Konsep Groupisme Teori Kelompok

23 2. Gyaru RockRokku Gyaru Gyaru rockrokku gyaru adalah salah satu jenis Japanese gyaru style yang memadukan antara jenis style rambut gyaru serta style pakaian rock harajuku street seperti visual keioshare keigothic namun tetap berkesan girly dan ceria. 3. Oneegyaru Gyaru yang kebanyakan berada di usia pertengahan 20 dan memiliki gaya yang lebih sophisticated dan glamour. Oneegyaru disebut juga denga “kakak gyaru” atau seperti senior gyaru gyaru dewasa tidak semua orang bisa menjadi seorang oneegyaru karena kebanyakan oneegyaru menggunakan item brand kelas atas seperti chanel, LV, dan YSL. Oneegyaru juga sangat stylist dalam hal penampilan dan cenderung menggunakan make-up yang sangat ringan. Oneegyaru juga bisa dikatakan sebagai gyaru kelas atas.

2.4 Teori Kelompok

2.4.1 Konsep Groupisme

Groupisme merupakan suatu hal yang sering ditemukan pada remaja Jepang dan remaja Jepang seringkali memang terlihat berkelompok dan jarang terlihat sendirian. Individualisme yang sering nampak pada remaja di Amerika jarang terlihat di kalangan remaja Jepang Ortiz, 1997:2. Kemudian menurut Tobin, Wu dan Davidson 1989 groupisme itu mendukung masa transisi seorang anak mulai dari kehidupannya di lingkungan keluarga sampai kepada lingkungan yang lebih rumit seperti sekolah dan masyarakat dengan cara menawarkan suatu interaksi emosional antar murid dan 24 juga interaksi murid terhadap gurunya, serta untuk meresmikan suatu hubungan orientasi berkelompok, bukan orientasi invididual. Dalam masyarakat Jepang kontemporer, kaum muda Jepang mempelajari hubungan keluarga di rumah dan hubungan berkelompok di sekolah, lalu peran sekolah adalah untuk mengubah seorang anak yang tadinya belum mandiri dan juga egois menjadi kaum muda yang lebih suka berkelompok dan siap untuk berfungsi di dalam kehidupan berkelompok dan masyarakat yang dikemukakan Tobin dalam Anastasia 2007:28. Bagi remaja Jepang, kelompoknya tersebut seringkali dijadikan wadah untuk mencurahkan seluruh isi hati dan tempat untuk memperoleh identitas. Oleh karena itu remaja Jepang mendambakan teman kelompok yang periang, humoris, setia, ramah, pintar, adil, dan bertanggung jawab. Kaum remaja Jepang selalu menemukan kepuasan batin bila sedang bersama dengan teman-temannya, oleh karena itu remaja Jepang rata-rata memiliki kelompok sahabat dekat yang cukup besar sehingga kehidupan sehari-harinya jadi lebih menyenangkan. Seorang remaja tentunya sangat takut bila dikucilkan oleh teman-teman kelompoknya, oleh karena itu dia menjadi sangat intim dan terikat dengan teman-teman kelompoknya. Menurut Mighwar dalam Anastasia 2007:15 mengenai kelompok remaja adalah sebagai berikut: Sahabat karib merupakan kelompok masa remaja yang memiliki ikatan persahabatan yang sangat kuat dan biasanya beranggotakan 2-3 remaja dengan jenis kelamin dan minat yang sama. Sedangkan komplotan sahabat biasanya terdiri dari 4- 5 remaja yang timbul dari penyatuan dua pasang sahabat karib saat tahun-tahun pertama masa remaja awal. Komplotan sahabat ini seringkali melakukan berbagai aktivitas bersama-sama yang cenderung menghabiskan waktu, sehingga sering terjadi konflik dengan 25 orangtua masing-masing. Kemudian, kelompok banyak remaja merupakan sekumpulan banyak remaja dari berbagai jenis kelamin, kemampuan dan minat. Karena besarnya kelompok ini, jarak emosi antar anggota sedikit renggang, namun mereka tetap memiliki kesamaan yaitu rasa takut diabaikan oleh anggota kelompoknya. Kelompok yang lebih besar lagi yaitu kelompok yang terorganisasi dan geng. Kelompok yang terorganisasi, terdiri dari para remaja, baik yang telah memiliki sahabat dalam kelompok terdahulu maupun belum mempunyai kelompok. Kelompok ini sengaja dibentuk oleh orang dewasa melalui lembaga-lembaga khusus, seperti sekolah dan lembaga keagamaan karena kesadaran orang dewasa akan perlunya para remaja untuk membentuk penyesuaian pribadi dan sosial, penerimaan dan berperan serta dalam suatu kelompok. Sedangkan geng, biasanya terdiri dari remaja dengan berbagai jenis kelamin atau berjenis kelamin sama. Kelompok ini terbentuk dengan sendirinya dan seringkali merupakan akibat pelarian dari empat jenis kelompok sebelumnya. Remaja yang tergabung dalam kelompok ini biasanya adalah remaja yang telah diusir dari kelompok terdahulunya dan bertemu dengan remaja lain yang memiliki nasib serupa, kemudian membentuk suatu kelompok baru yang seringkali berperilaku negatif, seperti mengganggu kelompok lain untuk balas dendam.

2.4.2 Pengaruh Kelompok Terhadap Kehidupan Remaja di Jepang