Teori Kelompok Kepentingan KERANGKA TEORI
20
kebijakan pemerintah tanpa waktu yang bersamaan berkehendak memperoleh jabatan publik.
8
Orientasi tentang jabatan publik menandakan kelompok kepentingan yang terorganisir seperti partai politik. Menurutnya, jika ada salah satu anggota dari
kelompok kepentingan atau pemimpinnya masuk dalam jajaran pemerintah, tetap saja kelompok kepentingan itu sendiri tidak dipandang sebagai sebuah organisasi
yang ingin menguasai pemerintahan sebagaimana tujuan partai politik. Walaupun demikian, dalam praktiknya acap kali ditemukan adanya kelompok kepentingan
yang terlibat dalam kandidat-kandidat calon partai sehingga keangotaan kelompok kepentingan dan partai politik menjadi tumpang tindih.
9
Memiliki finansial, jumlah keanggotaan, kecakapan politik, dan kesatuan organisasi dihadapan pemerintah merupakan kerja kelompok kepentingan agar
dapat berjalan efektif. Disisi lain, perlu bagi kelompok kepentingan untuk mengarahkan dukungan, sumberdaya anggota, dan tenaga.
10
Gabriel Almond membagi kelompok kepentingan menjadi empat tipe, antara lain adalah:
11
1. Kelompok kepentingan anomik, kelompok ini tidak mempunyai organisasi
yang legal, tetapi individu-individu yang terlibat merasa mempunyai perasaan frustasi dan ketidakpuasan. Kelompok ini menyampaikan
kepentingannya dengan spontan, lebih bersifat pada tindakan segera seperti
8
Mohtar Mas’oed, Dr. Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik Yogyakarta: Gajah Mada University, 2000, 53.
9
MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, 53-54.
10
MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, 60.
11
Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 388.
21
demonstrasi, pemogokan yang tidak terkontrol hingga berujung pada kekerasan.
2. Kelompok kepentingan non-asosiasi, kelompok ini tumbuh karena
solidaritas sperti saudara, agama, etnis, suku, ras. Biasanya kelompok ini tdak aktif secara politik juga tidak mempunyai organisasi yang ketat.
Kelompok ini terbentuk apabila memiliki kepentingan yang sama untuk diperjuangkan kepentingan dan bubar setelah melakukan kegiatan kelompok
ini bubar dengan sendirinya. 3.
Kelompok kepentingan institusional, kelompok ini bersifat formal yang sering muncul dalam sebuah lembaga-lembaga politik dan pemerintahan
yang fungsinya bukan mengartikulasi kepentingan bersama. Seperti Darma Wanita,
KORPRI Korps
Pegawai Republik
Indonesia, PKBI
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Posisi ini begitu strategis dan berpengaruh jika digunakan untuk kepentingan kelompok. Tetapi
kelompok ini cenderung melayani kepentingannya sendiri. 4.
Kelompok kepentingan assosiasional, kelompok ini terdiri dari serikat buruh, kamar dagang, himpunan petani, asosiasi etnis dan agama. Kelompok
ini dibentuk dengan tujuan yang eksplisit dan mempunyai organisasi yang baik dengan anggota yang bekerja penuh waktu sehingga menjadikan lebih
efektif dan lebih baik dari kelompok-kelompok yang lain dalam memperjuangkan kepentingan.
12
12
Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, 388.
22
Dalam penelitian ini KSPSI dan K.KASBI masuk dalam kategori kelompok kepentingan assosiasional, yang dalam ketegori ini meliputi serikat buruh, kamar
dagang, himpunan petani, asosiasi etnis dan agama. Kelompok assosiasional adalah mereka yang dihuni oleh para aktivis secara
sukarela walaupun mereka sama-sama mempunyai organisasi profesional dan permanen. Orang yang bergabung dalam kelompok ini mempunyai rasa dan cita-
cita kepentingan bersama. Kelompok ini biasanya memiliki batasan atau spesifikasi tujuan dalam mencapai kepentingan yang mereka harapkan.
13
Secara khas
kelompok kepentingan
assosiasional menyatakan
kepentingannya dari kelompok khusus, menggunakan tenaga profesional yang bekerja secara penuh, dan mempunyai prosedur yang teratur untuk merumuskan
kepentingan dan tuntutan.
