razia di asrama santri secara dadakan supaya tidak ada santri yang luput dari razia. Selain itu, MPS akan memberikan teguran dan nasehat kepada santri yang
melanggar peraturan agar tidak mengulanginya lagi, meskipun belum dapat maksimal. Pengendalian penyimpangan prilaku secara preventif yang dilakukan
oleh pembina dan MPS diharapkan dapat mengurangi dan menghambat penyimpangan-penyimpangan yang sering terjadi di lingkungan pondok
pesantren.
Sedangkan pengendalian reprentif dilakukan dalam bentuk pemberian sanksi kepada santri yang melakukan penyimpangan . sanksi yang diberikan bukan
sanksi yang berbentuk kekerasan fisik, akan tetapi sanksi yang diberikan dalam bentuk teguran, nasehat, dipanggil orang tuanya atau dikembalikan kepada orang
tua.
4. Pelanggaran Tata Tertib Pondok Pesantren Perilaku Menyimpang Santri
Upaya pembinaan yang dilakukan pembina pondok pesantren dalam pengendalian tindak penyimpangan perilaku adalah dengan menerapkan aturan-aturan di dalam
pondok pesantren, akan tetapi pelanggaran tetap saja terjadi. Hal ini di karenakan santri belum memahami norma-norma dalam pesantren dan di dalam diri santri
belum tertanam nilai-nilai kedisiplinan.
Pada tata tertib pondok pesantren terdapat 4 klasifikasi pelanggaran, yaitu: pelanggaran ringan A, pelanggaran sedang B dan pelanggaran berat C yang
memiliki kuantitas sanksi yang sudah ditetapkan oleh pembina pondok pesantren.
Tabel 4 : Data Pelanggaran Santri
No Jenis pelanggaran Jumlah kasus
Kategori Sanksi
Lk Pr
1 Tidak sholat
berjamaah 6
2 A
Ringan Nasehat pentingnya
sholat berjamaah 2
Merokok 8
- C Berat
Nasehat, cukur kepala, kerja bakti
3 Membolos
15 6
B Sedang
Nasehat, melakukan amal sholeh
4 Khalawaat pacaran
3 2
C Berat Nasehat, cukur kepala ,
menghaplkan Al- Qur’an
5 Keluar kompleak
pondok tanpa izin 5
2 B
Sedang Nasehat, melakukan
amal sholeh, kerja bakti
6 Menyimpan barang
elektronik 8
5 B
Sedang Nasehat, melakukan
amal sholeh, hafalan ayat
7 Tidak menjaga
kebersihan darul falah
18 -
A Ringan
Nasehat, kerja bakti
8 Pelanggaran bahasa
20 13
A Ringan
Nasehat, melakukan amal sholeh,
menghafal kosakata
9 Minum-minuman
keras 1
- C Berat
Nasehat, cukur rambut, menghafal 5 juz Al-
Qur’an, dikeluarkan 10 Tidak menyebarkan
salam 12
8 A
Ringan Nasehat, melakukan
amal sholeh
Sumber : Data lapangan tahun 2010
Berdasarkan keterangan informan dan data tentang pelanggaran yang dilakukan santri, dapat disimpulkan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh santri lebih di
karenakan terdapat penurunan dan penghayatan terhadap nilai-nilai yang diberikan oleh pembina pondok pesantren.
Pada setiap penyimpangan prilaku selalu ada faktor-faktor yang melatarbelakangi suatu penyimpangan, antara lain faktor internal dan eksternal. Secara internal,
penyimpangan prilaku dapat terjadi karena santri tersebut merasa dibuang oleh orang tuanya dan tidak diperhatikan. Pada usia remaja, santri tidak akan berfikir
secara matang tentang permasalahan yang dihadapinya. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi alasan bagi santri untuk melakukan penyimpangan adalah
karena pengaruh lingkungan sekitar, teman dan lainnya.
Dipandang dari sisi sosiologis, sosialisasi tata tertib dapat kita golongkan sebagai prilaku menyimpang, sebagaimana disebutkan Bruce J. Burger dalam buku
Sosiologi yang ditulis oleh Idianto M bahwa, perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasiil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak
masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat yaitu dilingkungan Pondok Pesantren Darul Falah. Biasanya pelanggaran tata tertib muncul karena kurang
maksimal dalam pensosialisasian sebuah aturan, norma atau nilai, sehingga terjadilah sebuah pelanggaran.
5. Sanksi Terhadap Pelanggaran Tata Tertib