Ketidakpuasan Remaja Putri terhadap Keadaan TubuhnyaCitra Tubuh Negatif Pada Remaja Putri

39 Perkembangan moral anak pada akhir masa remaja telah memasuki Tingkat pasca-konvensional, pada tingkat ini kehidupan dan perilaku moral dipandang sebagai penerimaan tanggung jawab pribadi atas dasar prinsip yang dianut Endang Poerwanti Nur Widodo, 2002: 116. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral remaja sangat berperan dalam membimbing remaja menjadi pribadi yang mengetahui baik buruk, kewajiban, serta kesepakatan masyarakat dalam berinteraksi sosial. Remaja ada ditingkat pasca-konvensional yang memandang bahwa remaja harus bertanggung jawab dengan prinsip yang dianutnya sendiri.

C. Ketidakpuasan Remaja Putri terhadap Keadaan TubuhnyaCitra Tubuh Negatif Pada Remaja Putri

Citra tubuh adalah penilaian individu mengenai penampila dirinya secara keseluruhan. Citra tubuh terbagi menjadi dua yaitu citra tubuh positif dan citra tubuh negatif. Citra tubuh positif adalah kemapuan individu menerima keadaan tubuhnya secara utuh. Sementara citra tubuh negatif adalah ketidakmampuan individu menerima keadaan tubuhnya secara utuh. Remaja yang mengalami citra tubuh negatif disebabkan oleh beberapa aspek. Salah satunya adalah kepuasan pada bentuk tubuh. Apabila remaja merasa puas tentunya tidak menjadi masalah akan tetapi 40 apabila remaja tidak merasa puas maka muncul istilah body dissatisfaction atau ketidakpuasan pada kondisi tubuh. Body dissatisfaction adalah kesenjangan antara bentuk tubuh ideal dengan bentuk tubuh yang ingin dicapai secara khusus oleh remaja putri Esther dalam Nina Yunita Kartikasari, 2013. Remaja putri secara khusus sangat mementingkan penampilan tubuhnya, remaja putri selalu ingin tampak sempurna apabila diperhatiakan orang lain. Sejalan dengan yang diungkapkan Hurlock Kinanti Indika, 2009: 74 bahwa remaja pada umumnya merasa takut pada bentuk tubuh yang terlalu gemuk, pendek, kurus, wajah yang kurang cantik atau tampan, ada jerawat dan sebagainya. Hal- hal tersebut sering kali membuat remaja putri menjadi bahan “olok-olok”. Sejalan dengan Dewi Kinanti Indika, 2009: 15 yang mengatakan bahwa remaja yang menderita obesitas selalu dijadikan sebagai objek ejekan dan penampilan yang gemuk selalu dijadikan lelucon yang membuat orang lain tertawa serta dianggap tidak cantik. Padahal, perlu diketahui bahwa pemikiran negatif terhadap citra tubuh akan merugikan si remaja putri. Persepsi negatif remaja terhadap citra tubuh akan menghambat perkembangan kemampuan interpersonal dan kemampuan membangun hubungan yang positif dengan remaja lain. Secara garis besar, persepsi negatif akan mengganggu proses sosialisasi remaja putri secara khusus. Dalam proses sosial, remaja putri yang memiliki citra tubuh negatif cenderung menarik diri dari pergaulan. 41 Remaja putri yang memiliki ketidakpuasan pada keadaan tubuhnya akan melakukan segala cara demi keluar dari belenggu ketidaksempurnaan badan. Remaja putri rela melakukan diet ketat, olah raga berlebihan, memakai obat-obatan kimia, rebonding, sambung rambut atau bahkan dengan cara ekstrim seperti sedot lemak, penambahan implan dan operasi plastik. Remaja putri rela menghabiskan banyak waktu dan uang demi mencapai standard ideal yang mereka anut.

D. Pertanyaan Penelitian