Analisis Rasio Kecukupan Kas

54 penurunan menjadi 144.43 dan hingga pada tahun 2011 menjadi 228.21. Untuk PT. Gudang Garam Tbk., total Rasio lancar mengalami kenaikan hingga periode 2004-2010. Kemudian pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 168.49. Untuk PT. Bentoel Investama, hal yang hampir serupa yang terjadi pada PT. HM Sampoerna yaitu rasio lancar yang berfluktuasi hal ini banyak disebabkan oleh kebijakan aktiva dan keharusan perusahaan membayar kewajiban lancarnya yang kemudian akan mempengaruhi rasio lancarnya dalam hal ini likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Secara teori semakin rendah tingkat likuiditas, maka probabilitas mengalami peningkatan karena dana yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan untuk berinvestasi yang mendatangkan profit atau keuntungan, dibandingkan hanya digunakan untuk melunasi hutang perusahaan.

4.1.3 Analisis Rasio Kecukupan Kas

Rasio likuiditas ini menjadi penting dikarenakan rasio ini dapat menunjukkan secara ekstrim apakah suatu perusahaan mengalami kecukupan kas untuk kegiatan operasinya. Jika perusahaan memiliki saldo kas yang tidak mencukupi, hal ini akan menimbulkan hambatan Universitas Sumatera Utara 55 dalam kegiatan operasinya yang pada akhirnya dapat mempengaruhi laba. Dimana :Rasio Kecukupan Kas = ��� ��������� Sebelum menganalisis mengenai kecukupan kas perusahaan kita akan melihat data mengenai jumlah kas dan penjualan perusahaan rokok di Indonesia periode 2004 hingga 2011. Tabel 4.5 Data Jumlah Kas dan Penjualan Perusahaan Rokok di Indonesia dalam jutaan rupiah Tahun Kas Penjualan HM sampoerna Gudang Garam Bentoel Invest. HM. Sampoerna Gudang Garam Bentoel Investama 2004 2,428,218 540,136 392,153 17,646,694 24,291,692 4,226,135 2005 1,352,844 420,471 466,080 24,660,038 24,847,345 2,176,178 2006 1,005,445 439,140 273,691 29,545,083 26,339,297 2,996,514 2007 557,239 486,586 593,403 29,787,725 27,389,365 4,586,007 2008 499,362 1,134,826 76,694 34,680,445 30,251,643 5,940,801 2009 527,981 1,222,897 84,311 38,972,186 32,973,080 6,081,726 2010 2,070,123 1,249,249 88,376 43,381,658 37,691,997 8,904,568 2011 3,209,559 1,094,895 88,338 52,856,708 41,884,352 10,070,175 Sumber : Laporan Keuangan dari ICMD Berdasarkan data tabel 4.4 maka akan dihitung rasio kecukupan kas dengan metode membandingkan kas dengan penjualan, ketika hasil yang didapatkan tinggi maka perusahaan tersebut memiliki kecukupan Universitas Sumatera Utara 56 kas untuk kegiatan produksi sebaliknya ketika rasio yang didapatkan rendah maka perusahaan tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan produksi. Berikut disajikan data perhitungan kecukupan kas perusahaan rokok dari tahun 2004-2011 berdasarkan laporan keuangan ketiga perusahaan rokok. Tabel 4.6 Rasio Kecukupan Kas Perusahaan Rokok Indonesia Tahun HM sampoerna Gudang Garam Bentoel Inv. 2004 13.76 2.22 9.28 2005 5.49 1.69 21.42 2006 3.40 1.67 9.13 2007 1.87 1.78 12.94 2008 1.44 3.75 1.29 2009 1.35 3.71 1.39 2010 4.77 3.31 0.99 2011 6.07 2.61 0.88 Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil yang berfluktuasi dari ketiga perusahaan rokok di Indonesia.Dimulai dari HM Sampoerna periode 2004-2009 mengalami penurunan menjadi 1.35 sebelumnya ditahun 2004 sebesar 13.76. dan kembali naik pada tahun 2010 dan 2011 berturut-turut menjadi 4.77 dan 6.07. kenaikan dan penurunan yang terjadi ini, banyak disebabkan oleh penurunan dari sisi kas, hal ini Universitas Sumatera Utara 57 dikarenakan penggunaan kas untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan. Untuk PT. Gudang Garam, rasio yang befluktuasi namun tidak terlalu signifikan jumlah penurunan ataupun peningkatan yang terjadi. Penurunan ini disebabkan oleh kas atau penjualan yang mengalami peningkatan. Untuk PT. Bentoel Investama lebih signifkan terjadi penurunan pada tahun 2010 dan 2011.Hal ini disebabkan oleh penurunan penjualan produk perusahaan, dan juga jumlah kas perusahaan yang sangat sedikit hal ini perlu diperhatikan oleh perusahaan mengingat rasio ini sangat penting untuk melihat bagaimana perusahaan mampu melakukan kegiatan produksi berdasarkan kas yang dimilikinya.

4.1.4 Analisis Profitabilitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Rokok Di Indonesia (Studi Kasus Pada Industri Rokok Go-Public Yang Listing Dibursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2004-2011

1 92 100

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

27 255 82

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Periode 2007-2009

2 63 76

Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja Dan Hutang Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 21 95

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Rokok Yang Go-Publik di Indonesia

0 31 103

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

Pengaruh Rasio Leverage Dan Rasio Intensitas Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan Automotive Yang Go-Public Di Bursa Efek Indonesia

2 29 114

Pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 33 60

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Konseptual 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan - Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Rokok Di Indonesia (Studi Kasus Pada Industri Rokok Go-Public Yang Listing Dibursa Efek Indonesia

0 0 18

KATA PENGANTAR - Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Rokok Di Indonesia (Studi Kasus Pada Industri Rokok Go-Public Yang Listing Dibursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2004-2011

0 0 14