Perkembangan Organisasi Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia KSPSI
37
Denagn hadirnya kemasan baru SPSI tidak ubahnya dari bentuk awal, bahkan dalam pembinaannya pemerintah mengambil peran penting dalam
berjalannya organisasi ini. Dalam beberapa sektor industri, tidak sedikit dari pengurus SPSI terdiri dari oknum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
ABRI. Maka wajar saja ketika ICFTU dan WCL mencurigai SPSI yang dicurigai dianggap sebagai organisasi buruh milik pemerintah Indonesia.
17
Kerena kritikan dan teguran dari organisasi-organisasi pekerja internasional kepada pemerintah dan SPSI maka diadakan MUNAS sebelumnya, Musyawarah
Nasional disebut Kongres Nasional ke-III SPSI November 1990, pada MUNAS ini SPSI mengambil keputusan untuk mengembangkan dan meningkatkan peran
dan fungsi 9 Departemen menjadi 13 Sektor, yang pada masing-masing mempunyai Ketua dan Sekretaris yang dipilih melalui Munas ke-III SPSI.
Perubahan ini pun tidak merubah bentuk SPSI yang berbentuk Unitaris kesatuan yang memang sudah melekat disandangnya dan masih belum memberikan
kebebasan kepada organisasi pekerja yang menjadi anggotanya. Itu semua tercermin oleh ketiadaan Anggaran DasarAnggaran Rumah Tangga ADART
yang diubah menjadi Peraturan DasarPeraturan Rumah Tangga PDPRT.
18
Sadar atas kekeliruanya, maka akhirnya pada Musyawarah Pimpinan SPSI 3-8 Oktober 1994 di bawah pimpinan H. Bomer Pasaribu, SH, ditetapkan agar
SPSI melakukan perombakan atau reformasi organisasi yakni dengan mengubah nama yang awalnya SPSI menjadi FSPSI Federasi Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia dan merubah 13 sektor ditingkatkan menjadi 13 Serikat Pekerja
17
Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, 135.
18
KSPSI, “Tentang Kspsi”.
38
Lapangan Pekerjaan SPLP. Itu semua dilakukan dengan diadakannya MUNAS IV tahun 1995 dengan merubahnya menjadi Serikat Pekerja Anggota FSPSI SPA
SPSI dan mengubah bentuk Unitaris menjadi Federatif.
19
Adapun anggota dari FSPSI meliputi dua bagian yakni: Pertama, serikat pekerja sektoral yang berdasarkan jenis industri, profesi dan jasa yang mempunyai
sedikitnya 100 unit kerja, 25 pimpinan cabang, serta pimpinan daerah atau wilayah dengan sedikitnya 10.000 pekerja anggota. Kedua, para pekerja yang
sifatnya khusus, sehingga membuat tidak dapat diorganisasikan secara sekala nasional oleh Serikat Pekerja Industri, profesi dan jasa mereka dapat menjadi
anggota FSPSI yang statusnya aggota perorangan atau diorganisasi oleh SPSI melewati DPD atau DPC sesuai dengan daerahnya.
Walaupun SPSI sudah berubah bentuk menjadi FSPSI, secara objektif organisasi ini anggotanya masih tidak diberi hak suara dalam pemilihan
kepengurusan FSPSI. Misalnya, dalam musyawarah nasional masih didominasi oleh DPD Dewan Pimpinan Daerah dan DPC Dewan Pimpinan Cabang.
20
Kondisi ini terus berjalan hingga pada akhirnya Soeharto lengser dari tampuk kekuasaannya pada 21 Mei 1998. Sontak dengan kejadian itu FSPSI yang
dalam setiap kegiatannya melibatkan pemerintah mau tidak mau merubah strategi organisasi agar tetap berdiri.
Ditahun ini tuntutan untuk perubahan dibidang ketenagakerjaan juga merupakan hal keharusan untuk dilakukan perubahan. Dengan waktu yang tidak
lama setelah berakhirnya Era Orde Baru akan diadakan konferensi ILO
19
KSPSI, “Tentang Kspsi”.
