Defenisi Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan

demi tercapainya tujuan organisasi, serta tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, dan juga bercirikjan terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya. 3. Gaya kepemimpinan laissez-faire : pemimpin praktis tidak memimpin yang membiarkan kelompok-kelompoknya berbuat semau sendiri tidak berpartisipasi dalam setiap kegiatan kelompoknya, serta pemimpin yang hanya memberikan semua pekerjaan dan tanggung jawab untuk harus dilakukan oleh bawahannya.

3.3.1 Defenisi Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memberikan wawasan sehingga orang lain ingin mencapainya. Pemimpin yang baik memberikan pengalaman, keterampilan, dan sikap pribadinya untuk membangkitkan semangat dan tim kerja. Pemimpin yang efektif mampu memberikan pengarahan terhadap usaha semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Trisnawati 2005, kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Kepemimpinan adalah kemampuan dalam mengatur, memberi pengaruh serta memperoleh komitmen dari sebuah tim terhadap sasaran kerjanya. Selain itu pemimpin yang baik harus dapat menyelaraskan kebutuhan kelompok di mana untuk mengembangkan nilai-nilai dan sesuatu yang menarik perhatian organisasi. Leadership is capatibilty of persuading others to work together undertheir direction as a team to accomplish certain designated objectives kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya bekerja sama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan Universitas Sumatera Utara tertentu, demikian tulis James M Black dalam bukunya Management, A guide to Executive Command. Bordil dalam Sugandha, 1981 mendefenisikan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisasikan dalam usaha-usaha menentukan tujuan dan mencapainya. Bennis dalam Kartono, 1982 memberi batasan kepemimpinan sebagai “… the process by which an agent induces a subordinate to behave in a desired manner proses yang digunakan seorang pejabat menggerakkan bawahannya untuk berlaku sesuai dengan cara yang diharapkan. Seorang pemimpin itu adalah berfungsi untuk memastikan seluruh tugas dan kewajiban dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Seseorang yang secara resmi diangkat menjadi kepala suatu group atau kelompok bisa saja ia berfungsi atau mungkin tidak berfungsi sebagai pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang unik dan tidak diwariskan secara otomatis tetapi seorang pemimpin haruslah memiliki karekteristik tertentu yang timbul pada situasi-situasi yang berbeda. Menurut John. R. Schermer Horn, Jr1; Leading and being a manager are not one and the samething. To be a manager means to act effectively in the comprehensive sense of planning,organizing, leading and controlling. Leadership sucuss is a necessary but not suffcient condition for managerial success. A good manager is always a good leader, but a good leader is not necesserily a good manager. Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan yang di tawarkan oleh para pakar leardership, mulai dari yang klasik sampai kepada yang modern yaitu gaya kepemimpinan situasional model Hersey dan Blancard Universitas Sumatera Utara 1. Gaya Kepemimpinan Kontinum Gaya ini pertama sekali dikembangkan oleh Robert Tannenbaum dan warren Schmidt. Menurut kedua ahli ini ada dua bidang pengaruh yang ekstrim, yaitu: a. Bidang pengaruh pimpinan b. Bidang pengaruh kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin lebih menggunakan otoritasnya, sedangkan pada bidang ke dua lebih menekankan gaya demokratis. 2. Gaya Managerial Grid Robert R Blake dan Jane S mouton mengidentifikasikan gaya kepemimpinan yang diterapkan di dalam manajemen yang disebut dengan gaya managerial grid. Sesungguhnya, gaya managerial grid lebih menekankan kepada pendekatan dua aspek yaitu aspek produksi di satu pihak, dan orang-orang di pihak lain. Blake dan Mouton menghendaki bagaimana perhatian pemimpin terhadap produksi dan bawahannya followers. 3. Gaya Tiga Dimensi dari Reddin William J Reddin, seorang Professor dan konsultan dari Kanada mengetengahkan tiga dimensi gaya kepemimpinan dengan efektivitas dalam modalnya. Selain itu dia juga menekankan pada dua hal yang mendasar yaitu hubungan pemimpin dengan tugas dan hubungan kerja. Gaya kepemimpinan dari Reddin ini tidak terpengaruh kepada lingkungan sakitarnya. Universitas Sumatera Utara Menurut Reddin, ada jenis gaya yang barus diperhatikan yaitu gaya yang efektif dan gaya yang tidak efektif. Yang termasuk dalam gaya yang efektif terdiri atas empat jenis, yaitu : a. Eksekutif. Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas- tugas pekerjaan dan hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator yang baik dan mau menetapkan produktivitas yang tinggi. b. Pencinta Pengembangan Developer. Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian yang penuh terhadap hubungan kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan adalah minim. c. Otokratis yang baik. Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang maksimum terhadap pekerjaan tugas-tugas dan perhatian terhadap hubungan kerja yang minimum sekali, tetapi tetap berusaha agar menjaga perasaan bawahannya. Sedangkan gaya yang tidak efektif adalah sebagai berikut : a. Pencinta Kompromi Compromiser. Gaya Kompromi ini menitikberatkan pada perhatian akan pelaksanaan tugas dan hubungan kerja berdasarkan situasi yang kompromi. b. Missionari Manajer seperti ini menilai keharmonisan sebagai suatu tujuan, dalam arti memberikan perhatian yang besar dan maksimum pada orang- orang dan hubungan kerja tetapi sedikit perhatian terhadap tugas dan perilaku yang tidak sesuai. Universitas Sumatera Utara c. Otokrat Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak terhadap tugas dan sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan perilaku yang tidak sesuai.

3.3.2 Teori-Teori Kepemimpinan