PEMBAHASAN ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

behavioral , dimana nilai mean pada remaja yang memiliki orangtua utuh lebih tinggi. Pada komponen aspek yaitu emotional non dependency menunjukkan bahwa remaja yang memiliki orangtua utuh memiliki nilai mean yang lebih tinggi dibanding dengan remaja single parent p= 0.007 0,05.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ada perbedaan kemandirian remaja yang memiliki orangtua utuh dengan remaja single parent t = 2.702 dengan signifikansi p = 0.008 0,05. Hal ini senada dengan yang dikatakan Allen dkk dalam Kulbok, 2004 mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah srtuktur keluarga. Menurut Hurlock dalam Lukman, 2000 yang mengatakan bahwa keluarga berperan penting dalam mengembangkan kemandirian seorang anak. Hansen dkk 1980 mengatakan bahwa struktur keluarga mempunyai pengaruh terhadap persepsi dan perilaku remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian remaja yang memiliki orangtua utuh dan remaja yang single parent sama-sama lebih banyak terdapat pada kategori sedang dimana mean skor remaja yang memiliki orangtua utuh 119.31 dan mean skor remaja single parent 114.33. Adapun jumlah kelompok subjek yang termasuk dalam kategori sedang, yaitu kelompok remaja yang memiliki orangtua utuh sebanyak 37 orang dan kelompok remaja yang single parent sebanyak 39 orang. Hal ini bisa saja terjadi karena adanya kesadaran dari remaja yang memiliki orangtua utuh maupun remaja yang single parent dalam menjalankan tanggung jawab dan peran mereka masing-masing dengan cukup baik. Universitas Sumatera Utara Adapun aspek kemandirian yang digunakan dalam penelitian ini adalah emotional autonomy deidealized, non dependency, seeing parent as people, individuated, behavioral autonomy changes in decision-making abilities, changes in susceptibility to the influence, changes in feelings of self-reliance , value autonomy moral development, political thinking, religious belief . Hasil diatas dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan skor mean pada aspek emotional dan behavioral dimana skor mean pada remaja yang mempunyai orangtua utuh lebih tinggi. Jika pada setiap komponen dianalisa, maka perbedaan yang signifikan terdapat pada non dependency . Pada komponen non dependency terdapat skor mean pada remaja single parent lebih rendah dibanding pada skor mean remaja yang memiliki orangtua utuh. Menurut Lifshitz dalam Shochib, 1998 mengatakan bahwa anak remaja yang berasal dari keluarga tidak utuh lebih banyak mengakibatkan anak memiliki konsep diri negatif, lebih banyak mengalami kesulitan dalam hubungan sosial, lebih penakut, lebih sulit mengontrol dirinya disbanding dengan remaja yang berasal dari keluarga utuh. Keutuhan orangtua ayah dan ibu dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Keluarga yang utuh memberikan peluang besar bagi anak untuk membangun kepercayaan terhadap kedua orangtuanya, yang merupakan esensial dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Kepercayaan dari orangtua yang dirasakan oleh anak akan mengakibatkan arahan, bimbingan dan bantuan orangtua yang diberikan kepada anak akan memudahkan anak untuk menangkap makna dari upaya yang dilakukan. Ki Hajar Dewantara juga mengatakan bahwa keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai sekarang, keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Berdasarkan penelitian yang Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh Meier, dkk 2008 mengemukakan bahwa anak dari keluarga utuh yang mempunyai ayah dan ibu yang lengkap lebih baik dibanding dengan anak dari single parent. Menurut Havighurst dalam Yusuf, 2004 mengatakan remaja yang mandiri mampu mengembangkan persepsi yang positif terhadap orang lain dan mencoba berintegrasi dengan keluarga sendiri secara mandiri, memiliki tujuan hidup yang realistik, mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan dan mempertahankan pendapatnya sendiri, mampu membangun hubungan dengan beberapa orang dewasa lainnya dalam masyarakat, ikut berpartisipasi dengan orang dewasa lainnya dalam masyarakat, menerima konsekuensi dari kesalahannya tanpa mengeluh, melakukan sejumlah aktivitas yang disenangi tanpa terlalu meminta persetujuan dari orangtua dan guru, meminta nasehat dari orangtu pada disaat mengalami masalah sulit saja, mampu menghadapi kegagalan dengan sikap rasional dengan berupaya mengatasinya secara lebih baik. Menurut Will dalam LaFreniere, 2000 mengatakan bahwa dukungan dari orangtua dapat mendorong afektif positif pada remaja karena remaja tersebut tetap percaya bahwa orangtua mereka tetap akan ada di saat mereka membutuhkan. Remaja yang percaya bahwa orangtua mereka tetap mendukung mereka maka mereka akan menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi masalah mereka dan lebih matang dalam menentukan coping strategies. Sehingga hasilnya anak akan menjadi mempunyai persepsi yang lebih baik terhadap kejadian hidup yang dialaminya dan tidak terpuruk dalam masalah yang dihadapinya. Menurut Furman dan Buhrmester dalam LaFreinere, 2000 mengatakan bahwa dukungan emosional dari ibu dan teman sebaya lebih baik daripada ayah karena ayah mungkin merasa tidak dapat menghadirkan dukungan emosional sama baiknya seperti yang dihadirkan oleh ibu. Universitas Sumatera Utara Selain faktor tersebut, kemandirian tetap dipengaruhi oleh banyak hal. Menurut Ali dan Asrori 2009 mengatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kemandirian remaja. Gen atau keturunan orangtua dapat mempengaruhi kemandirian remaja, orangtua yang mempunyai sifat mandiri yang tinggi seringkali menurunkan pada anaknya. Pola asuh orangtua juga berperan dalam meningkatkan kemandirian anak, orangtua yang terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata ”jangan” akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya orangtua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan dapat mendorong kelancaran kemandirian anak. Pola asuh autoritative akan membuat anak berperilaku sehat yang dikarakteristik dengan bertanggungjawab, bertindak bebas serta memiliki kontrol dan penerimaan diri yang tinggi. Pola asuh authoritarian dapat membuat anak menjadi tergantung pada orangtua karena semua diatur oleh orangtua, serta dapat juga menjadi bersifat menentang dan benci pada orangtuanya. Pola asuh permissive dimana anak memiliki pengaturan kontrol diri yang tidak baik dan menjadi inferior jika ditolak oleh orangtuanya Baumrind dalam Craig, 1996. Sistem pendidikan di sekolah juga dapat mempengaruhi kemandirian anak, sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indroktininasi tanpa argumen akan menghambat perkembangan kemandirian remaja. Sistem kehidupan dalam masyarakat juga berperan penting, dimana sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hirarki struktur sosial, serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran – saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan diutarakan kesimpulan dari penelitian ini dan kemudian akan dilanjutkan dengan saran – saran praktis dan metodologis yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian yang akan datang yang berhubungan dengan penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berikut ini akan dipaparkan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pengolahan dan analisis data. 1. Bahwa ada perbedaan kemandirian remaja yang memiliki orangtua utuh dengan remaja single parent . Dimana nilai p=0.008 yang diperoleh dalam penelitian lebih kecil dari 0.05 2. Perbedaan skor mean terdapat pada aspek emotional dan behavioral autonomy, dimana lebih tinggi pada remaja yang memiliki orangtua utuh 3. Berdasarkan data yang diperoleh, perbedaan yang signifikan terdapat pada komponen nondependency , dimana lebih tinggi pada remaja yang memiliki orangtua utuh 4. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, secara umum tingkat kemandirian remaja di Kota Medan berada pada kategori sedang. Universitas Sumatera Utara