betha-sheet B dan coil dengan nilai 72, 6. Adapun akurasi betha-sheet B dan coil C masing-masing sebesar 36,8 dan 62,9.
Gambar 22. Akurasi prediksi struktur sekunder protein tiap segmen kelas alpha- helix, betha-sheet dan coil model HSMM skenario 2
4.4.3 Matriks Konfusi Skenario 3
Matriks konfusi skenario 3 menunjukkan hasil identifikasi struktur protein dengan model HSMM yang menggunakan panjang durasi state 75 dari panjang
total tiap struktur kelasnya. Hasil prediksi berupa Matriks konfusi dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Matriks konfusi pengujian skenario 3
kelas hasil prediksi akurasi
prediksi H B C
kela s asal
H 4394 295 1364 72,6
B 972 1019 843 36
C 1498 412 3243 62,9
Persentase akurasi prediksi pada pengujian skenario 3 masih memperlihatkan hasil masing-masing 72,6, 36 dan 62,9 untuk prediksi struktur alpha-helixH,
betha-sheetB dan coil. Secara grafik, akurasi prediksi pada pengujian skenario 3 ini dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23. Akurasi prediksi struktur sekunder protein tiap segmen kelas alpha- helix, betha-sheet dan coil model HSMM skenario 3
4.4.4 Matriks Konfusi Skenario 4
Matriks konfusi skenario 4 menunjukkan hasil identifikasi struktur protein dengan model HSMM yang menggunakan panjang durasi state 50 dari panjang
total tiap struktur kelasnya. Apabila dibandingkan dengan hasil identifikasi pada Matriks konfusi sebelumnya ternyata penggunaan 50 panjang durasi state tidak
memberikan kenaikan akurasi yang siginifikan. Matriks konfusi hasil prediksi pengujian skenario 4 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Matriks konfusi pengujian skenario 4
kelas hasil prediksi akurasi
prediksi H B C
kela s a
sal H 4391 254 1408
72,5 B 1003 966 865
34, 1
C 1525 360 3268 63,
4
Berdasar Tabel 8 terlihat bahwa nilai akurasi prediksi struktur alpa-helix H dan betha-sheet B masing-masing adalah 72,5 dan 34,1. Sementara pada prediksi
coil C menghasilkan akurasi pada angka 63,4. Akurasi prediksi struktur sekunder protein tiap segmen pada skenario 4 dapat dilihat pada grafik Gambar
24.