Penampilan Performance : penampilan menurun, pemulihan terlambat, dan tidak toleran terhadap pelatihan.
Fisiologis : Peningkatan denyut nadi basal, peningkatan rasa nyeri, nyeri otot yang kronis, penurunan berat badan, mudah infeksi dan menurunnya nafsu
makan. Pelatihan fisik berlebih akan mempengaruhi fungsi organ tubuh mulai dari
kardiovaskuler, hormon serta muskuloskeletal sehingga mempengaruhi fungsi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu pelatihan berlebih menurunkan
kadar testosteron dan menurunkan gairah seksual Pangkahila, 2011a. Pemeriksaan secara mendalam dapat dilakukan pemeriksaan hormon dan radikal
bebas Pangkahila, 2011b. Banyak penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik berlebih dapat
mengakibatkan stres oksidatif. Salah satu penelitian pada testis tikus yang direnangkan dengan intensitas tinggi dan durasi lama menunjukkan tingginya
kadar MDA dan conjugated dienes CD bersamaan dengan menurunnya antioksidan enzimatik seperti glutathione GSH, superoksid dismutase SOD,
katalase, gluthation-s-tranferase GST dan peroksidase Manna et al., 2006.
2.2.1 Patofisiologi pelatihan fisik berlebih
Terdapat beberapa hipotesis yang menjelaskan patofisiologi overtraining yang kemudian menyebabkan overtraining syndrome OTS. Hipotesis ini antara
lain hipotesis glikogen, central fatigue hypothesis, hipotesis glutamine, hipotesis stres oksidatif, hipotesis sistem saraf otonom, hipotesis hipotalamus dan hipotesis
sitokin. Hipotesis glikogen menerangkan bahwa penurunan kadar glikogen pada
overtraining menyebabkan kelelahan dan penurunan performa atlet Kreher dan Schwartz, 2012. Central fatigue hypothesis menerangkan bahwa peningkatan
uptake triptofan pada otak akan merangsang peningkatan neurotransmitter serotonin 5-HT dan merubah mood pada atlet yang overtraining Budgett et al.,
2010. Pada hipotesis glutamine, atlet yang mengalami overtraining akan mengalami penurunan kadar glutamine sehingga mengalami disfungsi sistem
imun dan meningkatkan peluang penyakit infeksi Hiscock and Pedersen, 2002. Pada overtraining akan terjadi peningkatan radikal bebas yang merupakan faktor
perusak sel otot dan menyebabkan kelelahan, merupakan penjelasan hipotesis stres oksidatif Tanskanen et al., 2010. Hipotesis sistem saraf otonom
menerangkan bahwa overtraining dapat menimbulkan beberapa OTSs didomiasi oleh peran saraf parasimpatis Halson dan Jeukendrup, 2004. Hipotesis
hipotalamus menekankan pada disregulasi kontrol sekresi hormon-hormon pada hipotalamus dan menyebabkan gangguan endokrinologi Angeli et al., 2004.
Hipotesis sitokin menekankan pada peran respon peradangan dan sekresi sitokin proinflamasi pada sebagian besar OTSs Smith, 2000.
2.2.2 Diagnosis dan biomarker pelatihan fisik berlebih
Di bidang kedokteran olahraga, beberapa marker panel pemeriksaan telah dijadikan standar tes skrining yang komprehensif untuk calon atlet meliputi fungsi
ginjal, kalium, magnesium, dan glukosa, hitung darah lengkap, laju endap darah, C-reaktif protein, besi, creatine kinase, dan thyroid stimulating hormone Petibois
et al., 2002. Selain itu penanda biokimia telah dipelajari dalam berbagai populasi atlet untuk mendiagnosis overtraining. Tidak ada kadar tertentu atau sensitifitas
yang ditetapkan untuk creatine kinase, urea, atau iron Urhausen dan Kindermann, 2002. Biomarker stres oksidatif juga telah ditemukan berkorelasi dengan status
beban latihan Margonis et al., 2007. Marker hormonal menunjukkan beberapa hasil yang menjanjikan namun
memiliki banyak variabel pengganggu seperti siklus menstruasi, status gizi Meeusen et al., 2006. Kadar kortisol belum pernah diteliti antara atlet normal
dan atlet dengan overtraining Kreher dan Schwartz, 2012. Rasio testosteron terhadap kortisol juga telah dibuktikan dapat digunakan sebagai marker
overtraining, dimana rasio ini akan menurun dengan bertambahnya intensitas overtraining Halson dan Jeukendrup, 2004. Sebuah studi prospektif menemukan
peningkatan yang signifikan secara klinis pada rasio kadar kortisol urin semalam : kortisol selama periode beban latihan yang tinggi pada atlet Gouarne et al.,
2005.
2.2.3 Pelatihan Fisik Berlebih dan Stres Oksidatif