Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit Perkembangan Giro Wajib Minimum GWM

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

4.1.7. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit

Yang dimaksud dengan bunga kredit adalah suatu jumlah ganti kerugian atau balas jasa atas penggunaan uang oleh nasabah. Tingkat suku bunga kredit terus mengalami perkembangan yang tidak stabil. Tingkat suku bunga kredit mengalami kenaikan yang relatif kecil pada triwulan IV-2002 yaitu sebesar 17,82 menjadi 17,85 pada tahun 2003 triwulan I. Kemudian dari tahun 2003 triwulan II sampai triwulan II- 2005 suku bunga kredit mengalami penurunan. Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk melakukan pinjaman kepada bank mengalami penurunan. Hal ini disebabkan selain karena tingginya suku bunga kredit pada periode sebelumnya. Pada triwulan III-2005 sampai tahun 2006, tingkat suku bunga kredit sedikit mengalami kenaikan yaitu berada pada kisaran 15 ke atas. Kemudian mengawali tahun 2007 pada triwulan I, tingkat suku bunga mengalami penurunan menjadi 14,53 sampai pada akhirnya turun lagi menjadi 13,45 pada triwulan III-2007. Untuk mengetahui perkembangan suku bunga kredit dapat dilihat pada tabel berikut : Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009. Tabel 4.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit Tahun 2002 Triwulan IV-2007 Triwulan III Tahun Tingkat Suku Bunga Kredit 2002 Triwulan IV 17,82 2003 Triwulan I 17,85 Triwulan II 17,43 Triwulan III 16,53 Triwulan IV 15,44 2004 Triwulan I 15,12 Triwulan II 14,64 Triwulan III 14,33 Triwulan IV 14,05 2005 Triwulan I 13,78 Triwulan II 13,65 Triwulan III 14,47 Triwulan IV 15,66 2006 Triwulan I 15,90 Triwulan II 15,94 Triwulan III 15,66 Triwulan IV 15,10 2007 Triwulan I 14,53 Triwulan II 13,99 Triwulan III 13,45 Rata-rata 15,27 Sumber : SEMI, Bank Indonesia Medan

4.1.8. Perkembangan Giro Wajib Minimum GWM

Giro Wajib Minimum GWM dalam kurun waktu dari tahun 2002 triwulan IV sampai dengan tahun 2007 triwulan III relatif mengalami kenaikan. Hal ini terlihat dari triwulan IV-2002 sebesar Rp8,86 triliun kemudian meningkat sampai pada tahun 2003 triwulan IV sebesar Rp10,04 triliun. Pada tahun 2004 triwulan I sebesar Rp 13,01 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp17,04 triliun pada triwulan IV-2004. Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009. Pada tahun 2005 triwulan I sebesar Rp19,51 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp24,88 triliun pada triwulan IV-2005. Pada tahun 2006 triwulan I sebesar Rp24,05 triliun mengalami penurunan menjadi sebesar Rp28,23 triliun, dan meningkat lagi sebesar Rp32,98 triliun pada triwulan III-2007. Berikut dapat dilihat table perkembangan Giro Wajib minimum GWM : Tabel 4.5 Perkembangan Giro Wajib Minimum GWM Tahun 2002 Triwulan IV-2007 Triwulan III Triliun Rupiah Tahun GWM 2002 Triwulan IV 8,86 2003 Triwulan I 9,25 Triwulan II 9,51 Triwulan III 9,78 Triwulan IV 10,04 2004 Triwulan I 13,01 Triwulan II 14,35 Triwulan III 15,70 Triwulan IV 17,04 2005 Triwulan I 19,51 Triwulan II 21,30 Triwulan III 23,09 Triwulan IV 24,88 2006 Triwulan I 24,05 Triwulan II 24,80 Triwulan III 25,54 Triwulan IV 28,23 2007 Triwulan I 29,51 Triwulan II 31,24 Triwulan III 32,98 Rata-rata 19,63 Sumber : SEMI, Bank Indonesia Medan Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

4.1.9. Perkembangan Tingkat Tabungan Masyarakat