umumnya  disebabkan  karena  ekskresi  yang  berlebihan  melalui  ginjal, muntah-muntah,  dan  diare  yang  berat.  Pengaruh  kekurangan  kalium  terutama
pada otot
yaitu lemak
urat dan
dapat menimbulkan
kelumpuhan Suhardjo  Kusharto 1989.
2.5.5 Natrium
Tubuh  manusia  mengandung  1,8  gram  natrium  per  kilogram  berat  badan bebas lemak, di mana sebagian besar terdapat dalam cairan ekstraselular. Natrium
merupakan kation utama dalam cairan plasma, sehingga pengontrolan osmolaritas dan  volume  cairan  tubuh  sangat  tergantung  pada  ion  natrium  dan  rasio  natrium
terhadap ion lainnya Suhardjo  Kusharto 1989. Sumber utama natrium adalah garam dapur atau NaCl Almatsier 2006.
Metabolisme  natrium  terutama  diatur  oleh  aldosteron  suatu  hormon korteks  adrenal  yang  meningkatkan  reabsorbsi  natrium  dari  ginjal.  Bila  hormon
tersebut tidak ada maka ekskresi natrium bertambah dan akan timbul tanda-tanda defisiensi.  Kehilangan  natrium  dapat  terjadi  karena  diare,  berkeringat  dan
muntah-muntah Suhardjo  Kusharto 1989.
2.5.6 Besi
Besi  merupakan  mineral  mikro  yang  paling  banyak  terdapat  di  dalam tubuh manusia dan hewan Almatsier 2006. Jumlah seluruh besi di dalam tubuh
orang dewasa sekitar 3,5 gram, di mana 70 persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan iron storage yang terdiri dari feritin dan
hemosiderin  terdapat  dalam  hati,  limfa  dan  sumsum  tulang.  Besi  simpanan  ini berfungsi  sebagai  cadangan  untuk  memproduksi  hemoglobin  dan  ikatan-ikatan
besi lainnya yang mempunyai fungsi fisiologis Suhardjo  Kusharto 1989. Sumber besi yang baik adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan
ikan.  Sumber  besi  yang  lainnya  yaitu  telur,  serelia  tumbuk,  kacang-kacangan, sayuran  hijau  dan  beberapa  jenis  buah.  Angka  kecukupan  besi  rata-rata  per  hari
bagi  orang  Indonesia  ditetapkan  oleh  Widyakarya  Pangan  dan  Gizi  LIPI  1998 diacu dalam Almatsier 2006 adalah sebagai berikut:
Bayi : 3-9 mg
Anak-anak : 10 mg
Remaja : 14-25 mg
Dewasa : 13-26 mg
Hamil dan menyusui  : +2- + 20 mg
2.5.7 Seng
Seng  terdapat  dalam  semua  jaringan  tubuh  hewan,  seperti  hati,  otot  dan tulang. Jumlah seng dalam tubuh kira-kira 28 mg per kilogram berat badan bebas
lemak Suhardjo  Kusharto 1989. Seng sangat dibutuhkan bagi fungsi lebih dari 70  enzim  pada  berbagai  spesies.  Seng  juga  diperkirakan  mempunyai  peranan
dalam  metabolisme  prostaglandin  atau  proses-proses  yang  diperantai  oleh prostaglandin Nasoetion  Karyadi 1988.
Angka  kecukupan  besi  rata-rata  per  hari  bagi  orang  Indonesia  ditetapkan oleh  Widyakarya  Pangan  dan  Gizi  LIPI  1998  diacu  dalam  Almatsier  2006
adalah sebagai berikut: Bayi
: 3-5 mg Anak-anak
: 8-10 mg Remaja dan dewasa  : 15 mg
Hamil dan menyusui  : + 10 mg
2.5.8 Tembaga
Tubuh  manusia  mengandung  1,5-2,5  mg  tembaga  per  kilogram  berat badan  bebas  lemak.  Mineral  ini  tersebar  di  seluruh  jaringan  tubuh,  namun  hati,
otak, jantung
dan ginjal
mengandung Cu
yang lebih
banyak Suhardjo    Kusharto  1989.  Sebanyak  25-40  persen  Cu  yang  dikonsumsi  akan
diabsorpsi oleh tubuh, dan jumlah ini sangat bergantung pada banyak dan sumber makanan  yang  dikonsumsi.  Makanan  yang  banyak  mengandung  asam  askorbat
akan  mengganggu  absorpsi  Cu.  Mekanisme  hambatan  asam  askorbat terhadap  ketersediaan  biologis  Cu  belum  diketahui  dengan  jelas,  tetapi
diduga  asam  askorbat  mengubah  tapak  pengikatan  pada  metallotionin Nasoetion  Karyadi 1988.
Tembaga utama di dalam tubuh adalah sebagai bagian dari enzim. Enzim- enzim yang mengandung tembaga mempunyai berbagai peranan berkaitan dengan
reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal bebas Almatsier 2006. Beberapa mineral seperti tembaga, seng, dan mangan diketahui sebagai mineral antioksidan
Astawan  Kasih 2008.
2.5.9 Mangan