Implementasi Kebijakan Evaluasi Implementasi Kebijakan

commit to user 72

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Evaluasi Implementasi Kebijakan

a. Implementasi Kebijakan

Implementasi merupakan salah satu tahap penting dalam kebijakan karena sebaik dan sebagus apapun kebijakan jika tidak mampu diimplementasikan, maka kebijakan tersebut tidak akan mampu memberikan perubahan. Nugroho 2004:51-52 menyatakan bahwa kebijakan publik merupakan manajemen pencapaian tujuan nasional, karena pada dasarnya kebijakan publik adalah usaha pencapaian tujuan nasional dan ukurannya adalah sejauhmana pencapaian cita-cita yang sudah ditempuh. Sedangkan Thomas R. Dye mengatakan bahwa kebijakan publik adalah apa yang dilakukan maupun tidak dilakukan oleh pemerintah. Pengertian ini dipandang terlalu luas sehingga berkembanglah kebijakan publik dengan batasan dan ruang lingkup lebih jelas yang dikemukakan oleh beberapa ahli Badjuri dan Yuwono, 2003:9-10. Seperti yang dikemukakan oleh Harol D. Laswell: Refers to governmental decisions designed to deal with various social problems, such as those related to foreign policy, environmental protection, crime, unemployment, and numerous other social problems. Policy analysis assist in defining goals, imagining alternative courses of action and evaluating short and long range cost and gain. Mengacu kepada keputusan pemerintah yang dirancang untuk menangani berbagai masalah sosial, seperti yang berkaitan dengan kebijakan luar negeri, perlindungan lingkungan, kejahatan, commit to user 73 pengangguran, dan berbagai masalah sosial lainnya. Analisis Kebijakan membantu dalam mendefinisikan tujuan, menggambarkan program alternatif tindakan dan mengevaluasi biaya jangka pendek dan panjang serta keuntungannya W.I. Jenkins dalam Wahab 1997: 4 menyebutkan adanya unsur aktor dalam kebijakan publik dengan menyatakan bahwa kebijakan publik sebagai : “ as set of interrelated decisions taken by a political actor or group of actors concerning the selection goals and the means of achieving them within a specified situation where these decisions decision should, in principle, be within the power or these actors to achieve” serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik atau sekelompok aktor politik berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara mencapainya dalam suatu situasi dimana keputusan- keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas kewenangan kekuasaan dari para aktor tersebut Dari beberapa pengertian diatas kebijakan publik mengandung ciri- ciri : 1 Kebijakan publik merupakan serangkaian tindakan yang berkaitan dan berpola. 2 Kebijakan publik melibatkan aktor politikkebijakan. 3 Kebijakan publik mengarah pada tindakan yang mengarah pada tujuan. 4 Kebijakan publik mengatasi permasalahan publik yang seharusnya diatasi oleh pemerintah. 5 Kebijakan publik bisa berbentuk positif maupun negatif. commit to user 74 Kebijakan publik merupakan rangkaian tindakan, sehingga dalam pelaksanaan kebijakan publik akan diturunkan menjadi program, proyek maupun kegiatan. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik ada dua pilihan yaitu diimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalui formulasi kebijakan derivatturunan dari kebijakan publik tadi. Nugroho, 2004:158. Dalam proses kebijakan publik, implementasi kebijakan adalah sesuatu tahap yang penting, bahkan jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan menjadi dokumen jika tidak diimplementasikan Udoji dalam Abdul Wahab, 1997:59. Pelaksanaan kebijakan bukanlah suatu proses yang sederhana, sebab kendala yang sering muncul pada sebuah kebijakan adalah pada tahap implementasinya. Van Horn dan Van Meter dalam Wahab, 1997: 65 mengartikan implementasi sebagai ”Those action by public an private individual or groups that are directed at the achievement of objectives set fort in prior policy decisions”. tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu- individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintahan atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Pengertian ini memberikan pemahaman bahwa sebuah kebijakan baru dapat diimplementasikan jika tujuan sudah ditetapkan sebelumnya yang kemudian keputusan-keputusan tersebut dioperasionalkan menjadi tindakan nyata. commit to user 75 Mazmanian dan Sabatier dalam Wahab,1997:65 menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan bahwa: ”Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan- kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadminisrasikannya maupun untuk menimbulkan akibatdampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian” Ripley dan Franklin dalam Winarno,2008:145 berpendapat bahwa implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan Benefit, atau suatu jenis keluaran yang nyata tangible output. Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa implementasi kebijakan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sehingga dampak yang diharapkan bisa terwujud dan aktivitas implementasi ini dilakukan oleh berbagai aktor. Sedangkan O’ Toole 2000:266 menyatakan bahwa policy implementation is what develops between the establishment of an apparent intention on the part of government to do something, or to stop doing something, and the ultimate impact in the world of action. implementasi kebijakan adalah apa yang dikembangkan antara apa yang diinginkan pemerintah untuk melakukan sesuatu, atau tidak melakukan sesuatu, dan dampak tertinggi dalam dunia kerja. Dari beberapa pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa implementasi kebijakan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk commit to user 76 mencapai tujuan yang ditetapkan sehingga dampak yang diharapkan bisa terwujud dan aktivitas implementasi ini dilakukan oleh berbagai aktor. Implementasi kebijakan ini menimbulkan rangkaian aktivitas. Darwin dalam Widodo, 2007:89 menyatakan setidaknya ada 6 hal penting dalam dalam persiapan proses implementasi. Persiapan tersebut yaitu pendayagunaan sumber, pelibatan orang atau sekelompok orang dalam implementasi, interpretasi, manajemen program dan penyediaan layanan dan manfaat pada publik. Sedangkan Jones menyatakan aktivitas implementasi ada tiga macam, yaitu organization, interpretation, dan application. Penjelasan dari tahap-tahap implementasi kebijakan ini adalah sebagai berikut Widodo, 2007:90-94: 1 Tahap Interpretasi Interpretation Tahap Interprestasi ini merupakan penjabaran sebuah kebijakan yang masih abstrak ke dalam kebijakan yang lebih bersifat teknis operasional . Kebijakan umum atau kebijakan strategis dijabarkan dalam kebijakan manajerial dan kebijakan manajerial dijabarkan dalam kebijakan teknis operasional. Kebijakan umum atau kebijakan strategis diwujudkan dalam dalam bentuk peraturan daerah Perda yang dibuat bersama-sama oleh lembaga legislatif DPRD dan lembaga eksekutif Pemerintah Daerah. Kebijakan manajerial diwujudkan dalam bentuk keputusan- keputusan Kepala Daerah Bupati atau Walikota dan kebijakan teknis commit to user 77 operasional diwujudkan dalam bentuk kebijakan kepala dinas, kepala badan atau kepala kantor sebagai pelaksana teknis pemerintah daerah. Aktivitas interpestasi ini juga diikuti dengan mengkomunikasikan kebijakan sosialisasi agar seluruh masyarakat stakeholders dapat mengetahui dan memahami apa yang menjadi arah, tujuan dan sasaran kelompok sasaran kebijakan. Komunikasisosialisasi ini diperlukan agar mereka terlibat secara langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan tadi. 2 Tahap Pengorganisasian to Organized Tahap pengorganisasian ini mengarah pada proses kegiatan pengaturan dan penetapan siapa pelaksana kebijakan penentuan lembaga organisasi; penetapan anggaran besar, sumber, bagaimana menggunakannya dan pertanggungjawabannya; penetapan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan, penetapan tata kerja juklak dan juknis; dan penetapan manajemen pelaksanaan kebijakan termasuk penetapan pola kepemimpinan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan. Aktivitas dalam tahap pengorganisasian ini meliputi: a Pelaksana Kebijakan Policy Implementor Pelaksana kebijakan Policy Implementors ini tergantung pada jenis kebijakan yang dilaksanakan. Penetapan pelaksana kebijakan ini juga disertai dengan penetapan tugas pokok, fungsi, kewenangan dan commit to user 78 tanggungjawab masing-masing pelaku kebijakan. Pelaksana kebijakan ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: I. Dinas, badan, kantor, unit pelaksana teknis UPT dilingkungan pemerintah daerah. II. Sektor swasta Private Sector. III. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM IV. Komponen masyarakat. b Standar Prosedur Operasi Standard Operating Procedure Standard Operating Procedure SOP ini digunakan sebagai pedoman, petunjuk, tuntunan dan referensi bagi para pelaku kebijakan. SOP ini memberikan pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, siapa sasarannya dan hasil apa yang ingin dicapai dari kebijakan tersebut. SOP ini juga mampu mencegah perbedaaan bersikap dan bertindak dalam menghadapi masalah dalam melaksanakan kebijakan. Dengan demikian dalam pelaksanaan sebuah kebijakan diperlukan prosedur tetap atau prosedur baku berupa standar prosedur operasi atau standar pelayanan minimal SPM. c Sumber Daya Keuangan dan Peralatan Aktivitas selanjutnya dalam tahap pengirganisasian ini adalah menetapkan besarnya anggaran, sumber anggaran serta peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Besarnya anggaran ini tergantung macam dan jenis kebijakan yang dilaksanakan. Sumber anggaran ini setidaknya dapat ditetapkan antara commit to user 79 lain berasal dari pemerintah pusat APBN, APBD, sektor swasta, swadaya masyarakat, dan lain-lain. Demikian pula macam dan jenis peralatan peralan yang diperlukan sangat bervariasi dan tergantung kepada macam dan jenis kebijakan yang dilaksanakan. Peralatan yang digunakan ini harus memadai agar tidak mengurangi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kebijakan. d Penetapan Manajemen Pelaksanaan Kebijakan Hal ini menekankan pada penetapan pola kepemimpinana dan koordinasi dalam melaksanakan sebuah kebijakan. Apabila pelaksana kebijakan melibatkan lebih dari satu lembaga maka harus jelas pola kepemimpinan yang digunakan apakah dengan sistem kolegial atau ada satu lembaga yang ditunjuk sebagai koordinator. Bila ditunjuk salah satu diantara pelaku kebijakan menjadi koordinator biasanya lembaga terkait erat dengan pelaksanaan kebijakan diberi tugas sebagai leading sector bertindak sebagai koordinator dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. e Penetapan Jadwal Kegiatan Penetapan jadwal kegiatan ini diperlukan untuk pedoman dalam pelaksanaan kebijakan dan standar untuk menilai kinerja pelaksanaan kebijakan, terutama dilihat dari dimensi proses pelaksanaan kebijakan. Oleh karena itu, setiap pelaksanaan kebijakan perlu ditegaskan atau disusun jadwal pelaksanaan kebijakan. commit to user 80 3 Tahap Aplikasi Application Tahap aplikasi ini merupakan tahap penerapan rencana proses implementasi kebijakan dalam realitas nyata. Tahap ini merupakan perwujudan dari pelaksanaan masing-masing tahapan yang telah disebutkan sebelumnya.

b. Evaluasi Implementasi Kebijakan