kau nanti ke Semarang ya, biar bisa keliling pulau Jawa kita. 16. Teman – teman sekelas saya di Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis A 2011,

selama 3 ½ tahun telah melewati waktu bersama saya yang sudah banyak memberikan kesan dan warna dalam perkuliahan ini.

17. Abang – abang dan kakak – kakak senior Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis 2009 dan juga 2010 yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu saya dalam pengerjaan skripsi.

18. Semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, April 2015 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ABSRACT

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BABII KERANGKA TEORI ... 7

2.1.Landasan Teori... 7

2.1.1 Bisnis ... 7

2.1.2 Bentuk– Bentuk Organisasi ... 8

2.1.3 Klasifikasi Bisnis ... 10

2.1.4 Strategi Bisnis ... 13

2.1.4.1 Strategi Pemasaran ... 16

2.1.4.1.1 STP (Segmentation, Targetting dan Positioning) ... 17

2.1.4.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 21

2.1.4.2 Strategi Kepuasan Pelanggan ... 27

2.2. Usaha Mikro Kecil dan Pengembangan Usaha ... 29

2.2.1 Usaha Mikro Kecil ... 29

2.2.2 Pengembangan Usaha ... 35

2.2.3 Teknik Pengembangan Usaha ... 35

2.3 Pengertian Kuliner ... 36

2.3.1 Tujuan Penyelenggaraan Kuliner ... 37

2.3.2 Jenis – Jenis Penyelenggaran Kuliner ... 38

2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 41


(9)

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

3.1Pendekatan dan Jenis Pnelitian ... 46

3.2Lokasi Penelitian ... 46

3.3Informan Penelitian ... 47

3.4Defenisi Konsep ... 47

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.6 Teknik Analisis Data ... 50

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 50

BAB IVPEMBAHASAN ... 51

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51

4.1.1 Produk yang dihasilkan oleh Toko Bika Ambon Hajjah Zulaikha ... 53

4.2 Penyajian data ... 54

4.2.1 STP (Segmentasi Pasar, Targeting dan positioning)... 55

4.2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 59

4.2.3 Strategi Kepuasan Pelanggan ... 75

4.2.4 Hasil Wawancara dengan Masyarakat Terkait PengetahuanTentang Produk dan Profil toko Bika Ambon Hajjah Zulaikha ... 79

4.3Analisis Data ... 83

4.3.1 Segmentasi Pasar. Targetting dan Positioning ... 83

4.3.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 84

4.4 Strategi Kepuasan Pelanggan ... 89

4.5 Masalah yang terjadi dalam Penerapan Strategi Bisnis Dalam Mengembangkan Usaha di Toko Bika Ambon Zulaikha ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1Kesimpulan ... 94

5.2Saran ... 96 LAMPIRAN - LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 32 Tabel4.2.1 Identitas Informan ... 54


(11)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS KOTA MEDAN

(Studi Pada Bika Ambon Zulaikha Jalan Mojopahit) Nama : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat

NIM : 110907099

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usaha pada Toko Bika Ambon Zulaikha.Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif yaitu dengan menguraikan dan menginterpretasikan data yang telah diperolah dari lapangan dan wawancara dengan informan yang telah ditentukan terlebih dahulu.Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dikumpulkan, disusun dan dianalisis agar dapat menemukan bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usahapada Toko Bika Ambon Zulaikha serta masukan sebagai solusi pengambilan keputusan dalam permasalahan yang dibahas.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi bisnis yang diterapkan oleh Toko Bika Ambon Zulaikha masih menggunakan strategi yang tradisional dalam mengimplementasikan strategi pemasaran dan strategi kepuasan pelanggan khususnya. Strategi pemberian label halal pada setiap produk menjadi andalan utama Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menarik minat pembeli, selain variasi rasa untuk setiap produk yang lebih banyak di bandingkan kompetitor.

Disamping itu, Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menerapkan strategi bisnisnya khususnya strategi pemasaran masih terkendala dan mengalami hambatan pada pengembangan melalui media promosi dan kekurang terbukaan pada penetapan harga pada setiap produk. Sementara itu pada strategi kepuasan pelanggan, motivasi untuk para karyawan diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan lebih dari apa yang sudah dilakukan Toko Bika Ambon Zulaikha saat ini.

Kata Kunci : Strategi Bisnis dan Pengembangan Usaha, Kuliner Khas Kota Medan


(12)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY TO EAT SPECIAL CITY FIELD

(Studies in Bika Ambon Zulaikha Road Mojopahit) Name : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat

NIM : 110907099

Prody : Business Administration Faculty : Ilmu Sosial Ilmu Politik

Advisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI

This study aims to determine how the business strategy in developing businesses in Stores Zulaikha Bika Ambon. Forms of research used in this study was a descriptive study with a qualitative approach, in which data collection techniques based on interviews, documentation, and literature.

The data analysis technique used is descriptive data analysis is to describe and interpret the data that has been obtained from the field and interviews with informants who have been determined in advance. Data were obtained from interviews and documentation collected, compiled and analyzed in order to discover how business strategies in developing businesses in Stores Bika Ambon Zulaikha and input as the solution of decision making in the issues discussed.

The results of this study indicate that the business strategy adopted by Bika Ambon shop Zulaikha still using traditional strategies in implementing marketing strategies and customer satisfaction strategy in particular. Strategy halal labeling on each product became the mainstay Store Bika Ambon Zulaikha in attracting buyers, in addition to flavor variations for each product more in compare competitors.

Besides, Store Bika Ambon Zulaikha in implementing its business strategy, especially marketing strategy is still constrained and experiencing barriers to development through a media campaign and lack of openness in pricing on any product. Meanwhile on customer satisfaction strategy, motivation for employees required to improve the performance and quality of service is more than what has been done Store Bika Ambon Zulaikha today.

Keywords : Business Strategy and Business Development, Culinary Typical Medan


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Medan merupakan Ibu kota provinsi Sumatera Utara yang sudah berdiri sejak 1 Juli 1590 dan terletak di bagian utara Pulau Sumatera.Seiring berjalannya waktu, kota Medan saat ini telah tumbuh menjadi kota terbesar di pulau Sumatera dan ke tiga terbesar di Indonesia dari segi tingkat pertumbuhan dan pembangunan perekonomian daerah.Letak Provinsi Sumatera Utara yang sangat strategis di pulau Sumatera memberikan keuntungan bagi sektor perekonomian khususnya kota Medan sebagai Ibu kota Provinsi. Potensi dan kondisi sumber daya yang ada di kota Medan sangat menjanjikan untuk di eksplorasi dan memberikan keuntungan bagi masyarakat kota ini. Pada tahun 2013 seperti dikutip dari surat kabar Tribunnews mengenai Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) akhir tahun di Gedung DPRD Kota Medan, Plt Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, mengatakan berdasarkan indikator makro ekonomi daerah, pertumbuhan ekonomi kota Medan cukup dinamis dan menunjukkan peningkatan signifikan. Pertumbuhan ekonomi daerah cukup dinamis sebesar 7,41 persen dan produktivitas ekonomi daerah semakin baik yang ditunjukan oleh pendapatan perkapita masyarakat mencapai 57,42 juta pertahun," tambah Eldi


(14)

Sehatnya iklim bisnis dan investasi berdampak pada pembangunan sarana dan prasarana di wilayah Sumatera Utara.Sebagai contoh, baru–baru ini Provinsi Sumatera Utara resmi memiliki sebuah Bandar Udara bertaraf Internasional yaitu Kuala Namu International Airport.Bandara Kuala Namu merupakan Bandara kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Soekarno– Hatta.Bandara yang berdiri di atas lahan seluas sekitar 1.300 hektare ini, ditargetkan bisa menampung penumpang hingga 16 juta orang per tahun. Dan bila tiga tahapan pembangunan pada tahun 2023 selesai, maka Kualanamu mampu menampung hingga 22 juta penumpang per tahun.Keberadaan Bandara ini melengkapi sarana dan prasarana kelengkapan transportasi di Sumut khususnya kota Medan disamping keberadaan Pelabuhan Belawan di sektor kelautan yang juga bertaraf Internasional. Keberadaan sarana dan prasarana seperti ini diprediksi akan semakin memudahkan akses menuju kota ini baik dalam kaitan rantai produksi barang ataupun kunjungan wisata ke kota Medan.

