Faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Publik

commit to user 85 Evaluasi implementasi kebijakan merupakan evaluasi yang dilakukan pada tahap dilaksanakannya sebuah kebijakan. Menurut Palumbo dalam Parsons, 2008:549 evaluasi yang dilakukan ketika kebijakan atauprogram sedang diimplementasikan merupakan analisis tentang bagaimana program diimplementasikan dan faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan implementasi. Oleh karena itu implementasi memerlukan sebuah evaluasi untuk memonitor bagaimana program dikekola dan diatur sehingga mengasilkan umpan balik yang berfungsi untuk meningkatkan proses implementasi. Evaluasi implementasi ini dapat dilihat dalam kemampuan untuk mengoperasionalkan program- program yang telah dirancang sebelumnya. Sedangkan keseluruhan proses implementasi kebijakan dapat dievaluasi dengan mengukur atau membandingkan antara hasil akhir dari program- program tersenut dengan tujuan-tujuan kebijakan. Wahab, 1990:125 Secara umum evaluasi implementasi merupakan evaluasi pada tahap pelaksanaan sebuah kebijakan, yang akan memberikan masukan untuk proses implementasi serta untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi implementasi

c. Faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Publik

Salah satu tujuan evaluasi implementasi kebijakan publik adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh dalam implementasi tersebut. Untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi commit to user 86 implementasi kebijakan, dapat dilihat dari beberapa model implementasi kebijakan publik. Beberapa model tersebut antara lain: 1 Model Meter dan Horn Model implementasi ini diperkenalkan oleh Donald Van Meter dan Carl Van Horn. Model yang mereka kemukakan memiliki enam variabel yang membentuk kaitan linkaged antara kebijakan dengan kinerja performance. Hubugan antara variabel tersebut digunakan untuk melihat bagaimana proses kebijakan berlangsung. Variabel- variabel tersebut adalah Winarno, 2008:156-166: a Ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan Variabel ini menjadi faktor utama yang menentukan kinerja kebijakan. Ukuran dasar dan tujuan kebijakan ini digunakan untuk menguraikan tujuan kebijakan secara menyeluruh. Penilaian melalui indikator-indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sejauh mana ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan dapat direalisasikan. Dengan kata lain ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan ini merupakan dasar penilaian pencapaian tujuan kebijakan secara menyeluruh yang dilihat dari indikator-indikator kinerja kebijakan. b Sumber-sumber kebijakan Sumber-sumber kebijakan yang tersedia menunjang keberhasilan pelaksanaan kebijakan. Sumber tersebut menjadi input yang akan diolah dalam kebijakan agar mampu menghasilkan output dan commit to user 87 outcomes yang diharapkan. Sumber-sumber yang dimaksud mencakup dana atau perangsang lain yang mendorong dan memperlancar implementasi yang efektif. c Komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan Implementasi kebijakan akan berjalan dengan efektif apabila ukuran-ukuran dasar kebijakan dan tujuan kebijakan telah dipahami oleh individu-individu yang bertanggungjawab dalam kinerja kebijakan. Dengan demikian diperlukan kejelasan ukuran- ukuran dasar dan tujuan kebijakan serta ketepatan komunikasi. Untuk dapat mentransfer hal tersebut diperlukan komunikasi yang jelas dan baik didalam organisasi maupun antar organisasi. Kejelasan komunikasi ini dilakukan agar tidak terjadi interprestasi yang berbeda-beda antar pelaksana kebijakan sehingga mampu mengurangi terjadinya kesalahpahaman yang mampu menghambat implementasi kebijakan. d Karaktersitik badan-badan pelaksana Dalam melihat karakteristik badan pelaksana tidak terlepas dari struktur birokrasi. Komponen dari model ini terdiri dari ciri-ciri struktur formal dari organisasi-organisasi dan atribut yang tidak formal dari personil mereka serta Non Government Organization yang berperan dalam implementasi kebijakan. commit to user 88 e Kondisi ekonomi, sosial dan politik Kondisi ekonomi, sosial dan politik merupakan variabel yang mampu mempengaruhi pelaksanaan kebijakan. Variabel ini hanya mendapatkan perhatian kecil, namun menurut Meter dan Horn mempunyai efek yang mendalam terhadap pancapaian badan- badan pelaksana. Bahkan variabel ini bisa menjadi faktor yang sangat berpengaruh