Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Model Pengembangan multimedia interaktif berbasis Adobe Flash adalah menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari
analysis, design, development, implementation, dan evaluation.
B. Penelitian yang Relevan
1. Emiasih 2014 dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran
Akuntansi Modul Interaktif Berbasis Adobe Flash Kompetensi Dasar Membuat Jurnal Penyesuaian untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Pengasih” Berdasarkan hasil penelitian
pengembangan media pembelajaran berupa modul interaktif berbasis Adobe Flash sangat layak digunakan dalam pembelajaran. Terbukti dengan
penilaian oleh ahli materi mendapat nilai rata-rata 4,37 dengan kategori “Sangat Layak”, ahli media mendapat nilai rata-rata 3,95 dengan kategori
“Layak”, praktisi pembelajaran Akuntansi 4,29 dengan kategori “Sangat Layak”, dan pendapat siswa 4,31 dengan kategori “Sangat Layak”. Selain
itu modul interaktif berbasis Adobe Flash juga dapat meningkatkan Motivasi Belajar Siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih.
Terbukti dengan peningkatan sebelum dan setelah menggunakan modul interaktif berbasis Adobe Flash
sebesar 2,68 kategori “Sedang” menjadi 3,58 kategori
“Sangat Tinggi. Persamaan penelitian Emiasih 2014 dan penelitian ini adalah
software yang digunakan dan variabel penelitian yaitu Adobe Flash dan
Motivasi Belajar Siswa. Perbedaannya terletak pada kompetensi, bentuk media pembelajaran, dan tempat penelitian. Kompetensi, bentuk, dan
tempat yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah jurnal penyesuaian, modul interaktif dan SMK Negeri 1 Pengasih. Perbedaan pada
penelitian ini adalah pada kompetensi menyiapkan konsep dasar pajak, bentuk media yang dibuat yaitu Multimedia Pembelajaran Interaktif dan
lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Tempel. 2.
Luthviana Nur Aziza 2015 dengan judul “Pengembangan Multimedia Interaktif untuk SMK Kelas X Akuntansi dengan Kompetensi Dasar Kredit
Macet”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditinjau dari aspek pembelajaran, materi, tampilan, dan aspek pemrograman, kualitas media
pembelajaran interaktif yang dikembangkan dikategorikan sangat baik dengan presentase 82,4. Dengan demikian, dari hasil uji pelaksanaan
lapangan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Multimedia Pembelajaran Interaktif mata pelajaran dasar-dasar perbankan pada
kompetensi dasar kredit macet sudah layak digunakan oleh siswa kelas X SMK Negeri 2 Magelang sebagai salah satu sumber belajar baik secara
individu maupun kelompok. Persamaan penelitian Luthviana Nur Aziza 2015 dan penelitian ini
adalah pengembangan media pembelajaran Multimedia Interaktif berbasis Adobe Flash. Perbedaannya terletak pada kompetensi, tempat penelitian dan
variabel penelitian. Kompetensi dan tempat yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah kompetensi dasar kredit macet dan SMK Negeri 2
Magelang, serta tidak ada variabel penelitian atau variabel yang ditingkatkan. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada kompetensi
menyiapkan konsep dasar pajak, variabel penelitian yang ditingkatkan yaitu Motivasi Belajar, dan lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Tempel.
3. Defri Satria 2015 dengan judul “Pengembangan Multimedia Interaktif
Computer Based Instruction CBI Mengggunakan Adobe Flash pada Materi Akuntansi Perusahaan Jasa di SMK Sawunggalih Kutoarjo”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelayakan multimedia pembelajaran CBI berdasarkan penilaian dari : 1 Ahli Materi diperoleh rata-rata skor 4,83
yang termasuk kategori sangat layak; 2 Ahli Media diperoleh rata-rata skor 4,16 yang termasuk kategori sangat layak; 3 Praktisi Pembelajaran
Akuntansi diperoleh rata-rata skor 4,53 yang termasuk kategori sangat layak. Dengan demikian Multimedia Pembelajaran Interaktif Computer
Based Instruction CBI yang dikembangkan ini layak digunakan sebagai media media pembelajaran akuntansi perusahaan jasa.
Persamaan penelitian Defri Satria 2015 dan penelitian ini adalah pengembangan media pembelajaran Multimedia Interaktif berbasis Adobe
Flash. Perbedaannya terletak pada kompetensi, tempat penelitian dan variabel penelitian. Kompetensi dan tempat yang digunakan pada penelitian
sebelumnya adalah materi akuntansi perusahaan jasa dan SMK Sawunggalih Kutoarjo, serta tidak ada variabel yang ditingkatkan.
Perbedaan pada penelitian ini adalah pada kompetensi menyiapkan konsep
dasar pajak, variabel penelitian yang ditingkatkan yaitu Motivasi Belajar, dan lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Tempel.
C. Kerangka Berpikir