PERUMUSAN MASALAH RUANG LINGKUP PEMBAHASAN METODE PENELITIAN

5 LOLITA BIBLE. Gyaru sederhana, gyaru adalah sebuah trend yang di gemari oleh para wanita muda, kebanyakan mereka menghias diri mereka dengan make-up yang aneh dan pakaian yang begitu mencolok. Mereka pun semakin berlomba untuk menunjukkan kreativitas mereka agar gaya mereka bisa dimuat di majalah dan menjadi populer. Jenis gyaru yang paling terkenal saat ini adalah Hime-gyaru. Hime-gyaru adalah sub-kultur budaya baru yang terbentuk dari bagian budaya sebelumnya termasuk jenis dari ganjiro yang muncul pada akhir tahun 1990-an sampai awal 2000-an setelah style ganguro meredup. Para Hime-gyaru membiarkan kulit mereka berwarna putih dan tidak melakukan tanning. Mereka juga merias wajah mereka seperti putri raja pada zaman Victoria di Eropa atau bak boneka Barbie, dengan bulu mata besar, bulu mata lentik, rambut mengembang berwarna pirang dan masih bayak lagi. Hime-gyaru adalah salah satu jenis gyaru yang paling di gemari oleh kaum hawa di Jepang karena mereka terlihat sangat kawaii atau imut-imut mirip boneka. http:vivioktafia.weebly.comapa-itu- gyaru.html. Berdasarkan uraian diatas tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas tentang fashion gyaru yang digemari remaja di Jepang dan menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Fenomena Gyaru dalam Kehidupan Remaja di Jepang”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Guba dalam Moleong 2007 : 93 mendefinisikan masalah sebagai suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang 6 menghasilkan situasi lain yang menyeret mereka dalam hubungan yang rumit yang mereka sendiri sulit memahaminya. Remaja di Jepang sangat mengikuti perkembangan fashion, gyaru merupakan salah satu tren yang ada di Jepang seperti halnya harajuku. Berkembangnya fashion di Jepang merupakan suatu terobosan baik. Jepang saat ini menjadi salah satu kiblat fashion Dunia karena banyaknya tren baru yang muncul, salah satunya adalah gyaru. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan penelitian ini mencoba menjawab masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah dan apa itu fashion gyaru? 2. Apa saja dampak sosial perilaku kelompok gyaru?

1.3 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis merasa perlu adanya pembatasan ruang lingkup permasalahan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga masalah yang akan dibahas dapat lebih terarah dan memudahkan pembaca untuk memahami penulisanya nanti. Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya akan membatasi ruang lingkup pembahasan yang difokuskan pada perkembangan gyaru dari tahun 1990-2000-an dan dampak kelompok gyaru. 7 1.4 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 1.4.1 Tinjauan Pustaka Pada umumnya dalam menganalisis data ataupun isi dari suatu kebudayaan masyarakat tertentu, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur kebudayaan universal. Kebudayaan universal adalah unsur-unsur yang ada dalam semua kebudayaan diseluruh dunia, baik yang kecil, bersahaja, terisolasi maupun yang besar dan kompleks dengan suatu jaringan hubungan yang luas. Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk memiliki atau mengenakan pakaian yang digunakan sebagai penutup diri, identitas diri bahkan suatu bangsa. Namun tidak hanya sampai disitu saja, pakaian saat ini lebih ditujukan sebagai suatu trend fashion yang sudah menjadi kebutuhan manusia untuk dianggap lebih menarik di hadapan masyarakat luas. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, mulai muncul dan berkembangnya beragam anime, game, komik, dan internet. Fashion-fashion unik dan indah mulai dirancang secara sengaja dalam berbagai karakter anime, hal ini kemudian mempengaruhi selera fashion para remaja. Para remaja ini mulai membentuk sub-sub budaya yang berbeda untuk menonjolkan identitas mereka melalui fashion. Sehingga pada awal tahun 1990-an banyak bermunculan kelompok-kelompok remaja wanita yang menonjolkan fashion dan menganggap diri mereka sebagai salah satu sub budaya orang Jepang. Mereka dikenal dengan istilah gyaru yang berarti cewek atau gadis.