sebab kebijakan publik tidak bekerja pada ruang hampa, namun ada kondisi ekonomi, sosial dan politik yang tidak bisa dihindari. f Kecenderungan pelaksana Pelaksana kebijakan harus benar-benar memahami dasar-dasar dan tujuan kebijakan agar mampu melaksanakan kebijakan sebagaimana seharusnya. Namun, pada tahap pelaksanaan ini subyektivitas pelaksana bisa mempengaruhi tindakan pelaksana. Bisa jadi subyektivitas tersebut bertentangan dengan tujuan kebijakan yang harus dicapai. Penolakan pelaksana kebijakan terhadap tujuan-tujuan yang kebijakan akan menyebabkan kegagalan pelaksanaan kebijakan. Begitu pula sebaliknya, penerimaan terhadap ukuran-ukuran kebijakan dan tujuan kebijakan akan menjadi pendorong bagi pelaksanaan kebijakan yang berhasil. Model implementasi Kebijakan ini digambarkan sebagai berikut: commit to user 89 Gambar 2.1 Model Implemantasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn Sumber: Riant Nugroho, Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi, 2004: 168 2 Model Edwards III Model implementasi kebijakan menurut Edwards III dimulai dari dua pertanyaan mendasar yaitu prakondisi-prakondisi apa yang mempengaruhi keberhasilan kebijakan dan hambatan-hambatan utama apa yang menyebabkan kebijakan gagal. Dalam menjawab pertanyaan tersebut Edwards mengemukakan empat faktor atau variabel penting KEBIJAKA N PUBLIK KINERJA KEBIJAKA N PUBLIK Standar dan Tujuan Sumber Daya Aktivitas Implementasi dan Komunikasi Antar Organisasi Karaktersitik agen pelaksanaimp lementor Kondisi ekonomi, social dan politik Kecenderungan disposition dari pelaksanaimple mentor commit to user 90 dalam implementasi kebijakan publik. Variabel-variabel tersebut adalah Winarno, 2008:175: a Komunikasi Secara umum Edwards membahas tiga hal penting dalam proses komunikasi kebijakan yakni transmisi, konsistensi dan kejelasan. Persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah implementor kebijakan paham mengenai apa yang harus dilakukan. Untuk itulah keputusan-keputusan dan perintah-perintah harus disampaikan secara tepat dan cermat. Sehingga petunjuk pelaksanaan kebijakan mudah dipahami dan jelastidak membingungkan. Pada dasarnya dalam komunikasi ini ada transmisi kebijakan yaitu adanya pembuatan keputusan dan pemberian perintah dalam aturan atau kegiatan pelaksanaan, adanya kejelasan komunikasi isi kebijakan, dan konsistensi perintah-perintah pelaksanaan kebijakan. b Sumber-sumber Ketersediaan sumber-sumber yang diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan sangat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan kebijakan. Sumber-sumber yang penting meliputi staff yang memadai serta mempunyai keahlian dalam pelaksanaan tugas, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang diperluka untuk melaksanakan pelayanan publik. commit to user 91 c Kecenderungan-kecenderungan Kecenderungan dari pelaksana kebijakan merupakan faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan yang efektif. Kecenderungan ini seringkali mempengaruhi pola pikir dan tindakan dari pelaksana kebijakan. Sehingga implementasi kebijakan sangat ditentukan oleh interprestasi pelaksana kebijakan terhadap kebijakan. Untuk itulah pelaksana kebijakan harus mampu menginterprestasikan kebijakan dengan obyektif. d Struktur birokrasi Birokrasi merupakan badan yang paling sering menjadi pelaksana kebijakan baik birokrasi pemerintah maupun swasta. Untuk itulah struktur birokrasi mempunyai peran dalam keberhasilan implementasi kebijakan. Ripleys dan Franklin dalam Winarno 2008:202 mengidentifikasi enam karaktersitik birokrasi. Pertama, birokrasi sebagai instrumen sosial untuk menangani masalah publik. Kedua, birokrasi merupakan institusi yang dominan dalam pelaksanaan program kebijakan. Ketiga, birokrasi mempunyai sejumlah tujuan yang berbeda. Keempat, fungsi birokrasi berada dalam lingkungan yang luas dan kompleks. Kelima, birokrasi selalu hidup. Keenam, birokrasi bukan merupakan sesuatu yang netral dan tidak juga secara penuh dikuasai oleh kekuasaan yang berasal dari luar. Dengan peran yang dijalankan birokrasi dalam implementasi kebijakan, maka mengetahui stuktur birokrasi commit to user 92 merupakan faktor yang fundamental dalam mengkaji implementasi kebijakan. Gambar 2.2 Model Implementasi Kebijakan Menurut Edwards III Sumber: AG Subarsono, Analisis Kebijakan Publik, 2006: 91

2. Kerjasama Antar Daerah dalam Era Otonomi Daerah