melakukan pembinaan terhadap anak yang sudah tidak dapat terkontrol oleh kami orang tua. Di dalam pendidikan dan pembinaan pondok pesantren menggunakan
atau berlandaskan nilai-nilai agama Islam. Dengan nilai-nilai Islam, anak dapat menjadi pribadi berakhlak lebih baik, mengetahui tata nilai agama Islam dan
sopan santun. Sedangkan sekolah umum atau formal lebih banyak memberikan pendidikan pengetahuan umum. Meskipun ilmu agama diberikan kepada anak-
anak didik, tapi ilmu agama itu hanya sedikit yang diberikan. Berikut penuturan informan pada wawancara tanggal 3 Juni 2010:
“pondok pesantren memberikan pengetahuan ilmu agama dan melaksanakan nilai- nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, singkatnya lebih lengkap. Karena
memang kami menitipkan anak kami di pondok pesantren untuk dibina dan diberikan ilmu agama serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, supaya
bisa terkontrol dan bisa diatur lagi. Tapi kalau pendidikan di sekolah umum itu lebih banyak diberikan pengetahuan umum. Sedangkan anak yang sudah tidak
dapat terkontrol orang tua karena memang kurangnya pengetahuan ilmu agama itu perlu lebih mengerti ilmu agama, bukannya pengetahuan umum. Memang benar
sekarang itu zaman modern, tapi anak mau jadi apa kalau mereka hanya memiliki
pengetahuan ilmu agama yang sedikit.”
b. Informan 2
Informan kedua ini bernama Iwan dan berumur 37 tahun ini merupakan masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar Pondok Pesantren Darul Falah.
Selama 37 tahun informan tinggal di lingkungan sekitar Pondok Pesantren Darul Falah dan bekerja sebagai seorang petani yang cukup berhasil. Informan termasuk
sebagian masyarakat yang kurang mendukung adanya pendidikan atau pembinaan yang hampir keseluruhan merupakan ilmu agama. Hal ini bukan dikarenakan
informan adalah seorang yang tidak beragama, tapi alasannya lebih kepada pemikiran dan prinsip yang berbeda. Menurut informan, ilmu agama dan nilai-
nilai Islam memang sangat penting untuk perkembangan seorang anak, ilmu agama yang diberikan oleh orang tua akan menentukan perkembangan seorang
anak. Karena pendidikan awal seorang anak diberikan oleh orang tua. Berikut penjelasan informan:
“ilmu agama memang sangat penting untuk perkembangan seorang anak. Jika orang tua memberikan ilmu agama kepada anaknya sejak awal atau sejak anak itu
masih kecil, pasti anak itu akan berkembang dengan baik. Karena anak
mendapatkan pendidikan awal dari orang tuanya ” wawancara tanggal 3 Juni 2010.
Kemudian ditanyakan kembali kepada informan mengenai pendidikan yang seperti apa yang harusnya diberikan kepada anak jika orang tua belum dapat
memberikan ilmu agam yang benar kepada anak. Informan menjelaskan bahwa, ilmu agama bukan hanya didapatkan dari orang tuanya, keluarga dan lingkungan
yang baik dapat memberikan pengetahuan anak tentang ilmu agama. Selain keluarga dan lingkungan, anak akan mendapatkan ilmu agama pada lembaga
pendidikan, seperti sekolah. Berikut penjelasan informan pada wawancara yang dilakukan tanggal 3 Juni 2010:
“kalaupun orang tua belum dapat memberikan ilmu agama yang sepenuhnya kepada anaknya, masih ada keluarga yang lain. Lingkungan tempat tinggal yang
baik juga pasti membuat anak beelajar lebih banyak, InsyaAllah. Selain itu, anak akan mendapatkan ilmu agama disekolahannya, jadi dalam kehidupan sehari-hari
tinggal kami terapkan saja”. Lebih lanjut ditanyakan tentang pendapat informan mengenai pendidikan atau
pembinaan di pondok pesantren dan tata tertib yang digunakan pondok pesantren untuk melakukan pembinaan kepada santrinya. Informan menjelaskan bahwa
pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang kurang efisien bagi anak, karena ilmu agama dan penerapan nilai-nilai agama pada kehidupan sehari-hari
dapat dilakukan sendiri. Ilmu agama dapat diterima pada pendidikan formal dan penerapannya dilakukan di rumah oleh orang tuanya. Karena diluar ilmu agama,
seorang anak juga harus mendapatkan ilmu umum lainnya. Sedangkan tata tertib
pada pondok pesantren bisa dikatakan sangat ketat, hal ini dapat membuat perkembangan psikologis anak berkembang dengan kurang baik. Berikut adalah
penuturan nforman: “pendidikan di pondok pesantren terasa kurang efisien bagi perkembangan
psikologis seorang anak, dengan beralasan bahwa ilmu agama yang didapat anak akan diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Menurut saya pendapat itu salah,
karena ilmu agama dapat diterima pada pendidikan formal dan diterapkan pada kehidupan sehari-
hari anak yang diikutu orang tuanya” wawancara tanggal 3 Juni 2010.
Kemudian ditanyakan kembali kepada informan tentang perbedaan dan perbandingan ilmu agama dan nilai-nilai agama yang diberikan dari sekolah
formal atau umum dengan ilmu agama yang diberikan pondok pesantren. Informan memberi penjelasan bahwa, pondok pesantren dan sekolah umum hanya
memiliki sedikit perbedaan. Sekolah umum memberikan ilmu agama yang terbatas, sedangkan pondok pesantren memberikan ilmu agama lebih banyak.
Berikut penuturan informan pada wawancara tanggal 3 Juni 2010: “pondok pesantren memberikan pengetahuan ilmu agama lebih banyak dan bisa
dibilang lengkap, sekitar 70 itu ya ilmu agama semua. Sedangkan sekolah umum hanya 20-
30 ilmu agama yang diberikan.”
B. Pembahasan 1. Pola Pembinaan Santri Remaja dalam Upaya Pengendalian Tindak
Penyimpangan Prilaku
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Agama Islam, umumnya dengan cara klasikal, dimana kyai mengajarkan ilmu Agama Islam
kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab kuning yang ditulis dalam bahasa arab oleh ulama abad pertengahan, para santri biasanya tinggal di pondok
asrama dalam pesantren tersebut.
Salah satu niat pondok pesantren selain dari yang di maksudkan sebagai tempat asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk
mengembangkan keterampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri
dalam masyarakat sesudah tamat dari pondok pesantren.
Oleh karena itu, pola pembinaan yang diterapkan di dalam Pondok Pesantren Darul Falah lebih pada pola pembinaan terpadu, di mana pembinaannya dilakukan
dengan tertutup dan menggunakan peraturan tertulis yang lebih bersifat kekeluargaan. Pembina pondok pesantren melaksanakan peraturan dengan pola
pembinaan yang bersifat kekeluargaan adalah dengan memberikan teguran atau nasehat kepada santri tanpa menggunakan sistem kekerasan dalam pelaksanaan
peraturan pondok pesantren untuk mengendalikan atau mengurangi tindak penyimpangan prilaku. Alasannya karena pola pembinaan ini dianggap tidak
terlepas dari nilai-nilai Islam.
Hasil dari pola pembinaan tersebut sudah dapat dikatakan berhasil, karena sudah menumbuhkan kesadaran santri remaja untuk mematuhi peraturan dan mampu