lipid yang berbeda, sehingga dapat dibebaskan dari ikatan tersebut melalui hidrolisis kimia atau enzimatik Muchtadi et al. 1993.
Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh mempunyai titik cair lebih tinggi dibandingkan asam
lemak tidak jenuh. Oleh sebab itu, lipid yang tersusun oleh asam lemak tidak jenuh akan bersifat cair pada suhu kamar, sedangkan lipid yang tersusun oleh
asam lemak jenuh akan berbentuk padat pada suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh
tunggal MUFA. Asam lemak yang mengandung dua atau lenih ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh majenuk PUFA Muchtadi et al. 1993.
Polyunsaturated Fatty Acid PUFA akan berperan dalam proses tumbuh-kembang otak atau kecerdasan, perkembangan indera penglihatan, dan
sistem kekebalan tubuh bayi atau balita. Jenis PUFA yang paling terkenal adalah DHA dan EPA yang termasuk golongan omega-3. Jenis mikroalga yang
banyak mengandung omega yaitu Nitzchia closterium, Chaetoceros sp., Thalassiosira sp., Asterionella glacialis, dan lain-lain Viso Marty 1993.
Cadangan makanan dalam diatom paling besar disimpan dalam bentuk lipid, sehingga diatom dapat menjadi sumber asam lemak yang potensial, khususnya
PUFA Labeau Robert 2003 diacu dalam Pratiwi et al. 2009. Komposisi kimia pada mikroalga sangat tergantung pada kondisi
lingkungan dan fase pertumbuhan Richmond 2004. Hal ini juga berlaku untuk kandungan asam lemak. Komposisi lemak dan asam lemak pada mikroalga
bergantung pada intesitas cahaya, suhu, nutrien atau media pertumbuhan, dan fase pertumbuhan Pernet et al. 2003. Suhu lingkungan yang rendah dapat
meningkatkan pembentukan asam lemak tidak jenuh. Hal ini merupakan respon untuk melindungi ketidakstabilan membran sel. Chaetoceros gracilis tidak dapat
mensintesis PUFA secara lengkap ketika dikultur pada suhu 25-28
o
C Pratiwi et al. 2009.
2.8 GC Gas Chromatography
Analisis asam lemak pada umumnya menggunakan kromatografi gas Gas
ChromatograpyGC. Kromatografi
merupakan teknik
pemisahan
komponen-komponen dari suatu campuran. Kromatografi gas merupakan suatu teknik analisis yang unik dan baik. Sebagai suatu alat analitik, kromatografi gas
dapat digunakan untuk menganalis dan pemisahan langsung sampel-sampel gas, larutan-larutan, dan padatan yang bersifat mudah menguap. Pada analisis asam
lemak, asam-asam lemak biasanya diubah menjadi ester-ester metil atau alkil yang lainnya sebelum disuntikkan ke dalam kromatograf gas. Hal ini karena bentuk-
bentuk turunan tersebut memiliki sifat yang lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam lemaknya Fardiaz 1989.
Kromatografi gas memiliki beberapa keuntungan, diantaranya memiliki daya resolusi yang tinggi sehingga dapat memisahkan komponen-komponen yang
hampir sama titik didihnya melalui pemilihan fase cairan yang tepat, kepekaan yang tinggi dan sampel yang dibutuhkan sedikit, waktu analisis yang cepat,
mudah dilakukan, dan biaya relatif lebih murah Fardiaz 1989. Metode GC memiliki prinsip kerja pemisahan antara gas dan lapisan tipis
cairan berdasarkan perbedaan jenis bahan. Hasil analisis akan terekam dalam suatu lembaran yang terhubung dalam rekorder dan ditunjukkan melalui beberapa
puncak pada waktu retensi tertentu sesuai dengan karakter masing-masing komponen Kuskis 1987 diacu dalam Wijaksono 2008. Waktu retensi adalah
perbedaan waktu antara penyuntikan komponen sampel dengan puncak maksimum yang tercatat dalam kromatogram Fardiaz 1989.
2.9 Atomic Absorption Spectrophotometry AAS
Spektrofotometer serapan atom AAS merupakan perangkat untuk menganalisis zat pada konsentrasi rendah. Prinsip metode AAS adalah absorbsi
cahaya oleh atom pada panjang gelombang tertentu,tergantung pada sifat unsurnya Khopkar 1990. Cara kerja alat ini berdasarkan penguapan larutan
sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan
dari lampu katoda yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut
jenis logam mineralnya Darmono 1995.
Spektrofotometer serapan atom AAS mengukur radiasi yang diserap oleh atom-atom yang tereksitasi. Saat ini teknik AAS merupakan teknik terbaik dan
paling sesuai dalam analisis unsur-unsur secara rutin dengan waktu yang diperlukan cukup cepat dan mudah. Instrumen untuk spektroskopi umumnya
terdiri dari: 1 sumber radiasi; 2 wadah sampel; 3 monokromator; 4 detektor;dan 5 rekorder Nur Adijuwana 1989. Spektrofotometer serapan
atom AAS merupakan alat yang canggih dalam analisis. Hal ini disebabkan oleh kecepatan analisisnya, ketelitiannya sampai tingkat runut dan tidak memerlukan
pemisahan pendahuluan Khopkar 1990.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat