Exenatide Agonis GLP-1 reseptor .1 Exendin 4

29 merupakan agonis yang poten dari GLP-1r yang secara invivo potensinya dilaporkan mencapai 5-10 kali lebih besar dari GLP-1 sendiri. Ex 4 membagi 53 asam amino yang identik dengan GLP-1 dan bersifat resisten terhadap pemecahan DPP-4 Sinclair dkk., 2012. Resistensi ini dikonfirmasi dengan adanya glisin pada posisi rantai 2 Deacon, 2004. Waktu paruh dalam tubuh manusia berkisar 2-4 jam sehingga dapat diberikan 2-3 kali perhari untuk mencapai serum konsentrasi terapi Deacon, 2004. Level HbA1C menurun pada terapi DMT2 dengan sulfonilurea dan atau metformin juga ditemukan pada Ex 4 monoterapi Nauck dkk., 2004. Sebagai tambahan Ex 4 memperbesar atau mempertahankan ukuran sel beta. Terapi Ex 4 selama stadium prediabetik dapat mencegah perkembangan menjadi diabetes; eksperimen binatang telah membuktikan bahwa terapi Ex 4 akan menunda terjadinya diabetes pada tikus Deacon, 2004.

2.7.8.2.2 Exenatide

Exenatide exendin 4 sintetik yang dijual dengan nama Byeta, merupakan agonis reseptor GLP-1 pertama yang berlisensi di Amerika dikeluarkan april 2005 Combettes dkk., 2006. Pada terapi pendek maupun 30 hari studi klinik exenatide menurunkan gula darah puasa maupun post prandial pada penderita-penderita DMT2 Deacon, 2004; Sinclair dkk., 2012. Pemberian exenatide tidak akan menyebabkan penurunan respon kounter regulasi pada saat terjadi hipoglikemia Deacon, 2004. Subkutan exenatide disuntikkan 2 x sehari sebelum sarapan dan makan malam yang dikombinasikan dengan metformin, sulfonilurea atau keduanya secara signifikan menurunkan level HbA1C dan glukosa puasa yang berkaitan dengan penurunan berat badan Buse dkk., 2011; Kendall dkk., 2005. Efek samping yang paling sering adalah gejala gastrointestinal seperti mual, ditemukan sekitar 3 dari 30 semua penderita. Munculnya mual biasanya pada awal-awal minggu pertama saat memulai terapi tapi akan berkurang pada proses selanjutnya. Gejala ini dapat dihindari dengan memulai dosis yang rendah dan meningkatkan dosis dengan interval 1 minggu Nauck dkk., 2004. Terapi exenatide tidak berhubungan dengan peningkatan insiden kardiovaskuler, tidak terkendalihati atau gangguan ginjal dan hipoglikemia berat. Sebanyak 19-22 dari penderita-penderita yang menggunakan exenatide akan membentuk antibodi antiexenatide tetapi antibodi ini tampaknya tidak berpengaruh terhadap kendali gula Deacon, 2004. Pengalaman dengan menggunakan exenatide long acting release LAR dengan subkutan injeksi setiap minggu sekali pada penderita-penderita DMT2 menunjukkan adanya penurunan glukosa darah puasa dan HbA1C yang lebih besar dibanding dengan injeksi 2 kali sehari. Walaupun demikian pengalaman yang lebih panjang dengan obat ini dengan menggunakan lebih banyak penderita belum dilaporkan. Exenatide LAR saat ini sudah sampai pada fase ketiga yang dibandingkan dengan injeksi 2 kali sehari Drucker, 2007. 2.7.8.3 Analog GLP-1 2.7.8.3.1 Liraglutide