Pertanyaan Penelitian LANDASAN TEORI

41 Remaja putri yang memiliki ketidakpuasan pada keadaan tubuhnya akan melakukan segala cara demi keluar dari belenggu ketidaksempurnaan badan. Remaja putri rela melakukan diet ketat, olah raga berlebihan, memakai obat-obatan kimia, rebonding, sambung rambut atau bahkan dengan cara ekstrim seperti sedot lemak, penambahan implan dan operasi plastik. Remaja putri rela menghabiskan banyak waktu dan uang demi mencapai standard ideal yang mereka anut.

D. Pertanyaan Penelitian

Guna mempermudah pelaksanaan penelitian ini, maka peneliti menguraikan pokok masalah yang akan diteliti dalam bentuk pertanyaan penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil kajian teori dan kerangka berpikir. Pertanyaan penelitian yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi citra tubuh negatif remaja putri? 2. Bagaimana Bentuk-bentuk citra tubuh negatif remaja putri ? 3. Apa sajakah dampak citra tubuh negatif pada remaja putri? 4. Bagaimana upaya remaja putri untuk mengatasi citra tubuh negatif? 5. Apa sajakah dampak dari upaya remaja putri untuk mengatasi citra tubuh negatif? 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ialah pengamatan individu di dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan satu sama lain, berusaha mengetahui bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya Nasution, 2003: 5. Sementara itu, Bogdan dan Taylor Lexy, J ,Moleong, 2005: 4 mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, Saryono Lutfiah Fitwi, 2009: 24 menambahkan bahwa penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif. Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan kepada metode studi kasus. Sebagaimana pendapat Nasution 2006: 27 studi kasus adalah bentuk penelitaian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Studi kasus dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia, dan lembaga sosial.