b. Model 4D
Model 4D merupakan singkatan dari Define, Design, Development and Dissemination yang dikembangkan oleh Thiagarajan
dalam Endang Mulyatiningsih 2011: 195. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan dapat dijelaskan sebagai
berikut: 1 Define Pendefinisian
Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan. Dalam model lain,
tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Setiap produk membutuhkan analisis yang berbeda-beda.
2 Design Perancangan Thiagarajan membagi tahap design dalam empat kegiatan,
yaitu: constructing criterion-referenced test, media selection, format selection, initial design. Dalam tahap perancangan, peneliti
sudah membuat produk awal prototype atau rancangan produk.
3 Develop Pengembangan
Thiagarajan membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan developmental testing. Expert
appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk memperbaiki materi dan rancangan
pembelajaran yang telah disusun. Sedangkan Developmental
testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya
4 Disseminate Penyebarluasan
Thiagarajan membagi tahap dissemination dalam tiga kegiatan yaitu: validation testing, packaging, diffusion dan
adoption. Pada tahap validation testing, produk yang sudah direvisi pada tahap pengembangan kemudian diimplementasikan
pada sasaran yang sesungguhnya. Kegiatan terakhir dari tahap pengembangan adalah melakukan packaging pengemasan,
diffusion and adoption. Tahap ini dilakukan supaya produk dapat dimanfaatkan oleh orang lain.
c. Model ADDIE
ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation. Model ADDIE
dikembangkan oleh Dick and Carry dalam Endang Mulyatiningsih 2013: 200. Kegiatan-kegiatan pada setiap pengembangan model
tersebut adalah sebagai berikut: 1 Analysis
Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya pengembangan modelmetode pembelajaran baru dan
menganalisis kelayakan dan
syarat-syarat pengembangan
modelmetode pembelajaran baru.
2 Design Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai
dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang
materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. 3 Development
Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan model atau metode pembelajaran baru. Dalam tahap
pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.
4 Implementation Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode
yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan model atau metode yang telah
dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model atau metode baru yang
dikembangkan. 5 Evaluation
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluation formatif dilaksanakan pada setiap
akhir tatap muka mingguan, Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan semester.
Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Model Pengembangan multimedia interaktif berbasis Adobe Flash adalah menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari
analysis, design, development, implementation, dan evaluation.
B. Penelitian yang Relevan
1. Emiasih 2014 dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran
Akuntansi Modul Interaktif Berbasis Adobe Flash Kompetensi Dasar Membuat Jurnal Penyesuaian untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Pengasih” Berdasarkan hasil penelitian
pengembangan media pembelajaran berupa modul interaktif berbasis Adobe Flash sangat layak digunakan dalam pembelajaran. Terbukti dengan
penilaian oleh ahli materi mendapat nilai rata-rata 4,37 dengan kategori “Sangat Layak”, ahli media mendapat nilai rata-rata 3,95 dengan kategori
“Layak”, praktisi pembelajaran Akuntansi 4,29 dengan kategori “Sangat Layak”, dan pendapat siswa 4,31 dengan kategori “Sangat Layak”. Selain
itu modul interaktif berbasis Adobe Flash juga dapat meningkatkan Motivasi Belajar Siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih.
Terbukti dengan peningkatan sebelum dan setelah menggunakan modul interaktif berbasis Adobe Flash
sebesar 2,68 kategori “Sedang” menjadi 3,58 kategori
“Sangat Tinggi. Persamaan penelitian Emiasih 2014 dan penelitian ini adalah
software yang digunakan dan variabel penelitian yaitu Adobe Flash dan