Selain dengan potensi bisnis dan investasi yang cukup menjanjikan, sebagaimana diketahui Provinsi Sumatera Utara juga memiliki banyak daerah tujuan wisata seperti Danau Toba, Berastagi, Pulau Samosir dan Warisan Sejarah dalam bentuk bangunan–bangunan abad XX yang masih terdapat di kota Medan. Kedatangan wisatawan baik asing maupun domestik tiap tahunnya juga menunjukkan peningkatan dimana jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara pada semester I 2014 naik 5,31% atau 129.382 orang pada periode yang sama ditahun sebelumnya.Jumlah kunjungan yang semakin tinggi ke Sumatera Utara


(15)

khususnya kota Medan secara signifikan menghidupkan pembangunan penunjang sektor kepariwisataan seperti perdagangan, perhotelan dan restoran bertaraf internasional dan khususnyaindustri pengolahan atau usaha kuliner baik besar maupun kecil.

Usahakuliner di kota Medan saat ini sedang mengalami peningkatan yang cukup tinggi memanfaatkan intensitas kunjungan wisatawan yang meningkat ke kota Medan.Keanekaragaman kuliner kota Medan juga menjadi salah satu peluang bisnis yang mengiringi keberlangsungan sektor kepariwisataan di kota Medan dan Sumatera Utara. Kuliner dikota Medan bahkan telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena keragamannya seperti Durian Medan, Lemang, Bolu Meranti, Sirup Markisa hingga BikaAmbon. Tidak heran jika muncul usaha–usaha kuliner yang jeli melihat peluang dari keragaman kuliner di Medan khususnya kuliner BikaAmbon. Kuliner ini tengah menjadi idola bagi para penikmat kuliner di kota Medan, bahkan kuliner yang satu ini telah menjadi ikon kuliner kota Medan.

Toko BikaAmbonZulaikha adalah salah satu contoh usaha kuliner yang serius dalam menggarap potensi kuliner kota Medan yaitu BikaAmbon. Berawal dari usaha kecil dengan modal yang tidak besar, saat ini toko BikaAmbonZulaikha telah berubah menjadi usaha kuliner yang besar dan menguasai pasar kuliner oleh – oleh khas Medan yaitu BikaAmbon.Banyak orang berasumsi kuliner BikaAmbon produksi toko Zulaikha adalah oleh– oleh yang wajib dibeli ketika berkunjung ke kota Medan. Hal itu menunjukkan bahwa BikaAmbonZulaikha memang sudah sangat diterima


(16)

oleh pasar. Meski dikategorikan sebagai usaha kecil menengah, namun dengan keunggulan yang mereka miliki saat ini toko BikaAmbonZulaikha tengah menjadi market leader kuliner BikaAmbon di kota Medan dengan omzet yang sangat fantastis. TokoZulaikha mampu memproduksi dan menjual 1000 kotak lebih BikaAmbon perharinya jauh dibandingkan jumlah yang mampudiproduksi dan dijual pesaingnya.

Kemampuan toko Zulaikha dalam menjaga kualitas produk mereka serta penerapan strategi bisnis yang mereka terapkan menjadikan mereka berada di posisi utama dalam menguasai pasar yang segmentasinya adalah pecinta kuliner BikaAmbon di kota Medan. Eksistensi toko Zulaikha bahkan dapat dibuktikan ketika pelanggan atau pecinta kuliner BikaAmbon berasumsi bahwa produk BikaAmbon hanya diproduksi oleh toko Zulaikha begitupun sebaliknya.Kemampuan toko BikaAmbon Zulaikha dalam memasarkan produk mereka serta menjaga kualitas produk buatan mereka merupakan faktor utama disamping kejelian toko Zulaikha dalam melihat pasar yang didominasi oleh wisatawan yang datang ke kota Medan.

Strategi yang diterapkan toko Zulaikha dalam memasarkan serta memperkenalkan produk mereka ke pasar memang patut di apresiasi sebab pada awal kemunculannya, toko Zulaikha bukanlah pioneer untuk usaha kuliner BikaAmbon di kota Medan. Dengan tanpa mendiskreditkan eksistensi usaha BikaAmbon lainnya, toko Zulaikha memang dapat dikatakan unggul dalam strategi bisnis dan kualitas produk yang mereka miliki.


(17)

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Kuliner Khas Kota Medan (StudiPada TokoBikaAmbonZulaikhaJalan Mojopahit)”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas serta hasil pemantauan yang telah dilakukan pada toko BikaAmbonZulaikha di Jalan Mojopahit, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Bagaimana strategi pengembangan usahayang diterapkan toko Bika Ambon Zulaikha?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang akan dikaji dan diteliti yaitu pada aspek strategi pemasaran dan aspek strategi kepuasan pelanggan.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui strategi bisnis dalam mengembangkan usaha pada toko Bika Ambon Zulaikha.

2. Untuk mengetahui permasalahan – permasalahan yang terdapat pada penerapan strategi bisnis yang digunakan toko BikaAmbonZulaikha di Jalan Mojopahit

1.5 Manfaat Penelitian


(18)

1. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih, meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih mengerti terhadap rangkaian strategi bisnis kuliner yang baik. 2. Bagi Pemilik Usaha, dapat memberikan kontribusi berupa masukan

(saran) yang berguna bagi perkembangan usaha toko BikaAmbon yang mereka miliki.

3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Program Studi Administrasi Bisnis, penelitian ini sebagai bahan masukan bagi fakultas dan jurusan untuk menjadi bahan referensi tambahan bagi mahasiswa dan mahasiswi di masa mendatang. Serta dapat memberikan sumbangan kepustakaan yang berupa informasi tambahan yang berguna dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak – pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.


(19)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Landasan Teori

Untuk memudahkan penulis dalam rangka menyusun penelitian ini, maka dibutuhkan teori – teori sebagai pedoman yang disebut kerangka teori untuk menggambarkan sudut masalah yang disorot peneliti.

2.1.1 Bisnis

Bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah umum yang menggambarkan sebuah aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam bentuk kehidupan sehari – hari. Bisnis itu sendiri dapat dipandang sebagai suatu sistem menyeluruh yang menggabungkan sub sistem yang lebih kecil yang disebut industri. Artinya, setiap industri dibentuk dari banyak perusahaan yang terdiri dari berbagai ukuran perusahaan dengan berbagai produk yang dihasilkannya, termasuk kegiatan pemasaran, pengembangan SDM, pengaturan keuangan dan sistem manajemen.

Huat, T Chwee, et. Al (1990) mendefenisikan bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat kita (business is then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society). Dengan mengambil defenisi sistem tersebut, kita dapat mengharapkan suatu hubungan yang saling mengisi antara bisnis dan pilihan kebutuhan dalam masyarakat kita.


(20)

Pendapat lain dikemukakan oleh Griffin dan Ebbert (1996) bahwa bisnis itu merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Dalam bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada

, dari kata

dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Dalam pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai denga berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum atau serikat pekerja.


(21)

2.1.2 Bentuk – Bentuk Organisasi Bisnis

Terdapat tiga bentuk utama dari organisasi bisnis, yaitu: a. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan Perseorangan adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh hanya satu orang. Orang ini bertanggung jawab atas keseluruhan harta kekayaan perusahaan tersebut dan mempunyai hak atas keseluruhan keuntungan hasil dari usaha. Namun, orang tersebut juga mempunyai kewajiban tidak terbatas akan hutang yang ditanggung oleh perusahaan apabila mengalami kerugian. Hal ini karena seluruh harta kekayaan pribadi berada dalam status jaminan bagi usaha yang akan dijalankan.

b. Perusahaan Persekutuan (Firma)

Persekutuan (Firma dan Komanditer) merupakan bentuk organisasi bisnis dimana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari perusahaan sehingga tanggung jawab dan hak yang ada akan ditanggung oleh mereka. Firma adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu nama bersama dimana peserta – pesertanya langsung dan sendiri – sendiri bertanggung jawab sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan komanditer (CV) adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak yang bertanggung jawab renteng (solider) dan satu orang atau lebih sebagai pihak lain yang mempercayakan uangnya (Lupiyoadi R. dan Wacik J, 1998).


(22)

c. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum, terpisah dari individu – individu yang memilikinya. Dalam pengertiannya, perseroan terbatas (PT) merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang – Undang serta peraturan pelaksanaannya.

d. Koperasi

Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan politik yang cukup kuat karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu berpegang pada pasal 33 UUD 1945, khususnya ayat 1 yang menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekuasaan”. Dalam penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula dikemukakan oleh Mohammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal tersebut.

2.1.3 Klasifikasi Bisnis

Klasifikasi Bisnis menurut (KLUI) 1997, yaitu: 1. Usaha Pertanian

Adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan yang menghasilkan produksi pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan,


(23)

kehutanan, perburuan dan perikanan) dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual atau ditukar atau menunjang kehidupan. 2. Usaha Pertambangan dan Penggalian

Adalah usaha yang melakukan kegiatan persiapan dan pengambilan unsur – unsur kimia, mineral, bijih – bijihan dan segala macam batuan termasuk batu – batu mulia yang merupakan endapan alam, baik berupa padat, cair, maupun gas untuk tujuan komersial.

3. Usaha Industri Pengolahan

Adalah usaha yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar atau bahan mentah menjadi barang jadi. Atau barang setengah jadi (work in process) dan/atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga lebih dekat kepada pemakaian akhir untuk tujuan komersil.

4. Usaha Listrik, Gas dan Air

a) Usaha Listrik adalah usaha yang melakukan kegiatan pembangkitan tenaga listrik serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik kepada rumah tangga, instansi dan konsumen lainnya untuk tujuan komersil. Contoh PLN.

b) Usaha Gas adalah usaha yang melakukan kegiatan menyediakan gas serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kota kepada rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya untuk tujuan komersil. Contoh Perusahaan Gas Negara.

c) Usaha Air Bersih adalah usaha yang melakukan kegiatan penjernihan, penyediaan dan penyaluran air melalui terminal air,


(24)

mobil tangki ke rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya dengan tujuan komersil. Contoh PAM.

5. Usaha Konstruksi

Usaha Konstruksi adalah usaha yang mempunyai kegiatan dengan hasil akhir berupa bangunan atau konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya dengan tujuan komersil.

6. Usaha Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Lapangan usaha ini meliputi:

a) Perdagangan Besar (grosir/wholeseller) adalah perdagangan barang baru maupun bekas yang pada umumnya dalam partai besar kepada para pemakai selain konsumen rumah tangga, seperti pedagang eceran, perusahaan industri, kantor, rumah sakit, rumah makan dan jasa akomodasi.

b) Perdagangan eceran (retailer) adalah perdagangan yang melakukan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang – barang baru maupun bekas kepada konsumen rumah tangga.

c) Restaurant, Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga 7. Usaha Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi

a) Usaha Angkutan adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan untuk mengangkut penumpang dan barang/ternak dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor baik melalui darat, air maupun udara dengan mendapatkan balas jasa.


(25)

b) Perusahaan Pergudangan adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan untuk menyimpan sementara barang – barang milik orang lain sebelum barang tersebut dikirim ke tujuan akhir dengan menerima balas jasa

c) Komunikasi adalah transformasi informasi dari seorang ke orang lain dengan menggunakan bahasa, suara, gambar, kode atau tanda komersil lainnya.

8. Usaha Lembaga Keuangan

Usaha Lembaga Keuangan mencakup: a) Usaha Perbankan

b) Usaha Lembaga Pembiayaan

c) Usaha Lembaga – Lembaga di Pasar Modal d) Usaha Asuransi

e) Usaha Lain – Lain

2.1.4 Strategi Bisnis

Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan didalam suatu industri atau segmen pasar tertentu (Solihin 2012:196).

Strategi bisnis adalah strategi yang menekankan pada peningkatan dari posisi kompetitif terhadap produk atau jasa perusahaan dalam industri yang spesifik atau segmen pasar yang dilayani oleh unit bisnis tersebut (Wheelen dan Hunger, 2011:13).


(26)

Strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yang ditujukan adalah bagaimana cara bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebaiknya didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter.

Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan. Tekanan persaingan mencakup:

1. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang membawa kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan laba, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya.

2. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik, maka harga pokok perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan harga jual produk. Jika harga jual produk naik, maka sesuai dengan hukum permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu pula jika pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas produk penghasil juga akan turun, sehingga akan mengurangi kepuasan konsumen.

3. Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap pembeli semacam ini berlaku universal dan memainkan peran yang


(27)

cukup menentukan bagi perusahaan. Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan membeli produk perusahaan.

4. Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti disenangi oleh orang yang berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.

5. Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang dapat memikat hati konsumen maka perusahaan akan dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga murah atau diskon.

Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen, seperti : Strategi Pemasaran, Strategi Produksi atau Operasional, Strategi Distribusi, Strategi Organisasi, Strategi Penetapan Harga dan Strategi – strategi yang berhubungan dengan Keuangan. Berikut akan dijelaskan beberapa strategi bisnis yang diterapkan berdasarkan pembatasan masalah pada penelitian ini :


(28)

2.1.4.1 Strategi Pemasaran

Definisi Strategi Pemasaran

Tull dan Kahle (1990), strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusaahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

Corey (dalam Dolan, 1991), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkaitan, kelima elemen tersebut adalah:

1. Pemilihan Pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan didasarkan pada faktor – faktor (Jain, 1990):

a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi.

b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit.

c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial – and – error

di dalam menanggapi peluang dan tantangan.

d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi.

Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan.

2. Perencanaan Produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk dan desain penawaran individual pada


(29)

masing – masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi dan bantuan teknis disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual.

3. Penetapan Harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.

4. Sistem Distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.

5. Komunikasi Pemasaran (Promosi), yang meliputi periklanan,

personal selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relation.

2.1.4.1.1 STP (Segmentation, Targeting dan Positioning)

a. Segmentasi (Segmentation) adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah – milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk.

Dasar Segmentasi (Segmentation), dibagi beberapa bagian yaitu : 1. Segmentasi Geografis


(30)

2. Segmentasi Demografis

Karakteristik demografis yang paling sering digunakan adalah usia, gender, status perkawinan, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dll.

3. Segmentasi Psikologis

Karakteristik psikologis merujuk ke sifat – sifat diri atau hakiki konsumen perorangan.

4. Segmentasi Psikografis

Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya hidup.

5. Segmentasi Sosial Budaya

Berbagai variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) yaitu variabel sosial budaya.

6. Segmentasi Terkait Pemakaian

Bentuk segmentasi ini menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa atau pemakaian merek, seperti tingkat pemakaian.

7. Segmentasi Situasi Pemakaian

Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian 8. Segmentasi Manfaat

Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam menentukan manfaat produk yang penting bagi konsumen.


(31)

9. Segmentasi Gabungan

Dua pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation approach) adalah:

a. Profil Psikografis – Demografis

Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil maksimal jika digunakan bersama.

b. Segmentasi Geodemografis

Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi yang sama.

b. Targetting

Setelah perusahaan memilih segmen pasar yang akan dimasuki, strategi selanjutnya adalah menentukan target pasar atau pasar sasaran. Definisi umum dari targetting adalah proses memilih target market yang tepat bagi produk dan jasa perusahaan.Langkah

Targetting yaitu dengan menganalisa permintaan konsumen, penentuan sasaran pasar dan mengembangkan strategi pemasaran.

c. Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang suatu produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan atau ciri khas tertentu diingatan konsumen.


