Dasar Hukum Perceraian Perceraian

21 mengandung kebaikan-kebaikan. Dikatakan makruh juga apabila dijatuhkan kepada isteri yang baik, jujur dan dapat dipercaya. 12 e. Mubah Yaitu thalaq karena suatu sebab, misalnya sikap isteri buruk dan tidak dapat diharapkan adanya kebaikan. 13

3. Sebab-sebab Perceraian

Suatu perceraian dapat terjadi karena sebab-sebab tertentu. Didalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 116 terdapat delapan macam alasan yakni: a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan. b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 dua tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya. c. Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara 5 lima tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung. 14 Pada pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, 12 Ahmad Faud Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, Jakarta: pustaka al-Husna, 1989, cet. Ke-3, h.402 13 Ahmad Faud Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, h.403 14 M. Yahya Harahab, Kedudukan Kewenangan dan acara Peradilan Agama, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, Ed. 2. Cet Ke-4, h.217 22 disebutkan :”Gugatan perceraian karena alasan salah seorang suami-isteri mendapat hukuman penjara 5 lima tahun atau hukuman yang lebih berat sebagai dimaksud dalam pasal 19 huruf c maka untuk mendapatkan putusan perceraian sebagai bukti penggugat cukup menyampaikan salinan putusan Pengadilan yang memutuskan perkara disertai keterangan yang menyatakan bahwa keputusan itu telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. 15 d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain. e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami isteri. f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Perselisihan dan pertengkaran secara terus-menerus yang terjadi dalam suatu keluarga akan sangat merugikan, baik bagi kedua pasangan maupun bagi kehidupan anak-anaknya. Disebutkan lebih lanjut dalam KHI pasal 134 bahwa: “gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam pasal 116 huruf f, dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan Agama mengenai sebab- sebab perselisihan dan pertengkaran itu setelah mendengar pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan suami isteri tersebut. 15 Abdul Ghani Abdullah, Himpunan Perundang-undangan dan Peraturan Peradilan Agama, h. 326 23 g. Suami melanggar taklik thalaq Apabila suami telah terbukti melakukan pelanggaran atau perjanjian takliq thalaq atau tidak menepati salah satu dari isi shigat thalik thalaq yang telah ia ucapkan dahulu, kemudian isteri merasa dirugikan. Maka hal tersebut membuka peluang kepada isteri untuk mengajukan gugatan dengan menempatkan perjanjian itu sebagai alasan perceraian. h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam rumah tangga. 16 Orang murtad yaitu orang yang keluar dari agam Islam, baik memeluk agama Yahudi, Nasrani atau yang lain atau sama sekali tidak beragama, haram bagi isterinya yang masih beragama Islam. 17

4. Macam-macam Perceraian

Berikut ini akan dikemukakan macam-macam perceraian yang ada dalam hukum Islam, yaitu sebagi berikut: a. Thalaq Thalaq terambil dari kata “ithlaq” yang menurut bahasa artinya “melepaskan atau meninggalkan” menurut istilah, thalaq yaitu: “ Melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri” Al-Jaziry mendefinisikan 16 M. Yahya Harahab, Kedudukan Kewenangan dan acara Peradilan Agama, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, Ed. 2. Cet Ke-4, h.217-19 17 M.Tholib, 15 Perceraian dan Penanggulangannya, Bandung: Irsyad Baitus Salam, 1997, Cet. Ke-1, h.179