diperlukan masa pemulihan yaitu waktu yang dibutuhkan tubuh untuk kembali kekeadaan semula dari keadaan aktivitas pelatihan Hatfield, 2001.
Pada latihan fisik berat berupa lari 8 km terjadi ketidakseimbangan antara prooksidan dan oksidan intraseluler yang dapat menimbulkan kerusakan hepatosit
sehingga tejadi peningkatan plasma aspartat transaminase ASTSGOT empat kali lipat Droge, 2002
. Latihan fisik berat akut meningkatkan kadar
malondialdehyde MDA yang sangat bermakna pada hati, darah, dan otot yang merupakan pertanda oxidative stres Karanth dan Jeevaratnam, 2005.
2.2.4 Pelatihan Fisik Berlebih dan Osteoporosis
Pelatihan fisik merangsang respon terhadap biomaker stres oksidatif Margonis et al., 2007. Stres oksidatif adalah keadaan dimana jumlah radikal
bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya. Beberapa penelitian melaporkan adanya efek stres oksidatif terhadap diferensiasi dan fungsi
osteoklas serta pengaruhnya terhadap peningkatan kehilangan massa tulang Bai et al., 2004. Stres oksidatif dapat menghambat pertumbuhan tulang dengan cara
menghambat diferensiasi osteoblas melalui extracellular signal-regulated kinase ERK dan ERK-dependent nuclear factor-kB signaling pathway Bai et al., 2004;
Shen et al., 2010 Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Stres Oksidatif Mengaktifkan Jalur NF-kB Almeida, 2010
Reactive Oxygen Species ROS merupakan molekul yang sangat reaktif, mengandung molekul oksigen dan radikal bebas, termasuk hidroksil OH dan
radikal superoksida O2, hidrogen peroksida H2O2, oksigen singlet, dan peroksida lemak. ROS dapat mengakibatkan stres oksidatif karena sifat radikal
bebasnya menyebabkan kerusakan beberapa biomolekul, seperti DNA, protein, dan lipid Bai et al.,2004.
ROS yang dihasilkan oleh mitokondria khususnya radikal hidroksil OH∙, selanjutnya produksi ROS akan mengaktivasi jalur regulasi proses inflamasi
melalui mekanisme aktivasi ERK dan ERK selanjutnya akan mengaktivasi produksi Nuclear Factor kB NF-kB dan NF-kB akan merangsang produksi
sitokin proinflamasi, seperti TNF- α dan IL-6. TNF-α dan IL-6 akan meningkatkan
osteoklastogenesis, menghambat apoptosis osteoklas dan menghambat aktivasi osteoblas Vali et al., 2007.
A G I N G
Gambar 2.5 Peran ROS dalam Osteoporosis Almeida, 2010 modified
Penuaan tulang dikaitkan dengan meningkatnya stres oksidatif, oksidasi lipid, dan kepekaan terhadap glukokortikoid Gambar 2.5. Peningkatan ROS
menginduksi apoptosis osteoblas dan osteosit melalui aktivasi p66
Shc
dan juga merangsang aktivitas transkripsi FoxO. Aktivasi FoxO dapat menurunkan kadar
-catenin yang merupakan faktor transkripsi T-Cell Factor TCF dan berperan pada proses osteoblastogenesis, sehingga aktivasi FoxO menghambat
osteoblastogenesis. Oksidasi lipid melalui 4-HNE berkontribusi terhadap pembentukan ROS. Ekspresi lipoxygenase Alox15 kemudian meningkat sebagai
respon peningkatan kadar ROS dan meningkatkan laju oksidasi lipid. Lipid
teroksidasi yang dihasilkan kemudian mengaktifkan PPAR , yang juga menurunkan kadar -catenin. Aktivasi PPAR juga menyebabkan peningkatan
adipositas sumsum
tulang. Peningkatan
sensitivitas glukokortikoid
osteoblasosteosit seiring
bertambahnya usia
menyebabkan penurunan
angiogenesis tulang, volume pembuluh darah, serta menurunkan kekuatan tulang. Glukokortikoid juga meningkatkan kadar ROS dalam tulang Almedia, 2010.
2.3 Tulang 2.3.1 Struktur tulang