1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mampu membuat seseorang bersaing
dengan yang lain, mampu menghadapi tantangan zaman serta dapat memberikan kontribusi kepada dunia. Pendidikan merupakan sebuah usaha
yang dilakukan secara sadar oleh pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah
sepanjang hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat memainkan peran dalam berbagai lingkungan kehidupan secara tepat di masa datang. Jadi,
pendidikan mutlak dilakukan untuk semua manusia di dunia ini. Pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Pendidikan tidak dapat lepas dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Interaksi yang terjadi selama proses tersebut akan banyak dipengaruhi oleh lingkungannya yang terdiri dari pendidik, siswa, bahan
pelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran, sarana dan prasarana, serta pihak manajemen lembaga pendidikan tersebut. Proses belajar mengajar akan
berjalan maksimal jika komponen belajar dan mengajar berjalan dengan baik. Salah satu komponen utama yang mencetak generasi penerus bangsa yang
berkualitas adalah seorang pendidik. Pendidik sangat berperan dalam hal tersebut, karena pendidik terlibat langsung dalam interaksi yang terjadi dalam
proses belajar mengajar. Pendidik mempunyai peran untuk menyampaikan pengetahuan, nilai dan norma, serta informasi lainnya kepada siswanya. Oleh
karena itu, seorang pendidik harus mampu membuat proses pembelajaran menjadi menarik agar penyampaian dari pendidik dapat terserap dengan baik
oleh siswa. Proses pembelajaran melibatkan Motivasi Belajar Siswa. Menurut
Hamzah B. Uno 2015: 1 Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
diri siswa terdapat dua faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor penyebab
hambatan yang timbul dari diri siswa sendiri misalnya malas belajar dan malas membaca, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
lingkungan di luar individu misalnya suasana kelas yang kurang kondusif, metode pembelajaran yang tidak efekif, penggunaan media belajar yang kurang
menarik dan sebagainya. Seorang guru hendaknya mampu meningkatkan motivasi siswa baik dari internal maupun eksternal siswa.
Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk meningkatkan Motivasi Belajar pembelajar Hujair AH.Sanaky, 2013: 207. Media
pembelajaran merupakan alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ke siswa. Guru mulai mengembangkan media pelajaran mulai sekolah
dasar sampai sekolah menengah atas. Jenis-jenis media pelajaran antara lain adalah cetak, gambar, proyek, alat peraga dan multimedia komputer.
Perkembangan teknologi pada saat ini sudah semakin maju dan berkembang. Teknologi telah menjadi bagian penting disemua tempat, salah
satunya adalah sekolah. Adanya perkembangan teknologi tersebut, banyak sekolah yang menyediakan fasilitas penunjang seperti komputer dan LCD di
dalam kelas. Harapannya dengan adanya perkembangan teknologi guru dapat memberikan atau menyampaikan materi kepada siswa dengan lebih baik
melalui pemanfaatan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah. Seorang guru yang professional seyogyanya dapat melakukan variasi dalam
pembelajaran seperti mengembangkan media pembelajaran berbasis komputer. Sekolah Menengah Kejuruan SMK adalah bentuk satuan pendidikan
formal yang merupakan lanjutan dari jenjang sebelumnya yaitu SMP, MTs, atau sederajat. SMK dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu SMK
kepariwisataan, SMK pertanian, SMK teknologi, SMK bisnis dan manajemen, dan lain-lain. SMK Negeri 1 Tempel merupakan SMK yang masuk dalam
SMK bisnis dan manajemen yang mempunyai tiga jurusan yaitu akuntansi, administrasi perkantoran, dan pemasaran. Kompetensi yang harus dikuasi oleh
siswa bermacam-macam, tergantung pada jurusan yang diambil. Kompetensi menyiapkan konsep dasar pajak merupakan salah satu dari
beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa di SMK jurusan akuntansi. Kompetensi ini dianggap sulit oleh siswa. Letak kesulitan yang
dialami oleh siswa pada kompetensi ini salah satunya adalah abstraknya materi yang terkadang butuh divisualisasikan, seperti contoh bagaimana seorang
wajib pajak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak
NPWP. Untuk itu seorang guru seyogyanya memberikan suatu media yang mampu membantu siswa untuk memahami hal-hal tersebut.
Hasil observasi yang telah dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tempel pada saat pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan PPL adalah ditemukannya
beberapa hambatan dalam proses belajar mengajar, yaitu belum adanya pengembangan media pembelajaran yang menarik dan variatif terutama untuk
mata pelajaran perpajakan. Media pembelajaran yang digunakan masih monoton, sehingga menyebabkan pembelajaran di kelas kurang optimal.
Pembelajaran hanya cenderung menggunakan buku teks dan Power Point. Buku teks yang tebal dan Power Point yang monoton serta kurang menarik,
membuat siswa merasa bosan sehingga kurang termotivasi untuk belajar. Kurangnya Motivasi Belajar terlihat dari beberapa siswa yang tidur di kelas,
berbicara dengan teman sendiri, dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Terbatasnya media pembelajaran yang menarik menjadi hambatan dalam
proses belajar mengajar, sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih termotivasi. Multimedia Pembelajaran Interaktif
berbasis Adobe Flash dapat menjadi solusi alternatif. Menurut Yudhi Munadi 2013: 152 salah satu kelebihan Multimedia
Interaktif adalah meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, karena dengan Multimedia Interaktif kebutuhan siswa telah terakomodasi. Jika dibandingkan
dengan media pembelajaran yang lain, Multimedia Interaktif mempunyai beberapa kelebihan yaitu interaktif dan mampu memberikan visualisasi kepada
siswa untuk memahami sebuah materi yang abstrak. Dari beberapa media yang
ada, multimedia merupakan media yang interaktifitasnya paling nyata, karena tidak hanya melibatkan mental tetapi fisik juga terlibat Bates dalam Cecep
Kustandi dan Bambang Sutjipto, 2013: 69. Kelebihan-kelebihan itulah yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan Multimedia Pembelajaran Interaktif
sebagai media pembelajaran akuntansi. Multimedia tersebut dapat digunakan siswa untuk belajar mandiri maupun digunakan guru sebagai media presentasi
pembelajaran. Multimedia Pembelajaran Interaktif dalam pembuatannya dapat
dilakukan salah satunya dengan menggunakan Adobe Flash yang sangat populer untuk pengolahan multimedia dan animasi. Software ini dapat
menggabungkan suara, gambar, dan gerak animasi. Selain itu, software Adobe Flash biasa digunakan untuk membuat media pembelajaran dalam
bentuk CD pembelajaran sehingga ketika guru menggunakan multimedia interaktif yang dibuat dengan software ini dapat membuat suatu media
pembelajaran yang menarik dan lebih memotivasi siswa untuk belajar serta membantu guru dalam menjelaskan suatu materi kepada siswa.
Berdasarkan pada beberapa permasalahan yang ada maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Multimedia
Pembelajaran Interaktif Berbasis Adobe Flash Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi pada Kompetensi Menyiapkan Konsep Dasar Pajak untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Tempel”.
B. Identifikasi Masalah