17
C. PENGAMATAN
1. Analisis Proksimat AOAC 1995
Analisis proksimat dilakukan pada tempe dan nugget tempe terpilih melalui uji organoleptik pada penelitian lanjutan. Analisis yang dilakukan meliputi kadar air, abu, protein, lemak dan
karbohidrat. Analisis proksimat dilakukan dengan dua kali ulangan dan duplo.
Kadar Air
Cawan aluminium dikeringkan dalam oven bersuhu 100
o
C selama 15 menit, kemudian didinginkan disalam desikator selama 10 menit, kemudian ditimbang W2. Sampel sejumlah 3-5
gram ditimbang W dan kemudian dimasukkan kedalam cawan yang telah dikeringkan sebelumnya dan diketahui bobotnya. Kemudian sampel dan cawan dikeringkan dalam oven pada 100-105
o
C selama 6 jam. Cawan kemudian dipindahkan ke dalam desikator untuk didinginkan, kemudian
ditimbang. Cawan beserta isinya dikeringkan kembali sampai diperoleh bobot konstan W1. Kadar air sampel dihitung dengan menggunakan rumus:
Kadar air bb =
W - W1-W2 W
× 100 Kadar air bk =
Kadar air bb 100-Kadar air bb
× 100 bb
= kadar air per bahan basah bk
= kadar air per bahan kering
Kadar Abu
Cawan porselin dipanaskan terlebih dahulu di dalam oven pada 400-600
o
C selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang W2. Sebanyak 3-5 gram sampel ditimbang
W dan dimasukkan ke dalam dalam cawan porselin. Selanjutnya sampel dipijarkan diatas bunsen sampai tidak berasap lagi, lalu dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400-600
o
C selama 4-6 jam atau sampai terbentuk abu berwarna putih. Sampel kemudian didinginkan dalam
desikator dan ditimbang W1. Kadar abu dihitung dengan menggunakan rumus: Kadar abu bb =
W1-W2 W
× 100
Kadar abu bk =
Kadar abu bb
100-Kadar air bb
× 100
Kadar Protein
Sampel sebanyak 1.0-2.0 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 mL, lalu ditambahkan 1.0 gram K
2
SO
4
, 40 mg HgO dan 2.0 ml H
2
SO
4
pekat. Setelah itu didestruksi sampai cairan berwarna hijau jernih. Dibiarkan dingin, lalu ditambahkan sedikit air suling dan 10 mL 60 NaOH-5 Na
2
S
2
O
3
lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer yang berisi 5 mL H
3
B0
3
dan 2-4 tetes indikator merah metil serta metil biru hingga diperoleh sekitar 15 mL destilat. Destilat yang
diperoleh kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N standar hingga titik akhir. Kadar protein dihitung dengan menggunakan rumus :
18 Kadar N =
mL HCL-mL blanko× N × 14,007 × 100
mg sampel
Kadar Protein bb = N × FK Kadar Protein bk =
Kadar protein bb
100-Kadar air bb
× 100 N
= kandungan nitrogen pada contoh FK
= faktor koreksi protein: Tempe 5.75 dan Nugget Tempe 6.25
Kadar Lemak
Labu lemak yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu di dalam oven pada 100-110
o
C, didinginkan dalam desikator dan ditimbang W2. Sampel dalam bentuk tepung sebanyak 5 gram
ditimbang W dan dibungkus dengan kertas saring, lalu dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet yang telah berisi pelarut heksana atau dietil eter. Refluks dilakukan selama 5 jam sampai pelarut
turun kembali ke dalam labu lemak, selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven yang pada 100
o
C sampai beratnya konstan, didinginkan dalam desikator dan ditimbang W1. Kadar lemak dihitung dengan menggunakan rumus :
Kadar lemak bb =
W ‐W W
× Kadar lemak bk =
Kadar lemak bb 100-Kadar air bb
× 100
Kadar Karbohidrat by difference
Kadar karbohidrat metode by difference dapat ditentukan dengan rumus: Kadar karbohidrat bb = 100 - P+A+Ab+L
Kadar karbohidrat bk =
Kadar karbohidrat bb 100-Kadar air bb
P = Protein
bb A
= Air bb Ab
= Abu bb L
= Lemak bb
2. Cooking Loss Modifikasi Soeparno 1994