PENGURUS PUSAT Buruh dan politik: studi tentang perjuangan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (K.KASBI) dalam menuntut penghapusan sistem outsourching dan kenaikan UMP DKI Jakarta t

 Menyiapkan dan menyelenggarakan secara sistematis rapat reguler Pengurus Pusat.  Untuk memperlancar kerja-kerjanya dapat dibantu biro kesekretariatan  Membuat laporan bulanan kepada Ketua Umum

3. DEPARTEMEN ORGANISASI

a. Departemen Organisasi dipimpin oleh koordinator departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres. b. Wewenang dan tanggung jawabnya:  Mengkoordinir program pengembangan organisasi.  Menyiapkan proses pembentukan organisasi di wilayah yang belum terdapat anggota Konfederasi KASBI.  Mengadakan kunjungan rutin ke Anggota.  Bertanggungjawab mengkoordinasi, memobilisasi dan memimpin aksi-aksi massa secara nasional.  Bertindak sebagai penghubung organ-organ pergerakan rakyat progresif dengan Pengurus Pusat.  Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal.

4. DEPARTEMEN PERJUANGAN BURUH PEREMPUAN

a. Departemen Perjuangan Buruh Perempuan dipimpin oleh koordinator departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres. b. Wewenang dan tanggung jawabnya:  Menyusun rencana strategis perjuangan dan penguatan buruh perempuan  Melakukan upaya, mendorong perangkat buruh perempuan dalam kegiatan serikat buruh.  Membuat laporan bulanan kepada koordinator sekertaris jendral 5. DEPARTEMEN PENDIDIKAN a. Departemen Pendidikan dipimpin oleh koordinator departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan Kongres. b. Wewenang dan tanggung jawabnya:  Melaksanakan pendidikan ,kursus, dan training bagi anggota di tingkat nasional.  Bersama Departemen pengembangan Organisasi membuat kurikulum pendidikan untuk wilayah atau sektor pengembangan yang baru.  Mengawasi pelaksanaan program pendidikan di wilayah.  Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal.  menyusun panduan kurikulum dan menyiapkan seluruh materi pendidikan bagi anggota.

6. DEPARTEMEN PROPAGANDA DAN PENERBITAN :

a.Departemen Propaganda dan Penerbitan dipimpin oleh koordinator departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan Kongres. b.Wewenang dan tanggung jawabnya:  Menerbitkan media umum nasional secara reguler untuk propaganda keluar dan ke dalam.  Mempublikasikan dan menyebarluaskan bahan-bahan pendidikan dan propaganda kepada anggota dan kelompok-kelompok pergerakan.  Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal.

7. DEPARTEMEN KEUANGAN

a. Departemen Keuangan dipimpin oleh koordinator departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres. b. Wewenang dan tanggungjawabnya: Mengumpulkan iuran dan sumbangan anggota.  Mengawasi dan mengatur alokasi dana serta manajemen keuangan.  Mengkoordinasikan kerja-kerja penggalangan dana.  Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal.

