Efek perlokusi dapat dikatakan sebagai bentuk nyata dorongan tuturan kepada petutur  sehingga  memberikan  efek.  Kemungkinan  akan  adanya  efek  yang  tidak
berkesesuaian  dengan  maksud  dari  penutur  bisa  saja  muncul.  Hal  ini  kembali kepada  konteks  situasi  tutur  yang  melekat  dari  ujaran  yang  muncul  dalam
peristiwa tutur.
2.3.2 Teori Prinsip Kerjasama
Prinsip  kerjasama  merupakan  teori  gagasan  dari  Grice  1975.  Dalam  teori ini,  terdapat  empat  aspek  prinsip  kerjasama  yang  semestinya  dipenuhi  oleh
penutur  kepada  petutur  dan  sebaliknya  dalam  hal  informasi  yang  diberikan.  Ada kalanya  penutur  tidak  memberikan  informasi  yang  sesuai  baik  dari  jumlah
maupun  dari  sisi  lain  sehingga  muncul  implikatur  percakapan.  Implikatur  adalah informasi yang kemungkinan disiratkan oleh penutur sehingga informasi ini tidak
muncul dalam bentuk  ujaran. Teori prinsip kerjasama ini juga turut disampaikan oleh  Leech  1983  dimana  ia  menjelaskan  empat  maksim  percakapan  dalam
prinsip kerjasama.
1.  Maksim Kuantitas Maxim of Quantity Maksim  ini  menghendaki  penutur  untuk  memberikan  informasi  dengan
jumlah  yang tepat.  Informasi  yang diberikan oleh penutur diharapkan  cukup dan memadai  sebagaimana  dibutuhkan  oleh  petutur.  Wijana  1996:  46  menjelaskan
bahwa  jumlah  informasi  yang  diberikan  semestinya  tidak  kurang  ataupun  lebih
dari  apa  yang  diharapkan  sehingga  truth  value  dari  tuturan  tersebut  terjaga. Perhatikan contoh berikut.
a Ibu: Kamu  makan apa?
Anak: Saya makan apel. Contoh  ujaran  yang  dituturkan  oleh  anak  adalah  ujaran  yang  memenuhi
maksim kuantitas. Informasi yang diberikan merupakan informasi yang tepat dan sesuai  dengan  apa  yang  diminta  oleh  ibu.  Jika  informasi  yang  diberikan  anak
berlebihan, seperti menjawab dengan “saya makan apel yang ibu beli karena lapar sekali”  maka  tuturan  anak  bisa  dikatakan  melanggar  maksim  kuantitas.  Hal  ini
dikarenakan  informasi  yang  disediakan  anak  melebihi  kebutuhan  informasi  yang diminta ibu.
2. Maksim Kualitas Maxim of Quality Maksim  kualitas  mendorong  penutur  untuk  menuturkan  sesuatu  yang  benar.
Kebenaran  yang  dimaksudkan  adalah  kebenaran  yang  sesuai  dengan  fakta  dan bukti-bukti yang mampu mendukung kebenaran tersebut. Contoh maksim kualitas
akan diberikan sebagai berikut. b
Guru: Berapa dua dikali tiga? Siswa: Empat Pak.
Dari  tuturan  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  siswa  telah  melanggar  maksim kualitas.  Secara  fakta,  jika  tiga  dikalikan  dengan  dua,  maka  hasil  yang  akan
didapatkan  adalah  enam.  Namun  siswa  memberikan  jawaban  empat  yang  secara fakta adalah sebuah informasi yang salah. Jika siswa ingin memberikan informasi
yang  benar  secara  maksim  kualitas,  maka  jawaban  yang  akan  diberikan  adalah enam.
3. Maksim Hubungan Maxim of Relevance Maksim  relevansi  merupakan  maksim  yang  menunjukkan  bahwa  tuturan
seseorang semestinya berkaitan dengan tuturan yang sebelumnya. Keterkaitan ini menunjukkan  bahwa  jawaban  yang  diberikan  kepada  penutur  merupakan  sebuah
kerjasama  untuk  memberikan  kontribusi  yang  sesuai  dengan  percakapan  yang terjadi. Untuk menggambarkan maksim ini perhatikan contoh berikut.
c Andi: Apakah ayah sudah pergi?
Ani: Motornya tidak ada. Jika  diperhatikan,  Ani  telah  melanggar  maksim  hubungan  karena  jawaban
yang  diberikan  berkenaan  dengan  kendaraan  ayah,  bukan  kegiatan  ayah.  Secara literal,  pertanyaan  Andi  tidak  mempunyai  keterkaitan  dengan  kendaraan  yang
biasanya  digunakan  ayah  untuk  pergi.  Meskipun  begitu,  jika  dilihat  dari  maksud ujaran,  maka  dapat  dikatakan  bahwa  Ani  masih  melakukan  prinsip  kerjasama
dengan  Andi.  Kenyataan  bahwa  ayah  pergi  selalu  menggunakan  motornya memberikan  implikasi  bahwa  ayah  sudah  pergi.  Hal  inilah  yang  diungkapkan
Grice 1975 bahwa prinsip kerjasama tidak hanya bisa dilihat dari bentuk ujaran tetapi juga dari maksud dan hal yang terkait dengan ujaran tersebut.
4. Maksim Cara Maxim of Manner Maksim  cara mengharuskan penutur untuk  menyampaikan informasi  dengan
cara  yang tepat, tidak bertele-tele, berurutan, dan jauh dari keambiguan.  Maksim cara  lebih  menggarisbawahi  tentang  tata  cara  penyediaan  informasi.  Dengan
demikian  dapat  dikatakan  maksim  cara  akan  sangat  dipengaruhi  oleh  maksim- maksim  yang  sudah  ada  sebelumnya.    Berikut  adalah  contoh  ujaran  yang  yang
mengandung maksim cara. d
Ayah: ibu sedang masak apa? Ibu:  Ibu  sih  masih  belum  mau  makan  batu  atau  pasir,  jadinya  ibu  malam
ini masak sayur dan ikan saja. Dari  tuturan  yang  disampaikan  oleh  ibu,  terlihat  bahwa  jumlah  informasi
yang diberikan oleh ibu sangat berlebihan. Bahkan ibu memberikan jawaban yang tidak langsung menjawab ayah. Ibu  menjelaskan terlebih dahulu bahwa dia tidak
mempunyai  keinginan  untuk  memakan  pasir  dan  batu.  Tata  cara  ibu  untuk menjawab  pertanyaan  merupakan  cara  yang  tidak  ringkas.  Melihat  keadaan  ini
maka ujaran tersebut adalah ujaran yang melanggar maksim cara.
2.3.3  Prinsip Kesantunan Leech