(32)

Product positioning yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain:

1. Penentuan posisi berdasarkan nilai 2. Penentuan posisi berdasarkan atribut

3. Penentuan posisi berdasarkan kategori produk 4. Penentuan posisi berdasarkan manfaat

a. Positioning Berdasarkan Nilai

Penentuan posisi menurut nilai adalah memposisikan produk sebagai pemimpin dalam menawarkan nilai terbaik. Nilai dipengaruhi oleh kualitas dan harga.

b. Positioning Berdasarkan Atribut

Penentuan posisi (positioning) berdasarkan atribut adalah memposisikan produk berdasarkan atribut atau sifat, misalnya simbol, lambang, ukuran, warna, keberadaan, kedudukan dan sebagainya.

c. Positioning Berdasarkan Kategori

Positioning (penentuan posisi) menurut kategori produk adalah memposisikan produk sebagai pemimpin dalam kategori produk. Kategori produk dapat kita kelompokkan dalam kategori minuman dan makanan, kategori, produk rumah tangga, kategori obat – obatan.

d. Positioning Berdasarkan Manfaat

Penentuan posisi (positioning) menurut manfaat adalah memposisikan produk sebagai pemimpin dalam suatu manfaat


(33)

tertentu. Manfaat mencakup manfat simbolis, manfaat fungsional dan manfaat berdasarkan pengalaman.

2.1.3.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Pemasar menggunakan alat untuk mendapat tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran, alat–alat itu selanjutnya membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk terus–menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Sunarto, 2006:9). Istilah bauran pemasaran dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion), tempat (place).

Keempat unsur dalam bauran pemasaran berkaitan satu sama lain dalam suatu konsep sistem. Namun keempat unsur tersebut masih dirasa kurang mencakupi untuk diterapkan pada produk dan jasa. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu orang (people), proses (proses) dan pelayanan pelanggan (customer service). Beberapa penulis memasukkan bukti–bukti fisik (physical evidence) sebagai tambahan 4P (Tjiptono, 2005:30). Keputusan dalam suatu bagian mempengaruhi bagian yang lainnya. Pada akhirnya, dari berbagai variasi yang ada manajemen harus memilih kombinasi yang paling sesuai dengan lingkungannya (Stanton, 1999:46).


(34)

1. Produk (Product)

Menurut Kotler (dalam Mursid, 1993:71) produk adalah hasil akhir yang mengandung elemen–elemen fisik, jasa dan hal–hal yang simbolis yang dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberi kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya. Didalam pengertian produk mencakup segi fisik dan hal–hal lain yang lebih ditentukan oleh konsumen seperti masalah jasa yang menyertainya, masalah psikologis seperti kepuasan pemakaian, simbol status, segi artistik dan lain sebagainya. Produk merupakan suatu hal yang menjadi daya tarik ketika seorang pembeli ingin membeli barang atau menggunakan jasa yang ditawarkan produsen.

Keputusan pembeli dalam membeli barang atau menggunakan jasa apabila merasa suatu produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam kasus seperti ini, produk perusahaan harus menyesuaikan terhadap pembeli bukan sebaliknya. Ini untuk menciptakan chemistry yang terikat antara produk perusahaan dengan konsumen. Secara teknis marketing, konsumen hanya dapat dipengaruhi dan tidak dapat dikendalikan. Dengan demikian hanya produk yang dapat dikendalikan dalam mempengaruhi daya beli konsumen.

Dalam mencapai dan mempertahankan posisi strategis produk dalam persaingan pasar maka setiap pemasar harus mampu (Winardi, 1989:443) :


(35)

a. Mengembangkan produk–produk baru b. Memodifikasi produk–produk yang ada

c. Menghapuskan produk–produk yang tidak lagi memenuhi kebutuhan para pembeli.

2. Harga (Price)

Dalam pemasaran seringkali hal yang dapat diubah untuk bereaksi terkait permintaan dan penawaran dari pembeli dan tekanan dari pesaing adalah harga. Penetapan harga merupakan bagian penting dalam strategi pemasaran yang secara langsung berkaitan dengan produk. Menurut Stanton (dalam Angiopora, 1996:174), Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Secara esensi, harga memilki dampak psikologis pada pembeli yang dapat mempengaruhi minat beli masyarakat. Maka dalam menentukan harga para pemasar harus menentukan berdasarkan aspek–aspek sosial yang dinamis dan juga iklim persaingan pasar.

Selain itu, untuk meningkatkan tujuan dari penetapan harga, para pemasar juga harus mampu menetapkan sasaran–sasaran penetapan harga. Hal ini disebabkan sasaran–sasaran penetapan harga akan mempengaruhi keputusan–keputusan dalam wilayah–wilayah fungsional seperti misalnya bidang keuangan, akunting dan produksi, maka sasaran–sasaran tersebut harus konsisten pula dengan misi dan


(36)

tujuan menyeluruh dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan (Winardi, 1989:379).

3. Tempat (Place)

Tempat dalam pelayanan merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dan dalam rangka kegiatan memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang akan digunakan. Menurut Rezvan, saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang–barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai (dalam Angiopora, 1996: 191).

Pada dasarnya, pada waktu memilih saluran distribusi perusahaan harus berpedoman ukuran 3C, yakni channel control (pengendalian saluran), market coverage (liputan pasar) dan cost (biaya) yang cocok dengan taraf pelayanan (Stanton, 1984:83).

4. Promosi (Promotion)

Promosi dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk membujuk para calon pembeli dalam menerima, menjual kembali, merekomendasikan atau menggunakan produk, servis atau ide yang


(37)

sedang dipromosikan yang didalam prosesnya terjadinya pula proses mempengaruhi pengetahuan, sikap serta perilaku pembeli.

Dalam kegiatannya promosi dapat dilakukan dalam beberapa cara sebagai berikut (Mursid, 1993:96–99) :

a. Pengiklanan

Merupakan kegiatan penawaran kepada suatu kelompok masyarakat baik secara lisan maupun dengan penglihatan (berupa berita) tentang suatu produk, jasa atau ide. Kegiatan pengiklanan dikenakan biaya, yang mana pihak sponsor membayar kepada media yang membawakan berita tersebut. Melalui pengiklanan, seorang penjual menyampaikan sebuah pesan kepada pembeli melalui media seperti televisi, koran, radio, majalah dll

b. Publisitas

Merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi atau perusahaan yang disebarluaskan ke masyarakat dengan cara membuat berita yang mempunyai arti komersil atau berupa penyajian–penyajian yang bersifat positif. Dengan demikian suatu perusahaan dan produknya dapat menjadi perhatian umum. Kegiatan publishing dilakukan dengan tidak perlu membayar. Biasanya publisitas ini berbentuk memuji suatu produk, jasa atau organisasi.


(38)

5. Orang (People)

Bagi sebagian besar produk, orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Dalam industri produk dan jasa, setiap orang merupakan “part time marketer” yang tindakan dan perilakunya mempunyai dampak langsung pada output yang diterima pelanggan. Oleh sebab itu setiap industri harus secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan.

6. Bukti Fisik (Physical Evidance)

Karakteristik tangible pada produk menyebabkan pelanggan potensial tidak dapat menilai suatu produk sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabkan resiko yang dipersiapkan konsumen dalam keputusan pembelian dapat diminimalisir. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik produk.

7. Proses (Process)

Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen

high contact services. Dalam bisnis, proses berbicara tentang kemudahan administrasi dalam menggunakan produk.

8. Pelayanan Pelanggan (Customer Services)

Layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total produk dan jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab atas unsur bauran pemasaran ini tidak dapat dibatasi hanya pada


(39)

departemen layanan pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua personel produksi, baik yang dipekerjakan oleh organisasi maupun pemasok. Manajemen kualitas produk yang ditawarkan kepada pelanggan berkaitan erat dengan kebijakan desain produk dan personalia.

2.1.4.2 Strategi Kepuasan Pelanggan

Strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para pesaing harus berusaha keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya untuk merebut pelanggan. Satu hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana maupun sumber daya manusia (Schnaars, 1991).

Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Strategi pemasaran berupa Relationship Marketing (McKenna, 1991),yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara penjual dan pembeli berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus menerus (Jackson, 1985 dalam Schnaars 1991), yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (repeat bussines). Betapa pentingnya hubungan ditunjukkan dengan pernyataan Levitt (dalam Schnaars, 1991) bahwa “semakin banyak kegiatan ekonomi dunia yang dilakukan melalui hubungan jangka panjang antara pembeli dan penjual”.


(40)

2. Strategi Superior Customer Service (Schnaars, 1991), yaitu menawarkan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing. Hal ini membutuhkan dana yang besar, kemampuan sumber daya manusia dan usaha yang gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan yang superior. Oleh karena itu, seringkali (tetapi tidak harus) perusahaan yang menawarkan customer service uang lain akan membebankan harga yang lebih tinggi pada produknya. Akan tetapi mereka biasanya memperoleh manfaat besar dari pelayanan yang lebih baik tersebut, yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan besarnya laba (gain) yang diperoleh. Contoh pelayanan superior yang dapat diberikan adalah distributor komputer memberikan pelayanan konsultasi gratis seputar permasalahan komputer, surat kabar yang memberikan jasa pelayanan gratis dalam menentukan format iklan bagi pemasang iklan, lembaga pendidikan kursus tertulis memberikan kesempatan kepada setiap calon peserta untuk mencoba modulnya selama jangka waktu tertentu misalnya dua bulan, toko khusus pakaian yang memberikan keleluasan untuk menukar/mengembalikan jas, jaket, sweater atau pakaian lainnya selama tenggang waktu tertentu dan lain – lain.

3. Strategi Uncounditional Guarantees (Hart, 1988). Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan.


(41)

Selain itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.

4. Strategi Penanganan Keluhan Yang Efisien (Schnaarss, 1991). Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan yang puas (atau bahkan menjadi pelanggan abadi).

5. Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan, meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan, memberikan pendidikan atau pelatihan menyangkut komunikasi, salesmanship dan public relation kepada pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan untuk memuaskan pelanggan (yang penilaiannya bisa didasarkan pada survey pelanggan) ke dalam sistem penilaian prestasi karyawan, dan memberikan empowermen yang lebih besar kepada para karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

6. Menerapkan Quality Function Deployment (QFD), yaitu praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan.

2.2 Usaha Mikro Kecil dan Pengembangan Usaha 2.2.1 Usaha Mikro Kecil

Badan Pusat Statistik mendefenisikan Usaha Mikro sebagai usaha yang memiliki tenaga kerja lebih dari 4 orang. Sedangkan Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang – Undang No. 9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling


(42)

banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal diatas Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). World Bank

mendefenisikan Usaha Kecil atau Small Enterprise, dengan kriteria : Jumlah karyawan kurang dari 30 orang; Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta; Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.

Namun demikian pengertian terbaru mengenai Usaha Kecil menurut Undang – Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Beberapa karakteristik UMK secara umum, yaitu : 1. Manajemen pengelolaan masih sederhana 2. Rendahnya akses terhadap lembaga kredit 3. Belum memiliki status badan hukum


(43)

5. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu – waktu dapat berganti

6. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu – waktu dapat pindah tempat

7. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

8. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai

9. Tingkat pendidikan rata – rata relatif sangat rendah

10. Umumnya belum memiliki akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke lembaga keuangan non bank

11. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP

World Bank, membagi UMKM ke dalam 3 jenis, yaitu : a. Medium Enterprise, dengan kriteria :

1. Jumlah karyawan maksimal 300 orang,

2. Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta, dan 3. Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta.

b. Small Enterprise, dengan kriteria :

1. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang,

2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta, dan 3. Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.


(44)

1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang, dan 2. Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu

Tabel 2.1

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Organisasi Jenis Usaha Kriteria

Biro Pusat Statistik (BPS)

Usaha Kecil Pekerja < 5 – 9 orang Usaha Menengah Pekerja 20 – 99 orang

Bank

Indonesia

(BI)

Usaha Mikro (SK Dir BI No 31/21/KEP/DIR Tanggal 5 Mei 1998)

a. Usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin b. Dimiliki oleh keluarga sumber daya lokal dan teknologi sederhana c. Lapangan usaha

mudah untuk exit dan

entry

Usaha Menengah (SK Dir BI No 30/45/Dir/UK Tanggal 5 Januari 1997)

a. Aset < Rp 5 milyar untuk industri

b. Aset < Rp 600 juta diluar tanah dan bangunan

c. Omzet tahunan < Rp 3 milyar


(45)

Bank Dunia

Usaha Kecil a. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang b. Pendapatan setahun <

$ 3 juta

c. Jumlah aset $ 3 juta Usaha Menengah a. Jumlah karyawan

maksimal 300 orang b. Pendapatan setahun

hingga sejumlah $ 15 juta

c. Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta Kementrian

Koperasi dan UKM

(Undang-Undang No. 20 tahun 2008)

Usaha Kecil a. Kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta b. Hasil penjualan

tahunan (omset/tahun) lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5 Milyar Usaha Menengah Kekayaan bersih (tidak


(46)

termasuk tanah dan bangunan) lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 Milyar

Sumber : Bank Indonesia; http:// infoukm.wordpress.com, 2008.

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro memiliki karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain : 1. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana

yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang

2. Tidak sensitif terhadap suku bunga

3. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter

4. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.

Permasalahan yang dihadapi oleh usaha mikro kecil menyangkut banyak persoalan, contohnya ketimpangan struktural dalam alokasi dan penguasaan sumber daya, ketidaktegasan negara pada upaya pengembangan ekonomi rakyat dalam kebijakan dan pengembangan strategi industrialisasi, struktur pasar yang bersifat oligopolies, kinerja yang relatif terbatas pada hal yang klasikal (SDM, modal dan akses terhadap lembaga keuangan, teknologi, manajemen, pemasaran dan informasi), terjadinya distorsi dan inkonsistensi kebijakan yang menyangkut upaya pengembangan (Hubeis 2009:1)


(47)

2.2.2 Pengembangan Usaha

Menurut Anoraga (2000:66), pengembangan usaha dalam tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas. Jika hal ini dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar.

Menurut Hubeis, pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi (UMKM) tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

a) Kemampuan UKMK dijadikan kekuatan utama pengembangan ekonomi berbasis lokal yang mengandalkan sumber daya lokal

b) Kemampuan UKMK dalam peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing

c) Menghasilkan produk yang bermutu dan berorientasi pasar (domestik maupun ekspor)

d) Berbasis bahan baku lokal e) Subtitusi impor

2.2.3 Teknik Pengembangan Usaha

Menurut Suryana (2013:156), pengembangan usaha dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Pengembangan Skala Ekonomis

Peningkatan skala ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi dan tempat usaha. Peningkatan skala ekonomis dilakukan apabila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang yang berarti


(48)

mencapai skala ekonomis, jika peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang, maka tidak baik untuk dilakukan. 2. Perluasan Cakupan Usaha

Perluasan cakupan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha baru, produk dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi serta dengan teknologi yang berbeda.

Lingkup usaha ekonomis dapat didefenisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya produksi gabungan dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama – sama lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi masing – masing produk apabila diproduksi terpisah

2.3 Pengertian Kuliner

Menurut C. Soejoeti Tarwotjo (1998 : 1) Kuliner adalah perpaduan antara ilmu dan seni. Mengapa demikian? Karena untuk mempelajari kuliner, dibutuhkan pengetahuan ilmu bahan makanan serta pengetahuan tentang alat – alat penyelenggaraan makanan. Kata kuliner berarti suatu seni mengolah bahan makanan dan mempersiapkan bahan makanan yang akan dimasak, termasuk mengupas, mencuci, memotong – motong, memberi bentuk dan memberi bumbu yang semuanya dikerjakan dengan benar dan tepat. Kemudian diteruskan dengan memasak bahan makanan yang telah dipersiapkan dengan berbagai macam teknik memasak serta bagaimana menyajikan makanan atau hidangan yang menarik, yang dapat menggugah selera makan dan lezat rasanya. Mengenai hal ini dibutuhkan suatu keterampilan dan suatu seni tersendiri.


(49)

Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan. Karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari – hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan yang serba enak. 2.3.1 Tujuan Penyelenggaraan Kuliner

Tujuan akhir penyelenggaraan kuliner berkaitan dengan kemampuan menghidangkan makan yang siap untuk disantap, yaitu makanan lezat, sehat dan bergizi serta menarik. Untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan antara lain pengetahuan tentang ilmu bahan makanan, keterampilan seni memasak dan pengetahuan tentang alat penyelenggaraan makanan.

Selain itu, dituntut adanya keterampilan seni memasak dan cara menghidangkan yang menarik. Tak kalah pentingnya, pengetahuan tentang higiene dan sanitasi makanan perlu dipelajari pula.

a. Ilmu bahan makanan, mempelajari tentang macam bahan makanan, sifat bahan makanan, asal bahan makanan dan keadaan bahan makanan.

b. Keterampilan seni memasak, meliputi terampil dalam membaca dan mempraktekan resep makanan dan terampil dalam mengembangkan resep – resep yang ada, serta menciptakan resep – resep baru atau kreasi baru.

c. Pengetahuan alat penyelenggaraan makanan, mempelajari tentang alat – alat, khususnya alat atau barang yang digunakan untuk menjalankan kegiatan makanan.


(50)

Oleh karena itu, untuk mempunyai keahlian dalam bidang kuliner ini dibutuhkan ketekunan, keuletan dan kreativitas serta kepandaian tentang pengetahuan – pengetahuan bahan makanan dan penyelenggaraan makanan.

Setelah memperhatikan uraian mengenai pengertian dan tujuan kuliner, berikut ini dijelaskan defenisi atau batasannya. Kuliner adalah perpaduan antara pengetahuan ilmu bahan makanan serta seni mengolah bahan makanan yang dapat menghasilkan suatu hidangan siap santap yang lezat, sehat, bergizi dan menarik sehingga dapat menggugah selera makan. 2.3.2 Jenis – Jenis Penyelenggaraan Kuliner

Jenis – jenis penyelenggaraan kuliner meliputi : 1. Pengadaan Makanan

Makanan adalah suatu hidangan hasil pengolahan bahan makanan. Untuk mendapatkan hasil pengolahan yang baik dan sesuai dengan tujuan, perlu diadakan perencanaan. Bila telah direncanakan dan ditentukan apa yang akan dihidangkan, lalu direncanakan pengadaan bahan makanannya, yaitu dengan membuat suatu daftar pembelian atau daftar pembelanjaan sesuai dengan bahan makanan yang dibutuhkan. Dalam daftar belanja dituliskan nama bahan, jumlah bahan makanan dan perkiraan harga. Untuk jumlah bahan makanan yang akan dibeli, diperinci jumlah/berat kotor dan jumlah/berat bersih bahan makanan. 2. Pengadaan Tenaga

Penyelenggaraan kuliner perlu dikelola oleh suatu organisasi yang dipimpin oleh seorang ahli atau orang yang berpengalaman dalam bidang penyelenggaraan kuliner, dibantu oleh beberapa tenaga sesuai


(51)

dengan kebutuhan, yang mempunyai keahlian dalam bidang masing – masing. Misalnya, ahli dalam memasak banyak nasi, memasak kue – kue atau makanan kecil dan ahli memasak masakan daging.

Untuk penyelenggaraan kuliner suatu keluarga biasa dipegang oleh kepala keluarga atau ibu rumah tangga dibantu satu atau lebih pembantu rumah tangga sesuai dengan kebutuhan dan keadaan. Pengadaan ini sangat tergantung besarnya makanan yang akan diproduksi dan banyaknya macam makanan yang akan dimasak, disamping memperhatikan kemampuan ekonomi.

Untuk penyelenggaraan kuliner dalam jumlah banyak, seperti rumah sakit, hotel, asrama dan sejenisnya, perlu ada organisasi pengelola, yang terdiri atas ketua, pengurus dan anggota. Sebagai ketua atau pimpinan, diharapkan mempunyai pengetahuan manajemen penyelenggaraan kuliner.

3. Pengadaan Tempat

Tempat penyelenggaraan kuliner adalah suatu ruangan yang digunakan untuk menjalankan semua kegiatan yang berkaitan dengan kuliner. Kegiatan itu dimulai dari perencanaan segala sesuatunya sampai distribusi atau menghidangkan makanan yang telah dimasak.

4. Pengadaan Alat

Sesuai dengan fungsinya, penyelenggaraan kuliner dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) alat pengolahan bahan makanan, (b) alat penghidang makanan, (c) alat makan dan minum dan (d) alat dapur elektronik.


(52)

(a) Alat Pengolahan Bahan Makanan

Alat pengolahan bahan makanan terdiri atas alat persiapan memasak dan alat memasak. Alat persiapan memasak adalah semua alat yang digunakan untuk mempersiapkan bahan makanan yang akan dimasak.

(b) Alat Penghidang Makanan

Alat Penghidang Makanan adalah semua alat yang digunakan untuk menghidangkan makanan yang akan disajikan diatas meja penghidang atau meja makanan.

(c) Alat Makan dan Minum

Alat makan ialah seperangkat alat makan yang biasanya diatur/ disusun di atas meja makan sebelum makanan dihidangkan.Alat minum ialah seperangkat alat minum yang biasanya digunakan pada jamuan minum teh.

(d) Alat Dapur Elektronik

Sesuai dengan perkembangan teknologi dalam bidang alat seni untuk memasak atau kuliner, maka tercipta berbagai alat dapur elektronik, yaitu alat yang dioperasikan dengan tenaga listrik. Alat ini sangat praktis, cepat, menghemat waktu, bersih dan hasilnya baik. Kelemahan dari alat dapur elektronik ini sangat tergantung dari aliran listrik di dalam rumah.

5. Pengadaan Biaya

Perencanaan biaya penyelenggaraan kuliner disesuaikan dengan semua kebutuhan dan direncanakan, selain memperhatikan kemampuan atau


(53)

daya beli. Hal yang mempengaruhi nilai / biaya ialah tempat atau daerah, keadaan pada saat itu, musim, besarnya porsi dan bentuk makanan. Dengan adanya berbagai macam bahan makanan dan alat serta harga yang sangat bervariasi, diharapkan dapat merencanakan biaya penyelenggaraan dengan tepat. Dengan membuat daftar belanja yang baik sesuai dengan kebutuhan, pengeluaran dapat dikendalikan.

2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual

Penulis meneliti tentang strategi pengembangan usaha kuliner khas kota Medan dengan melihat lingkungan usaha yang terdiri dari beberapa aspek strategi bisnis diantaranya adalah strategi pemasaran danstrategi kepuasan pelanggan.

2.5 Peneliti Terdahulu

Adapun yang mendukung tentang penelitian tersebut dapat dipengaruhi oleh penelitian terdahulu yang mengenai Strategi Pengembangan Usaha sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu cukup banyak yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian tersebut adalah menganalisis dan merumuskan strategi pengembangan usaha sesuai objek penelitiannya masing – masing. Diantaranya adalah :

1. Eqy Gusti I S Kembaren (Universitas Sumatera Utara, 2014), melakukan penelitian tentang “Strategi Pengembangan Usaha Pada Jasa Warung Internet GINPI Perumnas Simalingkar Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelompokkan faktor internal dan faktor eksternal usaha, kemudian pada tahap EFAS IFAS, diagram Cartesius dan Matriks


(54)

SWOT. Setelah itu, maka didapatlah Pada penelitian terdahulu, metode yang digunakan dalam strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan. Penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dilihat dari metode yang digunakan peneliti sama dengan metode yang digunakan oleh penelitian terdahulu. Serta penelitian terdahulu ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi yang digunakan juga oleh peneliti.