8. DEPARTEMEN HUKUM DAN PEMBELAAN

a. Departemen Hukum dan Pembelaan dipimpin oleh koordinator departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres. b. Wewenang dan tanggungjawabnya:  Mengkoordinasikan kerja-kerja pembelaan Anggota di tingkat pusat.  Mengkoordinir pelaksanaan pembelaan kebijakan perburuhan.  Membantu penyelesaian kasus perburuhan anggota pada tingkat pusat.  Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal 9. DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL a. Departemen Hubungan Internasional dipimpin oleh koordinator departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres. b. Wewenang dan tanggungjawabnya:  Menjalin kerjasama dengan Serikat Buruh Internasional  Mendukung dan mengkoordinir kampanye masif KASBI kepada serikat-serikat buruh di luar negeri  Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal. 10. DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN a. Departemen penelitian dan pengembangan dipimpin oleh koordinator departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres. b. Wewenang dan tanggungjawabnya:  Melakukan penelitian berkaitan dengan kebutuhan organisasi  Menyusun rencana strategis pengembangan organisasi  Memastikan data yang di butuhkan semua departemen dalam KASBI  Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal Pasal 24 Pengurus Pusat berkewajiban memberikan laporan kerjanya dan laporan keuangan tertulis secara berkala kepada Anggota minimal 6 enam bulan sekali. Pasal 25 1. Anggota berhak mengajukan keberatan terhadap kepemimpinan Pengurus Pusat. 2. Keberatan Anggota atas kepemimpinan Pengurus Pusat harus diberikan secara tertulis disertai alasan-alasan kepada Pengurus Pusat dan Dewan Buruh Nasional. 3. Atas keberatan anggota tersebut pengurus Pusat harus memberikan tanggapan secara tertulis kepada Anggota yang bersangkutan selambat-lambatnya 1 bulan setelah diterima dan ditembuskan kepada Dewan Buruh Nasional Pasal 26. RAPAT PENGURUS PUSAT 1. Rapat Pleno adalah mekanisme rapat Pengurus Pusat untuk mengambil keputusan, laporan dan arahan kepada Anggota dengan diselenggarakan minimal sebulan sekali. 2. Rapat Koordinasi adalah mekanisme untuk mengkoordinasi kerja-kerja Pengurus Pusat dengan dijalankan minimal setiap 2 minggu. 3. Rapat Pleno Pengurus Pusat dianggap kuorum sah apabila dihadiri minimal 50 + 1 dari jumlah kepengurusan Pengurus Pusat. 4. Rapat-Rapat diselenggarakan dan dipimpin oleh ketua umum dan difasilitasi oleh Sekretaris Jendral. 5. Diluar rapat-rapat yang ditetapkan bisa diselenggarakan rapat oleh Pengurus Pusat untuk pembahasan hal tertentu selagi tidak melanggar ADART dengan dihadiri oleh minimal ¾ Pengurus Pusat. Pasal 27 RAPAT KOORDINASI NASIONAL 1. Rapat Koordinasi Nasional adalah mekanisme pengambilan keputusan antara pengurus Pusat, pengurus Wilayah dan pengurus SBA Konfederasi KASBI 2. Rapat Koordinasi Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Konfederasi KASBI. 3. Rapat Koordinasi Nasional diselenggarakan setidaknya sekali dalam satu tahun. 4. Dalam hal rapat Koordinasi Nasional dimaksudkan untuk mengambil keputusan penting organisasi maka Rapat Koordinasi Nasional dilaksanakan dengan melibatkan Anggota Dewan Buruh Nasional Pasal 28 RAPAT KERJA NASIONAL 1. Rapat kerja Nasional adalah mekanisme penyusunan program kerja dan rencana anggaran organisasi antara pengurus Pusat, pengurus Wilayah dan pengurus SBA KASBI. 2. Rapat koordinasi Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Pusat KASBI 3. Rapat kerja Nasional diselenggarakan setidaknya sekali dalam satu tahun

BAB V WILAYAH

Pasal 29 KONFERENSI WILAYAH 1. Konferensi Wilayah diselenggarakan setiap 3 tahun dan merupakan pengambilan keputusan tertinggi Konfederasi KASBI Wilayah. 2. Konferensi Wilayah dapat dilaksanakan dengan syarat minimal terdapat 2 dua serikat buruh yang telah diterima menjadi anggota Konfederasi KASBI. 3. Persyaratan penyelenggaraan Konferensi Wilayah dilaksanakan dengan mengacu pada persyaratan persyaratan kongres Konfederasi KASBI 4. Dalam kondisi tertentu, dapat dilaksanakan Konferensi Luasa Biasa yang persyaratan dan penyelenggaraannya mengacu pada persyaratan-persyaratan dalam Kongres Luar Biasa Pasal 30 PENGURUS WILAYAH 1. KASBI Wilayah adalah badan organisasi setingkat Provinsi. 2. KASBI wilayah dipimpin oleh Pengurus Wilayah sebagai pemegang mandat dari Anggota melalui konferensi Wilayah Konfederasi KASBI yang dilaksanakan setiap 4 tahun sekali. 3. KASBI Wilayah hanya dapat dibentuk apabila terdapat minimal 2 dua Anggota dalam wilayah tersebut 4. Untuk dan atas nama KASBI Wilayah, Pengurus Wilayah melaksanakan tugas-tugas KASBI di suatu wilayah Pasal 31 1. Pengurus Wilayah diangkat dan diberhentikan oleh Konfrensi Wilayah untuk masa jabatan 4 tahun. 2. Pengurus Wilayah berkedudukan di salah satu kota atau kabupaten yang ada dalam wilayah tersebut. 3. Pengurus Wilayah sebagai pimpinan wilayah dan membuat keputusan harian organisasi. 4. Pengurus Wilayah mempertanggungjawabkan kepengurusanya dalam Konferensi Wilayah Pasal 32 STRUKTUR PENGURUS WILAYAH Struktur Pengurus Wilayah setidak-tidaknya terdiri dari : 1. Seorang Koordinator Wilayah 2. Seorang Sekretaris Wilayah. 3. Koordinator Biro atau Divisi dan staf meliputi : a. Pendidikan dan Propaganda. b. Organisasi c. Keuangan d. Hukum dan Advokasi Pasal 33 WEWENANG DAN MEKANISME KERJA PENGURUS WILAYAH 1. Wewenang Pengurus Wilayah mengacu pada wewenang Pengurus Pusat dan disesuaikan dengan kebutuhan di wilayah tersebut. 2. Pengurus Wilayah Dalam Menjalankan kerjanya, melalui mekanisme Pleno dan Rapat Koordinasi 3. Pleno dan rapat koordinasi pengurus wilayah dijalankan minimal setiap sebulan 1 satu kali dengan dihadiri minimal ¾ pengurus wilayah. 4. Menerima dan membekukan keanggotaan BAB VI SERIKAT BURUH ANGGOTA Pasal 34 Anggota Konfederasi KASBI adalah semua Serikat BuruhForum Buruh dan Kelompok Buruh yang telah mengajukan permohonan tertulis dan telah disahkan menjadi anggota Konfederasi KASBI oleh pengurus Pusat, Pengurus Wilyah dan tunduk dengan ketentuan-ketentuan Konfederasi KASBI. Pasal 35 1. Setiap Anggota memiliki otoritas penuh di dalam organisasinya masing- masing selama tidak bertentangan dengan prinsip dan kepentingan KASBI. 2. Otoritas Anggota mengacu kepada keputusan kongres Konfederasi KASBI, Konferensi wilayah dan Program-program konfederasi KASBI Pasal 36 MEKANISME ORGANISASI SERIKAT BURUH ANGGOTA Kekuasan tertinggi, mekanisme, struktur kepengurusan, kegiatan dan keputusan organisasi Serikat buruh Anggota ditetapkan melalui Konstitusi Serikat Buruh Anggota sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Konfederasi KASBI

