28 Larva lincah dan aktif bergerak dengan memperlihatkan gerakan-gerakan
naik ke permukaan air dan turun ke dasar wadah secara berulang atau zig-zag. Gerakan yang dilakukan oleh larva adalah untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, dengan tujuan untuk memperoleh makan dan oksigen. Larva mengambil makanan di dasar wadah, oleh karena itu larva Ae. aegypti disebut
pemakan makanan di dasar atau bottom feeder. Pada saat larva mengambil oksigen dari udara, larva bergerak menempatkan corong udara sifon pada
permukaan air seolah-olah badan larva berada pada posisi membentuk sudut dengan permukaan air Christophers, 1960.
Pada penelitian ini adanya cahaya lampu TL 5 watt yang dipasang pada salah satu ujung pipa memaksa larva Ae. aegypti untuk bergerak menjauhi arah
cahaya lampu. Gerakan menjauhi cahaya lampu membuktikan bahwa larva Ae. aegypti
berusaha untuk memepertahankan diri meskipun dalam kondisi lemah akibat cekaman temefos. Semakin tinggi konsentrasi temefos yang dipaparkan
semakin lambat aktivitas larva, hal ini terlihat dari semakin lamanya waktu yang diperlukan oleh larva untuk bergerak sejauh 30 cm. Waktu yang semula
diperlukan 2 menit 57 detik menjadi 24 menit 35 detik setelah terpapar temefos dengan konsentrasi tertinggi yaitu 0,433 ppm KL
90 .
Keracunan temefos menyebabkan gangguan transmisi impuls pada ujung syaraf akibatnya terjadi
gangguan pada aktivitas larva sehingga larva menjadi kejang-kejang dan aktivitas geraknya semakin lambat.
4.3 Jangka Hidup Nyamuk
Ae. aegypti 4.3.1
Jangka hidup larva dan pupa nyamuk Ae. aegypti
Jangka hidup larva L
3
sampai menjadi pupa adalah 54 jam 12 menit KL
, 86 jam 14 menit KL
25
, 87 jam 21 menit KL
50
, 87 jam 24 menit KL
75
, dan 126 jam KL
90
, sedangkan yang tidak terpapar temefos kontrol adalah 45 jam 54 menit. Jangka hidup larva L
3
sampai menjadi pupa tidak berbeda nyata antara KL
, KL
25
, KL
50
, KL
75
P0,05. Perbedaan yang nyata terdapat antara KL
90
dengan KL dan kontrol P0,05.
29 Jangka hidup pupa Ae. aegypti setelah terpapar temefos adalah 36 jam 24
menit KL , 46 jam 6 menit KL
25
, 57 jam 35 menit KL
50
, 66 jam 32 menit KL
75
dan 69 jam 44 menit KL
90
, sedangkan kontrol 32 jam 41 menit. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dengan KL
dan KL
25
. Perbedaan yang nyata terdapat antara kontrol dengan KL
50
, KL
75
dan KL
90
P0,05, sedangkan diantara KL
25
, KL
50
, KL
75
dan KL
90
tidak terdapat perbedaan yang nyata P0,05.
Tabel 4. Rata-rata jangka hidup pradewasa nyamuk Ae. aegypti setelah terpapar temefos
Keterangan : huruf superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan pada taraf 5
140 120
100
87,23 86,22
87,35 126
80
66,53 76,73
Jam, Menit
60
45,87 54,20
46,10 57,58
40 20
32,68 36,40
Kontrol KL
KL
25
KL
50
KL
75
KL
90
Larva L3-Pupa Pupa-Dewasa
Gambar 15. Rata-rata jangka hidup pradewasa nyamuk Ae. aegypti setelah terpapar temefos
Konsentrasi L
3
-Pupa jam, menit
Pupa-Dewasa jam, menit
Kontrol KL
KL
25
KL
50
KL
75
KL
90
a
45,54 54,12
a ab
86,14
ab
87,21
ab
87,24
126
b a
32,41
ab
36,24
abc
46,6
bc
57,35
c
66,32
c
69,44
30
4.3.2
Jangka hidup nyamuk jantan dan betina Ae. aegypti
Jangka hidup nyamuk Ae. aegypti jantan setelah terpapar temefos adalah 39 hari KL
; 24,2 hari KL
25
; 23,8 hari KL
50
; 23,14 hari KL
75
; 22 hari KL
90
, sedangkan secara normal nyamuk jantan dapat hidup rata-rata 42,6 hari kontrol. Perbedaan yang tidak nyata terdapat pada KL
, KL
25
, KL
50
dengan kontrol P0,05. Perbedaan yang tidak nyata juga terdapat pada KL
, KL
25
, KL
50
, KL
75
dan KL
90
P0,05, tetapi terdapat perbedaan yang nyata bila dibandingkan antara kontrol dengan KL
75
dan KL
90
P0,05. Tabel 5. Rata-rata jangka hidup nyamuk dewasa Ae. aegypti setelah terpapar
temefos
Keterangan : huruf superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan pada taraf 5.