20
Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya Mengering, Jakarta: Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia, cetakan pertama, 2000,9.
39
International Labour Organization di bulan Juni 1998. Pada konferensi ILO pemerintah mencabut Kepmenaker No 45 tentang pendaftaran SPSI dan
menggantinya dengan Kepmenaker No 5 tahun 1998 yang memungkinkan berdirinya Serikat Pekerja di luar SPSI.
21
Pemerintah juga meratifikasi Konvensi ILO tentang Kebebasan Berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi,
1948 No.87 dengan Keputusan Presiden RI No.83 tahun 1998.
22
Upaya untuk mempertahankan organisasi pekerja, FSPSI mangadakan MUNAS ke-V yang diadakan pada 19-24 Februari 1999. Dalam MUNAS ini
FSPSI masih mampu mempertahankan 13 SPA SPSI secara utuh. Bahkan berkat kegigihannya FSPSI hingga tahun 2000 tercatat jumlah SPA meningkat menjadi
17 SPA.
23
Pada tahun yang bersamaan, tahun 2000 FSPSI mengadakan Musyawarah Pimpinan. Pada pertemuan ini FSPSI sepakat merubah bentuk
organisasi menjadi tingkat Konfederasi, Serikat Pekerja Anggota diubah menjadi Federasi Serikat Pekerja Anggota.
Selanjutnya upaya untuk mempertahankan organisasi juga dibuktikan dengan pergantian pemimpin KSPSI. Pada tahun 2005 diadakan kongres KSPSI
dengan dipilihnya Bpk Yacob Nua Wea sebagai ketua KSPSI. Selain menjadi ketua KSPSI Bpk Yacob Nua Wea adalah Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI.
24
21
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Tentang Pendaftaran Organisasi Serikat Buruh Nomor: per-05MEN1998.
22
Keputusan Presiden Nomer: 83 Tahun 1998 Tanggal 5 Juni Tentang Pengesahan Convention Concerning Freedom Of Association Of The Right To Organise Konvensi Nomer 87
Tentang Kebebasan Berserikat Dan Perlindungan Hak Untuk Berorganisasi.
23
KSPSI ,“Sejarah Singkat Konfederasi Sserikat Pekerja Seluruh Indonesia Sejak 1973
Hingga 2012 ”,tersedia di http:kspsi.comtentang-kspsi-3; internet; diunduh pada 28 Januari
2013.
24
Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, 161.
40
Sejalan dengan pekembangan KSPSI, pada tahun 2011 di Cisarua DPP KSPSI mengadakan Rapat Kerja Nasional RAKERNAS yang menghasilkan
sebuah rekomendasi agar dilaksakan Kongres KSPSI. Karena menganggap rekomendasi dari RAKERNAS adalah sebuah amanat, maka dilaksanakannya
Kongres ke VIII KSPSI yang diadakan di Batu Malang, Jawa Timur pada tahun 2012, dihadiri dari 25 DPD, 14 SPA, 5 jajaran pengurus DPP serta 8 pengurus
MPO dan 430 DPC. Pada kongres tersebut terdapat beberapa nama calon presiden KSPSI yakni
Mathias Tambing, Yorrys Raweyai dan juga Jacob Nuwa Wea. Namun pada perjalannya, Mathias Tambing mengundurkan diri sebagai calon presiden KSPSI
karena menurutnya Yorrys Raweyai lebih dapat membawa organisasi kepada perubahan.
Calon presiden yang tetap bertahan sampai diadakan kongres VIII KSPSI yang diadakan di Batu Malang yakni Yorrys Raweyai dan Jacob Nuwa Wea.