BAB VII KEANGGOTAAN

Pasal 37 Hak-Hak Anggota 1. Memperoleh pendidikan perburuhan, organisasi dan politik. 2. Terlibat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan organisasi, memberikan kritikan dan usulan kepada organisasi. 3. Memperoleh advokasi atau pembelaan dari organisasi apabila terdapat kasus yang terkait dengan kerja organisasi. 4. Memiliki hak dipilih dan memilih dalam kepengurusan organisasi di segala tingkatan. 5. Mendapatkan dokumen resmi organisasi. 6. Melakukan pembelaan diri saat dijatuhi sanksi organisasi Pasal 38 Berakhirnya Keanggotaan : 1. Mengundurkan diri. 2. Dikeluarkan dari keanggotaan. 3. Menjadi Anggota Serikat buruh lain.

BAB VIII SANKSI-SANKSI ORGANISASI

Pasal 39 Tindakan-tindakan yang mendapatkan Sanksi organisasi : 1. Melanggar ADART dan prinsip-prinsip perjuangan Buruh. 2. Dengan sengaja melanggar tidak menyetorkan iuran dari anggota basis. 3. Tidak menjalankan program yang diputuskan dalam kongres tanpa alasan atau argumentasi yang jelas.

Dokumen yang terkait

Penerapan Ketentuan Pidana Mengenai Kebebasan Berserikat Pekerja / Buruh Dari Perspektif Uu No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh

3 82 143

Tugas Dan Fungsi Serikat Pekerja/Serikat Buruh Dalam Menyelesaikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

0 24 5

IMPLEMENTASI UNDANG - UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM MENUNJANG PERAN SERIKAT PEKERJA/BURUH

0 4 15

IMPLEMENTASI UNDANG - UNDANG NOMOR 21 TAHUN TENTANG SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM MENUNJANG PERAN SERIKAT PEKERJA/BURUH

0 3 15

Buruh dan politik : studi tentang perjuangan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KKASBI) dalam menuntut penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta tahun 2013

9 74 177

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERANAN SERIKAT BURUH/SERIKAT PEKERJA DALAM PERANAN SERIKAT BURUH/SERIKAT PEKERJA DALAM MENCEGAH PENGATURAN PENGUPAHAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP) DI PT.SURYA SATRIA TIMUR GROUP.

0 4 12

Pola gerakan KSPSI (konfederasi serikat pekerja seluruh indonesia) cabang kota Surabaya dalam proses bargaining tuntutan kenaikan UMK tahun 2017 di kota Surabaya.

1 1 95

Undang-undang yang Baru tentang Serikat Pekerja Serikat Buruh

0 0 45

Penerapan Ketentuan Pidana Mengenai Kebebasan Berserikat Pekerja / Buruh Dari Perspektif Uu No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh

0 0 11

BAB III PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA/BURUH YANG AKAN MEMBENTUK SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DALAM PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH (STUDI KASUS PADA

0 1 50