Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Definisi Pustakawan Etika Kepustakawanan

10 bagian sumber daya manusia adalah untuk membantu sumber daya manusia dan pimpinan menjalankan strategi organisasi, sedangkan aktivitas sumber daya manusia adalah tindakan yang diambil untuk memperoleh dan memelihara sumber daya manusia yang sesuai bagi organisasi 6 .

1. Sumber Daya Manusia di Perpustakaan

Sumber daya di perpustakaan adalah semua tenaga, sarana dan prasarana, serta dana yang dimiliki dan atau dikuasai oleh diperpustakaan 7 .

2. Definisi Pustakawan

Pustakawan adalah tenaga profesional yang dalam kehidupan sehari- hari berkecimpung dengan dunia buku. Dengan situasi demikian sudahlah layak bila pustakawan menganjurkan masyarakat untuk giat membaca. Di segi lain, pustakawan pun dituntut untuk giat membaca demi kepentingan profesi, ilmu, maupun pengembangan kepribadian si pustakawan itu sendiri. Adapun yang dibaca pustakawan adalah pustaka yang menyangkut ilmu perpustakaan dan kepustakawanan. Ilmu perpustakaan berarti batang tubuh pengetahuan yang terorganisasi, dalam bentuk apapun juga, yang berkaitan dengan tujuan, objek dan fungsi perpustakaan, prinsip, teori, tata susunan, dan teknik yang digunakan dalam melakukan kinerja untuk kerja jasa perpustakaan. Kepustakawanan merupakan penerapan pengetahuan dari ilmu perpustakaan terhadap koleksi, tata susunan, pelestarian dan 6 Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama, 2007, h.v 7 Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 1 Ayat 15 11 pemanfaatan buku serta materi lain di perpustakaan, penyempurnaan malar kesinambungan, dan perluasan jasa perpustakaan 8 . Salah satu komponen penting perpustakaan adalah pustakawan. Komponen ini sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan jasa kepada pengguna perpustakaan sampai mampu memberikan tingkat kepuasan terhadap masyarakat yang dilayani. Pelayanannya sudah barang tentu bertingkat sesuai dengan kebutuhan keperluan yang dilayani. Peralatan yang dipergunakan pun bertingkat mulai dari manual sampai dengan digital, paling tidak para pustakawan mampu mentransfernya 9 .

3. Etika Kepustakawanan

Etika adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan pertimbangan benar dan salah 10 . Etika adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan berdasar nilai agama. Beretika adalah melakukan sesuatu berdasarkan hukum. Etika terdiri dari standar tingkah laku yang diterima dala lingkungan masyarakat. Aristoteles menggunakan istilah ini mencakup ide karakter dan disposisi. Sebagai suatu subjek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self 8 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 100 9 Wiji Suwarno. Ilmu PerpustakaanKode Etik Pustakawan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010, h. 88 10 Wiji Suwarno. Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan, h. 94 12 control karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan pembuatnya. Untuk menjadikan seseorang itu memiliki etika yang baik, titik tolaknya adalah kepedulian sosial, sebagai unsur yang pertama 11 . Unsur kedua adalah motivasi menjaga yang diasumsikan sebagai tanggung jawab. Unsur ketiga adalah pengabdian yang diaktualisasikan dalam kerja, bahwa seseorang itu butuh bekerja. Kode etik pustakawan di Indonesia lahir setelah melalui berbagai perkembangan selama dua puluh tahun melalui kongres yang diadakan di berbagai kota. Ikatan Pustakawan Indonesia IPI menyadari perlu adanya kode etik yang dapat dijadikan pedoman perilaku bagi para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya di dalam masyarakat. Kode etik pustakawan merupakan bagian yang terpisahkan dari ADART IPI dimulai sejak 1993, 1997, yang diperbarui pada 19 September 2002 pada kongres IPI ke IX di Batu, Malang, Jawa Timur, dan disempurnakan kembali pada 15 November 2006 di Denpasar, Bali 12 .

4. Sikap Dasar Pustakawan