2. Mutiara Dewi (Institut Pertanian Bogor, 2009), melakukan penelitian tentang “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt Pada Rinadya Yoghurt, Kabupaten Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis faktor – faktor lingkungan internal Rinadya Yoghurt, (2) Menganalisis faktor – faktor lingkungan eksternal Rinadya Yoghurt dan (3) Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan pada pihak Rinadya Yoghurt. Pada tujuan penelitian Rinadya Yoghurt sama dengan tujuan peneliti yang akan dilakukan pada Usaha Kuliner Khas Medan (BikaAmbonZulaikha). Selain itu tekhnik analisis data juga sama – sama menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian Rinadya Yoghurt adalah sebagai berikut (1) Berdasarkan analisis lingkungan internal Rinadya Yoghurt, perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatannya antara pemilik dan pekerja memiliki hubungan baik dan pemilik juga fokus terhadap usaha yang dilakukan, sedangkan kelemahannya antara lain modal usaha yang terbatas dan penggunaan alat yang masih


(55)

sederhana. Untuk analisis eksternal perusahaan yaitu perusahaan menghadapi berbagai peluang dan ancaman sebagai berikut. Untuk peluang adalah peningkatan kesadaran akan kesehatan dengan mengkonsumsi minuman kesehatan dan untuk ancaman adalah fluktuasi harga bahan baku.

3. Andita Anastasia Saputri (Universitas Sumatera Utara, 2014) tentang “Strategi Pengembangan Usaha Dalam Upaya Meningkatkan Usaha, studi kasus pada Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah mengetahui faktor – faktor internal apa saja yang yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari Restoran Sop Saudara, mengetahui faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang serta ancaman dari Restoran Sop Saudara serta mengetahui bagaimana analisis SWOT pada Restoran Sop Saudara dan mengetahui bagaimana pengembangan usaha yang dilakukan Restoran Sop Saudara. Dilihat dari permasalahan peneliti dengan peneliti terdahulu memiliki persoalan yang sama serta sama – sama membutuhkan strategi yang tepat untuk melakukan pengembangan usaha. Serta menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang sama dengan peneliti. 4. Nicholas Marpaung (Universitas Sumatera Utara, 2013) tentang

“Strategi Pemasaran Dalam Peningkatan Penjualan Produk Jasa Asuransi Pada PT Bank Danamon Regional Medan”. Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui gejala – gejala dan fenomena yang terdapat di lapangan. Peneliti melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan


(56)

studi pustaka untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT Bank Danamon Regional Medan. Dalam penerapan strategi pemasaran pada penelitian ini, peneliti menekankan penelitian pada strategi pemasaran dan baurannya untuk menemukan indikasi yang berkesinambungan antara teori dan fakta di lapangan. Peneliti menggunakan teori yang sama dengan penelitian terdahulu serta menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan juga menggunakan teknik pengumpulan data yang sama dengan penelitian terdahulu.

5. Melva Ida Sitompul (Universitas Sumatera Utara, 2014) tentang “Strategi Pengembangan Usaha, studi kasus pada Usaha Mikro Kecil Jamur Tiram Putih di desa Lau Bakeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah strategi apa yang diterapkan pada usaha jamur tiram putih yang berlokasi di Desa Lau Bakeri, Kecamatan Limbaru ini untuk mengembangkan bisnisnya di masa akan datang. Dimana penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi yang akan diterapkan di masa yang akan datang, serta menggunakan analisis deskriptif sebagai tekhnik analisis data. Dari permasalahan peneliti dengan peneliti terdahulu memiliki persoalan yang sama dan memerlukan strategi yang tepat untuk mengembangkan usaha yang sedang diteliti. Begitu juga dengan tekhnik analisis data yang akan digunakan peneliti sama dengan peneliti terdahulu.


(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nawawi (1990:64), bahwa metode deskriptif yaitu metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau pada masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis (Zuriah 2006:47). Penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala – gejala, fakta – fakta, atau kejadian – kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat – sifat penelitian serta menganalisa kebenarannya berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

Tujuan penulis menggunakan pendekatan deskriptif dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataandari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data – data yang objektif dalam rangka mengetahui strategi bisnis yang digunakan toko BikaAmbonZulaikha dalam menjalankan usahanya.


(58)

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di toko BikaAmbonZulaikha Jl.Mojopahit. Lokasi ini dipilih karena banyaknya toko BikaAmbon yang berdiri di Jl.Mojopahit namun toko BikaAmbonZulaikha yang paling ramai dikunjungi.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Moleong (2005:97), informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang yang benar – benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian terdapat 3 informan, diantaranya adalah:

1) Informan kunci, yaitu orang – orang yang sangat memahami permasalahan yang diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik tokoBikaAmbonZulaikha. 2) Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti seperti, karyawan yang bekerja pada toko BikaAmbonZulaikha.

3) Informan Tambahan, adalah orang – orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung, yaitu para konsumen ataupun pelanggan.


(59)

3.4 Defenisi Konsep

Konsep adalah untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial (Singarimbun 1995:33)

1. Strategi

Strategi adalah sebagai suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan – tujuannya, sesuai dengan peluang – peluang dan ancaman – ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi (Jatmiko, 2003:134)

2. Pengembangan Usaha

Pengembangan Usaha adalah suatu langkah atau tahapan sebuah pengusaha membuat usahanya menjadi lebih maju dengan memahami terlebih dahulu faktor internal dan eksternal untuk memaksimalkan perolehan laba.

Pengembangan usaha erat kaitannya dengan proses, seperti pendefenisian masalah (kekuatan – kelemahan dan peluang – ancaman), pemecahan masalah (kreativitas), seleksi gagasan (kriteria dan uji sesuai aspek), dan pengayaan gagasan yang terkait dengan fungsi pengusaha (pemasaran, keuangan, produksi, administrasi, penelitian dan pengembangan) dan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan). (Hubeis, 2009)


(60)

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data – data yang relevan bagi penelitian (Azuar, 2013:70). Metode pengumpulan data ini dilakukan berdasarkan :

1. Data Primer

Data Primer adalah data informasi yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Data primer dilakukan dengan instrumen :

a. Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti yang dilakukan secara sistematis melihat dan mengamati sendiri, mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu pemilik usaha.

b. Wawancara

Wawancara adalah dialog langsung antara peneliti dengan responden penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data berdasarkan dialog langsung dengan informan secara mendalam untuk mengetahui sesuatu hal yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan wawancara langsung kepada pemilik usaha.


(61)

2. Data Sekunder a. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu tekhnik pengumpulan data dengan cara menggunakan catatan – catatan dan dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber – sumber yang relevan dengan objek penelitian.

b. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu pengumpulan data atau informasi dengan menggunakan buku – buku yang berhubungan dengan penelitian dan bertujuan untuk menemukan teori, konsep dan variabel lain yang mendukung penelitian, seperti jurnal dan artikel – artikel di internet yang relevan dengan penelitian ini.

3.6 Tekhnik Analisis Data

Analisis data adalah mengimpretasikan data – data yang telah didapatkan dari lokasi penelitian dan diolah untuk mendapatkan informasi dan fakta. Tekhnik analisis data digunakan untuk dianalisis kembali kedalam bentuk yang lebih kompleks. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan deskripsi tentang usaha BikaAmbon.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalahanalisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel – variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka – angka maupun kata – kata.


