Berikut ini merupakan hubungan masing-masing perawatan yang diterapkan pada Gambar 3.1.
Perawatan
Perawatan Korektif
Perawatan Pencegahan
Perawatan Terencana
Perawatan Tak Terencana
Perawatan Darurat
Running Maintenance
Shut-Down Maintencance
Breakdown Maintenance
Gambar 3.1. Hubungan Masing-Masing Perawatan
3.2.3. Tugas dan Kegiatan Perawatan
Menurut Assauri 2004, semua tugas dan kegiatan perawatan dapat digolongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok
5
Menurut Walley 1987, kegiatan perawatan sulit untuk diukur, ini dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain:
, yaitu inspeksi inspection, kegiatan teknik engineering, kegiatan produksi production,
kegiatan administrasi clerical work, dan perawatan bangunan house keeping.
1. Beranekaragamannya keterampilan yang digunakan, di bagian-bagian pabrik yang berbeda, dan pekerjaannya juga tidak sama
2. Pekerjaannya tampak berulang
5
Iswanto, Apri Heri. 2008. Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi. Jakarta. Hal 15
Universitas Sumatera Utara
3. Banyak tugas terdapat di tempat-tempat dan posisi yang jauh dan ideal. Kerja luar sering digunakan. Tugas perbaikan di tempat ini biasa berurusan dengan
soal kebisingan dan kotor 4. Penyeliaan langsung sering merupakan masalah. Banyak pekerjaan
dilaksanakan pada waktu yang sama di berbagai bagian yang berbeda dalam pabrik, sehingga penyeliaan pun sulit dilaksanakan
5. Tugas cenderung mempunyai kadar pekerjaan yang tidak menentu.
3.2.4. Biaya Perawatan
Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya. Umur pabrik, keterampilan para operatornya, perlunya terus menjalankan pabrik
tersebut memiliki peranan yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan dan biaya yang dapat dibenarkan.
Biaya perawatan pencegahan preventive maintenance terdiri atas biaya- biaya yang timbul dari kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan,
penggantian atau perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan waktu produksi yang diakibatkan kegiatan-kegiatan tersebut. Sedangkan biaya perawatan korektif
adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan,
ataupun biaya penggantian peralatan.
Universitas Sumatera Utara
3.2.5. Elemen Perawatan
Dalam kebijakan perawatan terdapat beberapa pengertian mengenai waktu perawatan, yaitu:
1. Waktu operasi, yaitu waktu yang digunakan oleh sistem untuk melakukan kegiatan
2. Waktu delay, yaitu waktu dimana sistem dalam keadaan menganggur tetapi sistem tidak dalam keadaan rusak
3. Down time, yaitu total waktu dimana sistem tidak mungkin dioperasikan. Down time dapat terjadi apabila sistem mengalami kerusakan, dalam keadaan
perbaikan, atau dalam tindakan perawatan lainnya. Down time dapat berupa waktu memeriksa kerusakan, waktu menunggu perbaikan, waktu menunggu
datangnya sparepart, dan waktu pemasangan sparepart.
3.2.6. Tujuan Rancangan Perawatan Mesin