bahasa. Finch 65: 2003 menyebutkan bahwa jika tindakan mampu mewakili pembicaraan, maka tuturan dapat mewakili tindakan. Fromkin 2003: 215
menyebutkan bahwa pada dasarnya semua ujaran yang dituturkan oleh manusia adalah sebuah tindak tutur. Sesuai dengan penjelasan ini, Levinson 1983: 236
memilah tindak tutur berdasarkan jenis, fungsi, maknanya. Ketiga bagian dalam tindak tutur ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
2.3.1.1 Jenis Tindak Tutur
Levinson 1983: 263 menulis bahwa seseorang tidak selamanya mengujarkan maksudnya secara langsung dalam bentuk ujaran yang dituturkan. Maksud
tersebut bisa saja berbeda dengan bentuk ujaran yang dilontarkan oleh penutur. Untuk itu, berdasarkan langsung atau tidaknya maksud yang muncul melalui
sebuah ujaran, Levinson membedakan tindak tutur menjadi dua yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung.
1. Tindak Tutur Langsung Direct Speech Act Secara umum, ujaran atau kalimat dapat dibedakan menjadi tiga yaitu ujaran
deklaratif, imperatif, dan interogatif Wijana, 1996: 30. Berdasarkan ketiga jenis kalimat ini, kalimat dengan modus deklaratif mempunyai maksud untuk
memberitahukan berita atau informasi. Kalimat imperatif merupakan modus kalimat yang berguna untuk memerintah, menyuruh, memohon atau mengajak.
Kalimat interogatif adalah kalimat dengan modus untuk menanyakan sebuah informasi. Dengan memperhatikan modus dari jenis kalimat, tindak tutur langsung
adalah jenis tindak tutur yang maknanya secara eksplisit muncul bersamaan dengan modus kalimat yang dituturkan. Contoh tindak tutur langsung dapat
dituliskan sebagai berikut. a
Guru: Tutup pintunya Murid: Baik bu. menutup pintu
Pada contoh a ujaran yang dituturkan oleh guru adalah tindak tutur langsung. Ujaran yang dituturkan guru merupakan ujaran dengan bentuk kalimat
imperatif. Kalimat ini mempunyai maksud memerintah siswa untuk menutup pintu. Guru yang menuturkan ujaran ini secara langsung menyampaikan
maksudnya dalam bentuk ujaran yang diujarkannya. Kesesuaian bentuk, modus kalimat, dan maksud penuturan dalam contoh a merupakan contoh dari tindak
tutur langsung.
2. Tindak Tutur Tidak Langsung Tindak tutur tidak langsung adalah tindak tutur yang maksud ujarannya tidak
muncul langsung dalam bentuk ujarannya. Tindak tutur tidak langsung mempunyai maksud implisit sehingga pemaknaan ujaran akan sangat bergantung
pada konteks penuturan. Daya dari tindak tutur tidak muncul secara literal dalam bentuk ujaran Levinson, 1983: 263. Penutur akan didorong untuk memahami
konteks penuturan sehingga maksud tuturan penutur tidak berhenti pada bentuk ujaran yang dituturkan. Contoh tindak tutur tidak langsung akan dituliskan
sebagai berikut.
b Ibu: Apakah kamu sudah mengerjakan PR-mu?
Anak: Belum Ma. Kalimat yang diujarkan oleh orang tua adalah kalimat tanya. Dengan
demikian modus dari kalimat tersebut adalah menanyakan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan rumah. Meskipun begitu, maksud yang ingin
dituturkan oleh orang tua adalah memberi perintah kepada anaknya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Dengan demikian, fungsi dan maksud kalimat
muncul secara tidak langsung dalam ujaran orang tua pada contoh di atas. Untuk itulah, ujaran orang tua yang muncul pada contoh b adalah tindak tutur tidak
langsung.
2.3.1.2 Fungsi Tindak Tutur