14
Kelompok ini juga tidak menutup diri bagi masyarakat yang ingin bergabung dengan kelompok assosiasional. Masyarakat yang bergabung dalam
kelompok ini biasanya untuk mempromosikan kepentingannya agar kemudian dapat berjalan sinergis dengan kelompok assosiasional. Kelompok ini yang paling
berpengaruh dalam keadaan demokrasi yang sudah mapan. Walaupun dalam beberapa taktiknya dapat dianggap konvensional, radikal, oposisi dan nilai
keragaman pendapat yang terdapat pada rezim tersebut. Bila diizinkan berkembang, maka cenderung dapat menentukan perkembangan dari macam-
macam kelompok
kepentingan yang
ada anomik,
non-assosiasional, institusional.
13
Barrie Axford, et al, An Introduction Second Edition: Politics New York: Routledge, 2002, 385.
14
MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, 56.
23
Saluran-saluran Menyatakan Pendapat Kelompok Kepentingan
Dalam menyatakan pendapat atau tuntutan politik, kelompok kepentingan biasanya tidak hanya sekedar memberi informasi. Melainkan mereka bertujuan
bagaimana pandangan-pandangan dan kepentingannya dapat dipahami oleh para pemimpin selaku pembuat keputusan agar keputusannya relevan dengan
kepentingan mereka, serta mendapatkan tanggapan yang baik. Karena itulah kelompok kepentingan berusaha mencari saluran-saluran khusus untuk
menyalurkan tuntutan dan mengembangkan teknik-teknik penyampaian agar tuntutannya diperhatikan dan ditanggapi. Saluran-saluran penting adalaht:
15
1. Demonstrasi dan Tindakan Kekerasan
Sebuah sarana untuk menyampaikan tuntutan adalah melalui demonstrasi dan tindakan kekerasan fisik. Dengan memakai model seperti ini kelompok
kepentingan berkeyakinan tuntutannya dapat didengar penguasa yang kemudian merubah suatu kebijakan.
2. Hubungan Pribadi
Hubungan pribadi menjadi sebuah sarana untuk menyalurkan tuntutan. Seperti keluarga, hubungan daerah, teman sekolah dapat menjadi salah satu cara
paling efektif dalam membentuk sikap dari seseorang. Jika hubungan ini dilakukan dengan ramah-tamah dan bersahabat, maka kemungkinan mendapatkan
tanggapan baik semakin besar. Biasanya tuntutan yang disampaikan oleh teman, kerabat, keluarga lebih sering diperhatikan dibanding bila disampaikan secara
formal dari orang yang belum dikenal.
15
MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, 58.
24
3. Perwakilan Langsung
Perwakilan atau delegasi langsung dalam badan legeslatif dan jajaran birokrasi dapat memungkinkan suatu kelompok kepentingan agar dapat
mengkomunikasikan secara langsung dan terus-menerus kepentingannya melalui seorang anggota aktif dalam pembuat keputusan.
4. Saluran Formal dan Institusional
Saluran formal dan Institusional dapat memungkinkan tunututan dari kelompok kepentingan lebih mudah mencapai tujuan kepentingannya. Antara lain
ialah melalui radio, surat kabar, televisi, majalah, partai politik dan badan legislatif, kabinet serta birokasi. Ini merupakan saluran-saluran yang dianggap
lebih mudah untuk mencapai kepentingan. Saluran-saluran yang telah dijelaskan di atas dapat digunakan kelompok
pekerjaburuh seseuai dengan kebutuhannya untuk dapat meraih kepentingan
politik dari kelompoknya masing-masing. B.
Ruang Publik
Ruang publik
merupakan ruang
demokratis masyarakat,
yang memungkinkan masyarakat dapat mengeluarkan sebuah pandangan, pendapat,
kebutuhan, kegelisahan, serta kepentingan politik warga negara terhadap pemerintah dan negara yang membuat kebijakan. Ruang publik adalah cara jitu
dan memiliki peran yang cukup berarti dalam proses berdemokrasi. Ruang publik juga dapat diartikan sebagai prosedur komunikasi. Artinya
ruang publik memungkinkan warga dapat menyatakan sikap, dikarenakan ruang publik dapat menciptakan nuansa atau kondisi yang memang memungkinkan
25
warga untuk menggunakan argumennya.