(62)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Pada awalnya toko BikaAmbonZulaikha didirikan pada tahun 2003 dan didirikan oleh Hajjah Mariani dan toko BikaAmbonZulaikha berlokasi di Jalan Mojopahit No 96 D – E – F Medan Sumatera Utara. Nama Zulaikha sendiri di adopsi dari nama anak perempuan satu – satunya Hajjah Mariani yaitu Ira Zukaikha Ray. Sejak munculnya pada tahun 2003, toko BikaAmbonZulaikha sudah berhasil menarik simpatik dan minat pelanggan untuk membeli produk BikaAmbon yang di produksi oleh toko BikaAmbonZulaikha. Awalnya, Hajjah Mariani selaku pendiri toko BikaAmbonZulaikha merintis usaha ini sebagai pengisi masa pensiun dengan kesibukan yang bermanfaat. Selain itu, produk BikaAmbon yang selama ini dikenal sebagai makanan tradisional suku Tionghoa di Medan hanya dapat di konsumsi oleh kalangan tertentu khususnya masyarakat kota Medan yang tidak mementingkan soal keHalalan. Motivasi lain dari Hajjah Mariani membuka toko kue Bika ini adalah kemirisan melihat banyak orang khususnya masyarakat kota Medan yang beragama muslim yang setiap tiba hari raya harus antri untuk membeli kue BikaAmbon di toko milik non muslim. Berawal dari hal tersebut, Hajjah Mariani berinisiatif mendirikan toko BikaAmbon yang memproduksi kue Bika untuk dapat di konsumsi oleh masyarakat beragama muslim di kota Medan maupun masyarakat yang beragama non muslim.


(63)

Hajjah Mariani memulai usahanya dengan modal sekitar 10 juta rupiah dan mulai memproduksi serta menjual kue Bikanya di gerai depan rumahnya di Jalan Mojopahit No 62 Medan. Dengan komposisi bahan untuk memproduksi kue Bika yang bercita rasa tinggi, Hajjah Mariani melakukan banyak uji coba serta mengikuti kursus atau les membuat kue demi memantapkan rasa dari produk Bika yang akan di produksi. Selain itu, ia juga sering melakukan promosi kepada teman – temannya dengan metode mulut ke mulut (mouth to mouth) demi menekan biaya promosi di awal berdirinya usaha tersebut. Keunggulan kue BikaAmbon yang di produksi oleh Toko BikaAmbonZulaikha, secara eksplisit terletak pada label Halal yang tercantum pada setiap produk BikaAmbon yang di hasilkan toko BikaAmbonZulaikha. Meski bahan baku pembuatan BikaAmbon pada dasarnya sama, namun ada resep khusus dalam pembuatan BikaAmbonZulaikhayang membuat produk Zulaikha dianggap lebih unggul dalam hal rasa dan kemasannya. Dengan label Halal yang tercantum pada setiap produk BikaAmbonZulaikha, secara psikologis memberikan rasa aman dan kenyamanan kepada setiap pembeli khususnya pembeli yang beragama muslim. Disamping itu, rasa dari BikaAmbonZulaikha menjadi daya tarik tersendiri kepada setiap pembeli untuk merasakan produk BikaAmbon yang menjadi ikon kuliner khas kota Medan.

Sejak berdirinya toko BikaAmbonZulaikha, toko BikaAmbon ini tidak pernah mengalami kerugian bahkan omzetnya selalu meningkat pada setiap tahunnya. Saat ini toko BikaAmbonZulaikha telah mempekerjakan sekitar 100 orang karyawan dengan menyiapkan lokasi khusus bagi tempat


(1)

Toko Pusat Bika Ambon Zulaikha


(2)

Bika Ambon Zulaikha ukuran besar dengan rasa Original


(3)

Jenis – Jenis Produk Yang Di Jual Pada Toko Bika Ambon Zulaikha


(4)

Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Pihak Toko Bika Ambon Zulaikha STP (Segmentation, Targetting, Positioning)

1. Bagaimana latar belakang pendirian Toko Bika Ambon Zulaikha?

2. Bagaimana cara Bika Ambon Zulaikha menentukan konsumen yang akan disasarnya (pangsa pasarnya)?

3. Apakah fokus dan target dari toko Bika Ambon Zulaikha dalam pasar yang telah ditentukan / segmentasi pasar produk Bika Ambon yang ditawarkan? 4. Bagaimana upaya yang dilakukan Toko Bika Ambon Zulaikha agar produknya

dapat diterima masyarakat?

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) a. Produk

1. Bagaimana proses dari inovasi atau pengembangan kuliner Bika Ambon di toko Bika Ambon Zulaikha?

2. Apa yang menjadi keunggulan produk dari toko Bika Ambon Zulaikha dibandingkan dengan toko Bika Ambon lainnya yang menawarkan produk sejenis?

b. Harga

Bagaimana penetapan harga dalam setiap produk Bika Ambon yang ditawarkan ?

c. Tempat (Saluran Distribusi)

Bagaimana lokasi toko Bika Ambon Zulaikha Medan dan mengapa memilih lokasi tersebut ?

d. Promosi

Bagaimana cara Toko Bika Ambon Zulaikha dalam mempromosikan Bika Ambon kepada Masyarakat? Apakah ada strategi atau cara khusus?

e. Bukti Fisik

Bagaimana sarana dan prasarana atau kemudahan yang diberikan kepada konsumen pada saat pembelian dan Apakah terdapat konsep khusus ?


(5)

f. Proses

1. Bagaimana Toko Bika Ambon Zulaikha memenuhi permintaan dan bagaimana kemudahan dalam proses pembayaran untuk setiap produk yang dibeli oleh pelanggan?

2. Untuk pembelian dengan jumlah yang besar, apakah ada pelayanan khusus?

3. Bagaimana peralatan untuk memproduksi Bika Ambon yang digunakan toko Bika Ambon Zulaikha?

g. Orang

1. Bagaimana strategi pelayanan yang diterapkan kepada karyawan untuk melayani konsumen Bika Ambon Zulaikha ?

2. Bagaimana mekanisme atau cara perekrutan karyawan toko Bika Ambon Zulaikha dan apa syarat untuk menjadi karyawan Toko Zulaikha?

3. Berapa jumlah karyawan toko Bika Ambon Zulaikha saat ini? dan apakah jumlah tersebut sudah mencukupi dalam hal produksi dan pelayanan? 4. Bagaimana pembinaan dan pengawasan karyawan yang di toko Bika

Ambon Zulaikha?

5. Bagaimana tingkat kesejahteraan karyawan yang bekerja di toko Bika Ambon Zulaikha?

h. Pelayanan Pelanggan

Bagaimana cara pelayanan pelanggan yang diberikan toko Bika Ambon Zulaikha kepada konsumen ?

Strategi Kepuasan Pelanggan a. Relationship Marketing

Bagaimana upaya pembangunan kemitraan secara berkesinambungan antara toko Bika Ambon Zulaikha dengan pelanggan ?

b. Strategi Superior Customer Service

Apa yang membedakan strategi pelayanan toko Bika Ambon Zulaikha dengan toko Bika Ambon lainnya ?


(6)

c. Strategi Unconditional Guarantees

Bagaimana komitmen karyawan toko Bika Ambon Zulaikha dalam memberikan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan ?

d. Strategi Penanganan Keluhan Yang Efisien

Bagaimana solusi penanganan keluhan pelanggan atas produk dan pelayanan yang tidak memuaskan ? Apakah pembeli di Toko Bika Ambon Zulaikha pernah komplain?

e. Strategi Peningkatan Kinerja Unit Usaha

Bagaimana pemberian penghargaan atau reward terhadap karyawan yang kinerjanya memuaskan dalam pelayanan pelanggan ?

Daftar Pertanyaan Wawancara Dengan Masyarakat

1. Apa yang Anda ketahui tentang jenis kuliner Bika Ambon ?

2. Apakah Anda pernah mengkonsumsi kuliner Bika Ambon Zulaikha ?

3. Berapa macam variasi rasa Bika Ambon Zulaikha yang anda Tahu dan yang pernah anda konsumsi?

4. Darimana Anda mengetahui dan mengenal produk Bika Ambon Zulaikha ? 5. Bagaimana menurut anda Rasa dan Harga dari Bika Ambon buatan Toko Bika

Ambon Zulaikha dan apa perbedaannya dengan Bika Ambon buatan Toko lain?

6. Apakah Anda pernah mengkonsumsi Bika Ambon selain Bika Ambon Zulaikha? Bagaimana pelayanannya dibandingkan Zulaikha?

7. Menurut Anda, Media apa yang paling efektif dalam mempromosikan unit usaha dan produk dalam bisnis kuliner ?