Temefos The survival of Aedes aegypti (Linn) after exposure of temephos at larval stage

4 Gunandini 2002 menyatakan bahwa Ae. aegypti yang diseleksi pada stadium larva dengan malation sampai generasi ke-20 memperlihatkan perubahan pada daur hidupnya sebagai suatu usaha untuk beradaptasi dibawah cekaman insektisida. Perubahan daur hidup yang terjadi yaitu stadium pradewasa semakin lambat sebaliknya stadium dewasa semakin singkat, sedangkan ratio kelamin jantan menjadi lebih besar dibanding kelamin betina. Kemampuan nyamuk Ae. aegypti untuk beradaptasi terhadap malation ditunjukkan dengan jumlah kelompok telur, jumlah telur dan daya tetas telur yang tidak berubah.

2.2 Temefos

Temefos merupakan larvasida golongan organofosfat yang sedikit beracun toksisitas kelas III sehingga dapat digunakan secara umum EPA, 2009. Penggunaannya pada tempat penampungan air minum telah dinyatakan aman oleh WHO, dapat digunakan di bak mandi serta tempat penampungan air rumah tangga DepKes RI, 2005 selain itu temefos juga dapat digunakan untuk membasmi kutu pada anjing, kucing dan manusia EPA, 2009. Gambar 1. Struktur kimia temefos Temefos tersedia dalam bentuk emulsi, serbuk Wettable powder dan bentuk granul. Senyawa murni temefos berupa kristal putih padat dengan titik lebur 30-30,5 C. Produk komersial temefos berupa cairan kental berwarna coklat, tidak larut dalam air pada suhu 20 C dan heksana, tetapi larut dalam aseton, asetonitril, ether, kebanyakan aromatik dan klorinasi hidrokarbon. Insektisida ini mudah terdegradasi bila terkena sinar matahari, sehingga kemampuan membunuh larva tergantung dari degradasi akibat paparan sinar matahari EPA, 2009. 5

2.2.1 Cara kerja temefos

Temefos bekerja dengan cara menghambat enzim kolinesterase, sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas syaraf akibat tertimbunnya asetilkolin pada ujung syaraf. Keracunan fosfat organik pada serangga diikuti oleh gelisah, hipereksitasi, tremor dan konvulsi, kemudian kelumpuhan otot paralise. Penetrasi temefos ke dalam tubuh larva Ae. aegypti berlangsung cepat karena dapat mengabsorpsi lebih dari 99 temefos dalam waktu 24 jam. Setelah diabsorpsi, temefos diubah menjadi produk-produk metabolik, sebagian dari produk metabolik tersebut diekskresikan melalui air Matsumura, 1997. Menurut Thavara et al. 2005, saat ini konsentrasi efektif temefos yang dianjurkan di Thailand 1 gr200 liter air untuk wadah yang gelap dan 2-5 gr200 liter air untuk wadah yang terang, hal ini berkaitan dengan efek temefos yang rendah bila terdegradasi dengan sinar matahari. Di Indonesia sendiri konsentrasi temefos yang dianjurkan untuk membunuh larva Ae. aegypti dalam air minum adalah 10 gr100 liter air dalam wadah yang terlindungi oleh sinar matahari DepKes RI, 2005. Temefos relatif aman dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia, meskipun demikian konsentrasi tinggi temefos dapat menimbulkan overstimulasi sistem syaraf. Pada pajanan yang sangat tinggi temefos dapat menyebabkan paralise nafas dan kematian Matsumura, 1978. Reyes-Villanueva et al. 1990 1992 menyatakan bahwa konsentrasi temefos sebesar 0,009 mgliter; 0,013 mgliter; 0,015 mgliter; 0,016 mgliter; 0,020 mgliter dan 0,025 mgliter dapat mengakibatkan penurunan kesuburan fecundity dan memperlambat jangka hidup longevity Ae. aegypti. Taviv 2005 menyatakan bahwa temefos masih sangat efektif untuk pengendalian larva Ae. aegypti dengan KL 50 : 0,28 mg100 liter dan KL 90 : 0,79 mg100 liter.

2.3 Pengaruh Cekaman Insektisida Terhadap Daya Tahan