Dalam kongres tersebut memutuskan Bpk Yorrys Raweyai sebagai Ketua Umum DPP KSPSI dengan masa bakti 2012-2017. Selain itu Bpk Yorrys Raweyai adalah
ketua DPP Partai GOLKAR. Dalam sambutannya Yorrys berjanji dalam sambutanya pada kongres VIII KSPSI bahwa akan memperjuangkan kesetaraan
gaji pekerja dengan gaji PNS, memperjuangkan penghapusan sistem outsourcing dan mempersiapkan SDM KSPSI dalam menghadapi tantangan global.
25
Menurutnya pekerja adalah sendi utama dari perekonomian negara. Maka sudah selayaknya pekerja mendapatkan upah yang layak bagi dirinya serta
25
KSPSI , “Jadi Ketua KSPSI, Yorrys Raweyai Janji Hapus Outsourcing”, tersedia di
http:kspsi.comberitajadi-ketua-kspsi-yorrys-raweyai-janji-hapus-outsourcing; internet; diunduh pada 28 Juli 2013.
41
keluarganya. KSPSI juga harus bekerja keras untuk memperjuangkan penghapusan sistem outsourcing, karena sistem tersebut menjadi momok yang
menakutkan dan akan merugikan bagi pekerja, pekerja tidak dapat kepastian dalam bekerja. Pekerja juga harus merasakan gajinya dipotong, tidak adanya
jaminan sosial, keamanan, kesehatan. Maka kiranya menjadi inti dari perjuangan KSPSI untuk menghapuskan sistem outsourcing.
Dengan terpilihnya Yorrys Raweyai sebagai presiden KSPSI membawa nuansa berbeda diarena perburuhan. Yorrys Raweyai dikenal cukup jeli dan
pandai dalam melihat sebuah kasus perburuhan dan memenangkannya dengan pola-pola gerak yang rasional. Terbukti ketika diadakan konsolidasi DPP KSPSI
di bawah kepemimpinan bapak Yoryys Raweyai menyelenggarakan acara sebagai berikut,
1. Pengukuhan atas kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia DPP KSPSI periode 2012-2017. 2.
Seminar dua hari tentang ketenaga kerjaan. 3.
Rapat Pimpinan Nasional RAPIMNAS KSPSI periode 2012-2017 Upaya-upaya di atas adalah merupakan usaha merubah paradigma
organisasi yang selama ini pada pelaksanaan May Day, DPP KSPSI merasa terpanggil untuk menciptakan suasana yang kondusif.
26
Gaya kepemimpinan Yorrys Raweyai dalam mempin KSPSI cenderung menggunakan pola-pola rasional dan mengedepankan diplomasi yang sifatnya
26
KSPSI, “Sejarah Singkat”.
42
ilmiah, seperti diskusi, seminar, dialog, berunding yang melibatkan elemen tripartit pemerintah, pengusaha, dan pekerja.
Harapan dari pola rasional adalah, pertama, agar mencerdaaskan pekerja melalui jalur diskusi, seminar, dialog, berunding sehingga mereka dapat
mengendalikan diri terlebih dahulu. Karena jikalau dari pekerjaburuhnya saja tidak kuat secara pemahaman situasi kondisi perburuhan, maka mereka mudah
saja terombang-ambing oleh sebuah isu kepentingan yang belum pasti itu menjadi kepentingan dari pekerjaburuh. Kedua, pemerintah sudah jelas membuka pintu
lebar untuk mengadakan dialog dari setiap masalah perburuhan. Ini harus dimanfaatkan dengan baik dan benar agar kepentingan pekerjaburuh dapat di
dengarkan dan di realisasikan oleh pemerintah. Ketiga, jika pola gerak dengan turun kejalan sebagai renspon terhadap sebuah permasalahan, bukan aspek dialog
terlebih dahulu dilakukan, maka sulit adanya untuk memperjuangkan sebuah kepentingan dari pekerjaburuh. Di lain hal, cara ini seringkali menggangu
ketertiban umum.
27
27
Wawancara dengan MuhammadAdlan Ketua Bidang Humas KSPSI. Jakarta, 18 September 2013.
43