Analisis Rasio Lancar Current Ratio

51 Setelah melakukan perhitungan terhadap tingkat perputaran modal kerja pada PT. HM Sampoerna, PT. Gudang Garam dan PT. Bentoel Investama tahun 2004 hingga 2011, didapatkan hasil bahwa tiap tahunnya perputaran modal kerja menunjukkan hasil yang positif dan di atas standar perputaran 1 kali. Artinya perputaran modal kerja pada ketika perusahaan rokok menunjukkan hasil yang baik selama 8 tahun dalam periode 2004-2011. Faktor yang mendorong terjadinya perputaran modal kerja karena tingginya permintaan pasar akan produk rokok, sehingga proses produksi hingga distribusi terus berlangsung, produk cepat terjual dipasaran dan modal kerja yang digunakan juga mengalami perputaran yang positif dan menunjukkan persentase yang terbilang tinggi. Efisiensi yang diperlukan dalam pengelolaan modal kerja tersebut untuk kegiatan produksi sangat diperlukan, agar proses produksi tidak memakan banyak biaya yang tidak diperlukan dan produk bisa mencapai penjualan maksimal untuk kemudian hasil penjualan digunakan kembali sebagai modal kerja untuk kegiatan produksi selanjutnya.

4.1.2 Analisis Rasio Lancar Current Ratio

Metode ini digunakan untuk melihat bagaimana rasio modal kerja yang dicapai perusahaan selama kurun waktu tertentu.Pada penelitian kali ini rasio yang digunakan adalah Current Ratio.Rasio ini mengukur Universitas Sumatera Utara 52 seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Dimana :Current Ratio = ������ ������ ����� ������ Berikut adalah kondisi Aktiva Lancar dan Kewajiban Lancar ketiga Perusahaan Rokok di Indonesia tahun 2004-2011. Tabel 4.3 Data Aktiva Lancar dan Kewajiban Lancar Perusahaan Rokok di Indonesia dalam jutaan rupiah Tahun Aktiva Lancar Kewajiban Lancar HM sampoerna Gudang Garam Bentoel Invest. HM. Sampoerna Gudang Garam Bentoel Investama 2004 8,835,447 13,490,458 1,450,167 3,871,620 8,006,773 720,392 2005 8,729,173 14,709,465 1,367,677 5,116,734 8,488,549 618,162 2006 9,432,332 14,815,847 1,693,183 5,612,677 7,855,005 1,053,455 2007 11,056,457 17,124,562 2,976,925 6,212,685 8,775,317 842,737 2008 11,037,287 17,008,576 3,053,065 7,642,207 7,670,532 1,231,919 2009 12,688,643 19,584,533 2,791,034 6,747,030 7,961,279 1,049,582 2010 15,768,558 22,908,293 3,053,134 9,778,942 8,481,933 1,221,291 2011 14,851,460 30,381,754 4,287,268 8,489,897 13,534,319 3,829,144 Sumber : Laporan Keuangan dari ICMD Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa aktiva lancar HM. Sampoerna dan Gudang garam mengalami kenaikan tiap tahunnya sedangkan Bentoel Inv. Berfluktuasi pada tahun 2008-2010 yakni pada periode 2009 turun sebesar 8 dan kembali mengalami kenaikan pada Universitas Sumatera Utara 53 tahun 2010 dengan besar yang sama. Hal yang berbeda pada Kewajiban lancar, hamper ketiga perusahaan rokok memiliki kewajiban lancar dengan jumlah yang berfluktuasi pada periode 2004-2011. Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat dihitung rasio lancarnya yakni perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar, hal ini dihitung dengan tujuan mengetahui seberapa besar perusahaan dapat memenuhi atau membayar semua kewajiban lancarnya. Tabel 4.4 Rasio Lancar Perusahaan Rokok Indonesia Tahun HM sampoerna Gudang Garam Bentoel Inv. 2004 228.21 168.49 201.30 2005 170.60 173.29 221.25 2006 168.05 188.62 160.73 2007 177.97 195.14 353.24 2008 144.43 221.74 247.83 2009 188.06 246.00 265.92 2010 161.25 270.08 249.99 2011 228.21 168.49 201.30 Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan hasil perhitungan Current Ratio ketiga perusahaan rokok diperoleh hasil yaitu : Untuk PT. HM Sampoerna, total Rasio Lancar berfluktuasi yakni mengalami penurunan dari tahun 2004-2006, selanjutnya pada tahun 2007 naik menjadi 177.97 dan pada tahun 2008 kembali mengalami Universitas Sumatera Utara 54 penurunan menjadi 144.43 dan hingga pada tahun 2011 menjadi 228.21. Untuk PT. Gudang Garam Tbk., total Rasio lancar mengalami kenaikan hingga periode 2004-2010. Kemudian pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 168.49. Untuk PT. Bentoel Investama, hal yang hampir serupa yang terjadi pada PT. HM Sampoerna yaitu rasio lancar yang berfluktuasi hal ini banyak disebabkan oleh kebijakan aktiva dan keharusan perusahaan membayar kewajiban lancarnya yang kemudian akan mempengaruhi rasio lancarnya dalam hal ini likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Secara teori semakin rendah tingkat likuiditas, maka probabilitas mengalami peningkatan karena dana yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan untuk berinvestasi yang mendatangkan profit atau keuntungan, dibandingkan hanya digunakan untuk melunasi hutang perusahaan.

4.1.3 Analisis Rasio Kecukupan Kas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Rokok Di Indonesia (Studi Kasus Pada Industri Rokok Go-Public Yang Listing Dibursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2004-2011

1 92 100

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

27 255 82

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Periode 2007-2009

2 63 76

Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja Dan Hutang Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 21 95

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Rokok Yang Go-Publik di Indonesia

0 31 103

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

Pengaruh Rasio Leverage Dan Rasio Intensitas Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan Automotive Yang Go-Public Di Bursa Efek Indonesia

2 29 114

Pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 33 60

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Konseptual 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan - Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Rokok Di Indonesia (Studi Kasus Pada Industri Rokok Go-Public Yang Listing Dibursa Efek Indonesia

0 0 18

KATA PENGANTAR - Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Rokok Di Indonesia (Studi Kasus Pada Industri Rokok Go-Public Yang Listing Dibursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2004-2011

0 0 14