1.4.2 Kerangka Teori

8 Kerangka teori menurut Koenjtaraningrat 1976:1 berfungsi sebagai pendorong proses berfikir deduktif yang bergerak dari bentuk abstrak ke dalam bentuk yang nyata. Dalam penelitian suatu kebudayaan masyarakat diperlukan satu atau lebih teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penelitian ini. Dalam hal ini, penulis menggunakan teori pendekatan sosiologi, teori kelompok, dan teori identitas untuk meneliti tentang fashion gyaru. Dalam pengerjaan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian fenomenologi. Fenomenologi berusaha mencari pemahaman bagaimana manusia mengkonsruksi makna dan konsep penting dalam kerangka intersubyektifitas pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain Kuswarno, 2009: 2 Menurut Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2004: 3-4 Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat, tidak sebagai individu yang terlepas dari kehidupan masyarakat. Fokus bahasan sosiologi adalah interaksi manusia, yaitu pengaruh timbul balik di antara dua orang atau lebih dalam perasaan, sikap, dan tindakan. Ruang kajiannya dapat berupa masyarakat, komunitas, keluarga, perubahan gaya hidup, struktur, mobilitas sosial, gender, interaksi sosial, perubahan sosial, perlawanan sosial, konflik, integrasi sosial, norma dan sebagainya. Teori ini berhubungan dengan gyaru yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Jepang, di dalam komunitas ini terjadi interaksi sosial diantara anggotanya dan kemudian menjadi gaya hidup bagi pelakunya 9 Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung hidup dengan cara berkelompok. Berbagai kelompok manusia bisa ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar pandangan dalam membentuk kelompok itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal, mulai dari kelompok yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama, sampai kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang sama. Menurut Soekanto 2006: 25 kelompok merupakan tempat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan sosiologis, ekonomis, maupun kebutuhan psikologisnya. Dengan berkelompok, manusia dapat mengembangkan potensi, aktualisasi, dan eksistensi dirinya. Menurut Erikson 1989: 20 identitas diri adalah kesadaran individu untuk menempatkan diri dan memberikan arti pada dirinya dengan tepat dengan konteks kehidupan yang akan datang menjadi sebuah kesatuan gambaran diri yang utuh dan berkesinambungan untuk menemukan jati dirinya. Berdasarkan teori kelompok dan teori identitas diri diatas maka gyaru merupakan wadah bagi anggotanya untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya serta untuk mengembangkan potensi, aktualisasi, dan eksistensi dirinya. Teori-teori diatas dan perubahan-perubahan yang terdapat di dalamnya merupakan titik tolak penulis dalam mengkaji tumbuh dan berkembangnya fashion gyaru dalam kehidupan remaja di Jepang.

1.5 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

10

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan sebagaimana yang telah di kemukakan sebelumnya, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan fashion Gyaru. 2. Untuk mengetahui dampak sosial perilaku kelompok gyaru.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Berdasrkan tujuan penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak tertentu antara lain: 1. Bagi peneliti sendiri diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang fashion Gyaru dengan lebih spesifik. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas pada umumnya, dan mahasiswa Sastra Jepang pada khususnya diharapkan dapat menambah informasi tentang kebudayaan Jepang yang berhubungan dengan tren fashion Gyaru saat ini. 3. Dapat dijadikan sumber ide dan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya.

1.6 METODE PENELITIAN

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos. Menurut Poerwadarminta dalam Sangidu 2007:13 metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Saifuddin Azwar 1998: 7 11 tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karateristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi. Menurut Nazir 1983: 63 metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Maka dari itu, pengumpulan data diperlukan dalam penelitian ini. Menurut Nazir 1983:211 Pengumpulan data adalah produser yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selain itu untuk pengumpulan data penulisan menggunakan metode penelitian kepustakaan Library research. Menurut Nasution 1996: 14, Metode kepustakaan atau Library Research adalah mengumpulkan data dan membaca referensi yang berkaitan dengan topik permasalahan yang dipilih penulis. Kemudian merangkainya menjadi suatu informasi yang mendukung penulisan skripsi ini. Studi kepustakaan merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Beberapa aspek yang perlu dicari dan diteliti meliputi : masalah, teori, konsep, kesimpulan serta saran. Data dihimpun dari berbagai literatur buku yang berhubungan dengan masalah penelitian. Survey book 12 dilakukan diberbagai perpustakaan. Data juga didapat melalui Internet yang berhubungan mengenai fashion Gyaru. 13 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FASHION GYARU

2.1 Pengertian