Uji resistensi Insektisida pada nyamuk

21

2.2 Kerangka Teori

Kekejangan pada nyamuk Hipereksitasi Depolarisasi terus menerus Peningkatan senyawa piperonylbutoxide PBO, S,S,S,-tributyl phosphoro trithioate DEF, dan diethyl maleate DEM Mengikat protein pada kanal sodium Metabolic detoxification Neurotoksin pada nyamuk Insektisida Cypermethrin Kematian pada nyamuk Penurunan Cytochrome P450 monooksigenase, hidrolase, dan glutathione S- transferase GST Proses detoksifikasi racun insektisida tidak terjadi pada nyamuk 22

2.3 Kerangka Konsep

Stadium larva Nyamuk Culex quinquefasciatu s Homogenat larva direaksikan dengan substrat Uji enzim esterase dengan ELISA Nyamuk dewasa Identifikasi berdasarkan kriteria Lee : • 0 – 0,7 = sangat peka • 0,7 – 0,9 = resistens edang • 0,9 = sangat resisten Peningkatan nilai Absorbance Value pada ELISA Konsentrasi Cypermethrin 100 mgm2, 200 mgm2, 300 mgm2, 400 mgm2, dan 500 mgm2 Uji Bioassay dengan kelambu celup Cypermethrin Paralisis yang diamati pada menit ke 30 pasca paparan Menyebabkan hipereksitasi, konvulsi, paralisis dan kematian nyamuk Mengganggu system saraf dan metabolism nyamuk Memiliki efek neurotoksin dan racun perut Kematian yang diamati pada 24 jam pasca paparan 23

2.4 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Variabel terikat : KelumpuhanKnock down nyamuk Culex quinquefasciatus Banyaknya nyamuk yang jatuh atau tidak aktif bergerak terbang setelah terpapar dengan kelambu celup. Tidak ada Jumlah nyamuk yang lumpuh Numerik 2. Variabel terikat : Mortality atau Kematian nyamuk Banyaknya nyamuk yang mati setelah 24 jam di luar kelambu celup pasca paparandan diberi pakan larutan gula Tidak ada Jumlah nyamuk yang mati Numerik 3. Variabel bebas : Konsentrasi Cypermethrin 100 EC Cypermethrin dalam bentuk larutan 100 EC Emulsifiable Concentration yang dibuat dalam beberapa konsentrasi dengan pelarut airaquades Mikro pipet Konsentrasi Cypermethrin 100 EC yaitu 100 mgm 2 , 200 mgm 2 , 300 mgm 2 , 400 mgm 2 , dan 500 mgm 2 Scale 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat eksperimental, dengan metode penelitian secara bioassay terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus dengan menggunakan kelambu celup insektisida cypermetrin 100 EC. Pengambilan sampel nyamuk dilakukan secara purposive sampling.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan di daerah Bekasi, Jawa Barat. Sampel yang diambil berupa telur dan larva nyamuk Culex quinquefasciatus instar 1-4 beserta air tempat hidupnya. Sampel yang telah diambil kemudian dibiakkan untuk mendapatkan nyamuk dewasa sebagai sampel uji. Pengujian sampel dilakukan sejak April 2015 sampai Juli 2015 di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.3 Kriteria Sampel 3.3.1 Kriteria Inklusi

a. Sampel untuk uji resistensi enzim esterase

Sampel yang digunakan untuk uji resistensi enzim esterase adalah larva nyamuk instar 3-4 yang diambil dari tempat pengambilan sampel. Kriteria yang digunakan untuk sampel uji adalah :  Larva instar 3-4  Bergerak aktif dalam media biakan

b. Sampel untuk uji kelambu celup Cypermethrin 100 EC

Sampel yang digunakan untuk uji kelambu celup Cypermethrin 100 EC adalah nyamuk dewasa betina yang telah dibiakkan di Laboratorium