Pengaruh Kelompok Terhadap Kehidupan Remaja di Jepang

25 orangtua masing-masing. Kemudian, kelompok banyak remaja merupakan sekumpulan banyak remaja dari berbagai jenis kelamin, kemampuan dan minat. Karena besarnya kelompok ini, jarak emosi antar anggota sedikit renggang, namun mereka tetap memiliki kesamaan yaitu rasa takut diabaikan oleh anggota kelompoknya. Kelompok yang lebih besar lagi yaitu kelompok yang terorganisasi dan geng. Kelompok yang terorganisasi, terdiri dari para remaja, baik yang telah memiliki sahabat dalam kelompok terdahulu maupun belum mempunyai kelompok. Kelompok ini sengaja dibentuk oleh orang dewasa melalui lembaga-lembaga khusus, seperti sekolah dan lembaga keagamaan karena kesadaran orang dewasa akan perlunya para remaja untuk membentuk penyesuaian pribadi dan sosial, penerimaan dan berperan serta dalam suatu kelompok. Sedangkan geng, biasanya terdiri dari remaja dengan berbagai jenis kelamin atau berjenis kelamin sama. Kelompok ini terbentuk dengan sendirinya dan seringkali merupakan akibat pelarian dari empat jenis kelompok sebelumnya. Remaja yang tergabung dalam kelompok ini biasanya adalah remaja yang telah diusir dari kelompok terdahulunya dan bertemu dengan remaja lain yang memiliki nasib serupa, kemudian membentuk suatu kelompok baru yang seringkali berperilaku negatif, seperti mengganggu kelompok lain untuk balas dendam.

2.4.2 Pengaruh Kelompok Terhadap Kehidupan Remaja di Jepang

Pada dasarnya, sikap remaja yang terlihat menonjol pada awalnya adalah sikap sosialnya, terutama terhadap teman-teman sebayanya yang memiliki minat dan perilaku yang serupa sehingga mereka membentu suatu kelompok sahabat. Bagi remaja, sikap setia kawan terhadap sesama teman di kelompoknya merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak boleh dilanggar kecuali jika terpaksa. Seorang remaja selalu berusaha bersikap sesuai dengan norma- norma kelompoknya Mighwar dalam Anastasia, 2007 : 15-16. Sikap setia kawan 26 itu selalu berusaha dipertahankan meskipun seorang remaja dapat menghadapi konflik dengan orangtua maupun guru. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama tempat remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan keluarganya. Lingkungan teman sebaya merupakan suatu kelompok yang memiliki ciri, norma maupun kebiasaan yang berbeda jauh dengan apa yang biasa dilakukan di dalam lingkungan keluarganya. Di tengah teman sebaya, remaja dituntut untuk memiliki kemampuan pertama dan baru dalam menyesuaikan diri dan bisa menjadi landasan untuk menjalin interaksi sosial yang lebih luas pada masa selanjutnya. Luasnya pergaulan antar teman sebaya menjadi suatu wadah penyesuaian diri dan kemudian berkembang menjadi kelompok yang lebih besar yang biasanya memiliki seorang pemimpin dan unsur kepemimpinan merupakan proses pembentukan, pemilihan, dan penyesuaian pribadi dan sosial. Pengaruh teman- teman sebaya terhadap sikap, perilaku, penampilan, gaya bicara dan kebiasaan seorang remaja lebih besar daripada pengaruh keluarganya. Karena remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman kelompoknya dibandingkan keluarganya, oleh karena itu agar tidak dijauhi teman-temannya maka mau tidak mau seorang remaja akan mengikuti gaya penampilan, tingkah laku maupun minat teman-teman kelompoknya. Dalam kelompok teman sebaya, seorang remaja merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya, karena dia dinilai oleh orang yang sejajar dengan dirinya dan yang tidak dapat memaksakan sanksi-sanksi dunia dewasa yang justru ingin dihindarinya. Dengan demikian, dalam masyarakat sebaya, remaja memperoleh dukungan untuk memperjuangkan emansipasi dan menemukan dunia 27 yang memungkinkannya bertindak sebagai pemimpin bila mampu melakukannya. Di kalangan teman-teman sekelompoknya, terbentuklah jalinan norma, nilai dan simbol tersendiri yang kuat yang berbeda dengan apa yang dihadapinya di rumah mereka. Tak jarang suatu kelompok sahabat menyepakati serangkaian peraturan, dan norma-norma kelompoknya serta menciptakan kode bahasa rahasia yang tidak dimengerti oleh siapapun selain anggota kelompok tersebut. Karena pengaruh suatu kelompok terhadap segala tindak tanduk seorang remaja sangatlah besar, oleh karena itu beruntunglah jika dia masuk ke dalam kelompok yang positif dan berbudi pekerti baik, dan tentunya akan membuat orang tua lebih tenang. Menurut Mighwar dalam Anastasia 2007:108 mengenai pandangan kaum remaja terhadap tinggi rendahnya status mereka yakni sebagai berikut: Tinggi rendahnya status seseorang, yang menjadi ukuran prestisenya, biasanya digambarkan dengan hal-hal yang bersifat simbolik dan bagi remaja, hal-hal yang bersifat simbolik itu menunjukkan status sosial ekonomi yang lebih tinggi daripada teman-teman lain dalam kelompok, dan bahwa dia bergabung dengan kelompok dan merupakan anggota yang diterima kelompok karena penampilan atau perbuatan yang sama dengan anggota kelompok lainnya. Remaja merasa dirinya harus lebih banyak menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok sebaya ketimbang norma-norma orang dewasa atau lembaga, karena mereka ingin dianggap dewasa, bukan anak-anak lagi. Gyaru dikenal memiliki gaya yang khas dalam cara berpakaian dan dandanan. Pada gyaru style, riasan mata adalah yang paling menonjol diantara yang lainnya. Kebanyakan, kegiatan yang sering dilakukan para gyaru adalah bersenang-senang dengan menikmati gaya hidupnya. Aliran gyaru menggabungkan tampilan gyaru asli dengan estetika kebersihan dan 28 kecenderungan untuk merk-merk mewah. Mereka juga menyukai mantel putih dan pakaian berwarna daripada hitam, berbeda dengan ganguro kulit hitam. Sebuah circle gal adalah sekelompok gadis yang bertemu dan mengadakan acara untuk mempromosikan gaya gyaru gal, musik, dan menari para para. Ada dua jenis utama dari circle gal yaitu nago-cir lingkaran kenyamanan dan ive-cir lingkaran event.

2.4.3 Kehidupan Kelompok Gyaru