60,00
54,20
50,00
42,60 46,70
40,00
39,00 37,90
36,90 32,71
hari 30,00 20,00
10,00 0,00
27,00 24,20
23,80 23,14
22,00
Kontrol KL
KL
25
KL
50
KL
75
KL
90
Jantan Betina
Gambar 16. Rata-rata jangka hidup nyamuk dewasa Ae. aegypti jantan dan betina setelah terpapar temefos
Konsentrasi Dewasa hari
Jantan Betina
Kontrol KL
KL
25
KL
50
KL
75
KL
90
a
42,6 39
ab ab
24,2
ab
23,8
b
23,14 22
b a
54,2
ab
46,7
abc
37,9
abc
36,9
bc
32,71 27
c
31 Rata-rata jangka hidup nyamuk betina Ae. aegypti setelah terpapar temefos
adalah 46,7 hari KL ; 37,9 hari KL
25
; 36,9 hari KL
50
; 32,71 hari KL
75
; 27 hari KL
90
dan rata-rata jangka hidup nyamuk betina normal adalah 54,2 hari. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol, KL
, KL
25
dan KL
50
, demikian pula antara KL
o
, KL
25
, KL
50
dan KL
75
P0,05. Perbedaan yang nyata terdapat antara kontrol dengan KL
90
P0,05, sedangkan antara KL
25
, KL
50
KL
75
dan KL
90
tidak terdapat perbedaan nyata P0,05. Data ditampilkan dalam Tabel 5 dan Gambar 16.
Tidak terdapat perbedaan antara konsentrasi temefos paling rendah 0,180 mgliter pada KL
dengan konsentrasi yang tinggi 0,433 mgliter pada KL
90
. Hal ini menunjukkan bahwa dibawah cekaman temefos, nyamuk jantan Ae.
aegypti masih berusaha untuk mempertahankan hidupnya walaupun jangka
hidupnya lebih pendek. Demikian juga halnya dengan jangka hidup betina, tidak terdapat perbedaan antara konsentrasi temefos KL
dengan KL
75.
Hal ini juga membuktikan bahwa, nyamuk Ae. aegypti yang hidup pada lingkungan yang
kurang optimal masih berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan meneruskan keturunannya.
Semakin tinggi konsentrasi temefos yang digunakan maka jangka hidup larva dan pupa Ae. aegypti memiliki kecenderungan semakin lambat. Larva dan
pupa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tahapan dalam daur hidupnya akibat alokasi energi yang seharusnya digunakan untuk jangka
hidup secara normal dialihkan untuk mempertahankan diri dibawah cekaman insektisida. Larva dan pupa melakukan penghematan energi agar tujuan hidup
meneruskan generasi berikutnya tercapai. Sebaliknya jangka hidup nyamuk dewasa jantan dan betina Ae. aegypti menjadi lebih singkat dibandingkan dengan
normal, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gunandini 2002 yang menyatakan bahwa Ae. aegypti mengalami pertumbuhan yang lebih lama pada stadium
pradewasa dan memperpendek stadium dewasa setelah diseleksi dengan malation. Pada pengamatan ini telihat bahwa nyamuk Ae. aegypti
melakukan “trade-off” energi. Fenomena “trade-off” yang ditunjukkan oleh oleh nyamuk Ae.
aegypti dengan
memperpanjang jangka
hidup pradewasa,
sebaliknya memperpendek jangka hidup dewasa. Suatu hubungan antara dua sifat yang
32 dimiliki satu individu karena sesuatu hal dapat menyebabkan sifat yang satu
mengalami peningkatan sedangkan sifat yang lain mengalami penurunan akibat jumlah energi yang digunakan sangat terbatas Begon et al. 1996.
4.4 Berat Badan Nyamuk