16
Namun ada catatan yang penting, komunikasi dapat dibangun apabila terdapat timbal balik atau respon dari kedua
belah pihak atau lebih yang hendak melakukan komunikasi. Teori Ruang publik ini menjadi pokok dominan dalam kehidupan sosial,
karena pendapat masyarakat atau publik dapat dibentuk dan diakses untuk semua warga negara yang terjamin dan digunakan oleh individu, pribadi untuk
berkumpul, berbicara, dan membentuk sebuah badan publik yang di dalamnya tidak berperilaku seperti pengusaha atau professional yang sedang melakukan
bisnis pribadinya, juga tidak berperilaku seperti pejabat dari birokrasi negara. Sebagai badan publik semua individu dijamin untuk memiliki kebebasan
berkumpul, berorganisasi, berekspresi atau mengutarakan pandangannya tentang kepentingan yang sifatnya umum, yang di dalamnya terdapat rasa kebersamaan,
keanekaragaman keyakinan, orientasi nilai, solidaritas, dan kesamaan.
17
Hakikatnya ruang publik haruslah terbuka, bebas, transparan dan yang paling penting tidak ada intervensi dari pemerintah di dalam ruang publik. Mudah
diakses oleh semua orang adalah keharusan dari ruang publik. Dari ruang publik inilah lahir sebuah himpunan kekuatan yang solid bagi warga negara agar dapat
melawan segala keputusan atau kebijakan yang tidak rasional. Habermas membagi ruang publik sebagai tempat para aktor-aktor
masyarakat untuk membangun ruang publik. Pertama, bersifat pluralitas meliputi keluarga, kelompok-kelompok informal, organisasi-organisasi sukarela. Kedua,
16
F.Budi Hardiman, Demokrasi Deliberatif Menimbang Negara Hukum dan Ruang Publik dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas Yogyakarta: Kanisius, 2009, 134.
17
Hardiman, Demokrasi Deliberatif, 140.
26
bersifat publikasi meliputi media massa, institusi-institusi kultural. Ketiga, bersifatlegalitas meliputi struktur-struktur hukum umum dan hak-hak dasar.
18
Ruang publik tidak terbatas pada satu, melainkan ada banyak ruang publik, dan itu ada di tengah-tengah masyarakat atau warga. Karena tidak ada yang dapat
dan mampu membatasi ruang publik itu sendiri, ruang publik terdapat dimana- mana dan timbul ketika masyarakat duduk dan berkumpul untuk berdiskusi terkait
tema-tema yang kekinian, maka disitulah letak ruang publik hadir. Seiring dengan perkembangannya, ruang publik muncul dengan sangat pesat
dengan berbagai perkumpulan-perkumpulan yang dibentuk karena kegelisahan warga terhadap sebuah kebijakan yang tidak berpihak kepada warga. Juga timbul
gerakan-gerkan yang diciptakan masyarakat karena dari masyarakat-masyarakat itu sendiri mempunyai opini, kepentingan serta kebutuhannya.
Seperti halnya organisasi pekerjaburuh yang ada di Indonesia, baik tingkat Serikat, Federasi, sampai Konfederasi yang selalu mengeluarkan pandangan,
pendapat, kebutuhan, kegelisahan serta kepentingan politik terhadap pemerintah dan negara yang membuat kebijakan.
Hal ini sejalan dengan teori ruang publik, di mana warga negara bebas berpendapat, mengutarakan pandangan, kebutuhan, kegelisahan dan kepentingan
politiknya terhadap pemerintah dan negara yang telah membuat sebuah kebijakan. Dengan kata lain teori ruang publik adalah metode atau cara yang baik dan
memiliki peran yang berarti dalam proses demokrasi.
18
Wikipedia ,
“Jurgen Habermas
” tersedia
di http:id.wikipedia.orgwikiJC3BCrgen_Habermas; internet; diunduh pada 23 Maret 2013.
27