Karakteristik Sampel Hasil Uji Esterase
36
Tabel 4.3 5
Hasil kematian nyamuk dalam 24 jam pada uji pendahuluan
Konsentrasi mgm
2
Kematian nyamuk pada tiap ulangan ekor
Kematian nyamuk
rata - rata ekor
Presentase Kematian
nyamuk rata - rata
Jumlah sampel
ekor I
II III
Kontrol 10
20 10
10 40
1 1
2 1,3
13 10
80 2
1 2
1,67 16,7
10 100
2 2
2 2
20 10
Grafik 4.2 Hasil kematian nyamuk setelah 24 jam pasca paparan Dari uji pendahuluan didapatkan hasil bahwa dengan konsentrasi
Cypermethrin 100 EC 20 mgm2, 40 mgm2, 80 mgm2, dan 100 mgm2 hanya menyebabkan sekitar 20 kematian nyamuk. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa nyamuk ini masihdapat bertahan terhadap perlakuan dengan Cypermethrin 100 EC. Hal ini dimungkinkan karena nyamuk yang digunakan untuk uji
5 10
15 20
25
20 40
80 100
K e
m a
ti a
n
Konsentrasi Cypermethrin mgm2
37
pendahuluan merupakan nyamuk keturunan laboratorium F
1
dimana belum terdapat paparan terhadap insektisida sehingga metabolisme detoksifikasi zat aktif
insektisida belum terjadi. Hal lain yang memungkinkan terdapatnya kematian nyamuk 20 karena jumlah sampel yang digunakanuntuk uji pendahuluan
hanya 10 ekor tidak sebanding dengan luas kelambu celup yang digunakan. Hal ini menyebabkan paparan insektisida yang diterima oleh nyamuk lebih sedikit
sehingga efek yang ditimbulkan oleh insektida lebih rendah.
b. Uji Utama Setelah dilakukan uji pendahuluan, maka ditetapkan konsentrasi 100 mgm2
sebagai konsentrasi awal meskipun pada uji pendahuluan konsentrasi tersebut menyebabkan kematian 20. Hal tersebut dimungkinkan karena pada uji
pendahuluan masih banyak faktor – faktor perancu suhu, kelembaban udara,
makanan nyamuk, usia nyamuk, dll yang mempengaruhi kematian nyamuk. Namun, pada uji utama ini faktor
– faktor tersebut diharapkan sudah dapat terkontrol sehingga jumlah kematian nyamuk tidak lagi disebabkan oleh faktor
perancu tersebut. Selain itu penentuan konsentrasi Cypermethrin 100 EC yang dipakai juga didasarkan konsentrasi yang direkomendasikan oleh WHO.
Pada uji utama dilakukan pengujian untuk melihat banyaknya nyamuk yang knockdown dan nyamuk yang mati pada tiap konsentrasi di minggu ke 1, 4, dan
8 pasca pencelupan. Konsentrasi yang digunakanpada uji utama adalah 100 mgm2, 200 mgm2, 300 mgm2, 400 mgm2, dan 500 mgm2. Pengujian
dilakukan dengan 3 kali pengulangan dan dilakukan dalam waktu yang berbeda, mulai dari minggu ke-1, 4, dan 8 setelah dilakukan pencelupan insektisida.
Hasil kelumpuhanknockdown Kelumpuhanknockdown pada nyamuk diamati pada menit ke 30 pasca
paparan insektisida Cypermethrin 100 EC. Perhitungan dilakukan pada nyamuk yang tidak dapat bergerak pingsan, tidak dapat terbang, ataupun jika alat gerak
nyamuk telah terlepas. Dari tabel 4.4 dan grafik 4.3 dapat terlihat bahwa KD 50 diperoleh pada konsentrasi 100 mgm2 di minggu I dan IV perlakuan, sedangkan