Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan analisis dalam bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Wali Amanat memiliki dua bentuk kewajiban, yaitu kewajiban langsung kepada investor pemegang obligasi dan pemenuhan kewajiban Emiten terhadap investor pemegang obligasi. Peran Wali Amanat tersebut selain didasarkan pada suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku, juga didasarkan kepada suatu kontrak perjanjian yang dikenal dengan perjanjian perwaliamanatan. Wali Amanat tidak memiliki kewajiban kepada Emiten oleh karena Wali Amanat tidak memiliki hubungan dengan Emiten. Walaupun perjanjian perwaliamanatan dibuat dan ditandatangani oleh Emiten dan Wali Amanat, penandatanganan tersebut dilakukan oleh Wali Amanat dalam kapasitasnya sebagai wakil investor pemegang obligasi. Segala tindakan yang dilakukan oleh Wali Amanat adalah untuk kepentingan investor pemegang obligasi. Demikian juga, seluruh janji-janji yang diberikan oleh Emiten dalam perjanjian perwaliamanatan adalah janji yang melahirkan perikatan yang wajib dipenuhi oleh Emiten kepada investor pemegang obligasi yang dalam hal ini diwakili oleh Wali Amanat. Keseluruhan tanggung jawab Wali Amanat tersebut secara umum dapat dilihat pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Universitas Sumatera Utara Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep: 412BL2010 tentang Ketentuan Umum dan Kontrak Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang. 2. Umumnya prosedur penawaran umum saham dan penawaran umum obligasi itu adalah sama. Penawaran umum obligasi tidak boleh diluar dari ketentuan yang diatur pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal serta peraturan pelaksana yakni Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-05PM2004 tentang Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham. Hal yang pertama sekali dilakukan terhadap Perusahaan Publik yang ingin melakukan Penawaran Umum yaitu wajib mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada BAPEPAM-LK dalam 2 dua rangkap dengan cara menyampaikan dokumen-dokumen antara lain surat pengantar Pernyataan Pendaftaraan dan Prospektus. Inilah yang pertama harus dipersiapkan oleh Emiten sebelum melakukan penawaran umum. Dalam proses penawaran umum obligasi dapat dibagi menjadi 3 tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap sebelum penawaran umum. Pada tahap ini yang dilakukan pertama yaitu membuat rencana penawaran umum obligasi yang harus disetujui oleh Dewan Komisaris dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, menunjuk penjamin underwriter, menunjuk notaris dan konsultan hukum untuk membantu penyiapan dokumen penawaran obligasi, melakukan public ekspose, melakukan penandatanganan perjanjian-perjanjian penting, lalu menyampaikan pernyataan pendaftaran ke BAPEPAM-LK. Tahap kedua adalah tahap penawaran umum. Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-05PM2004, Universitas Sumatera Utara masa penawaran umum yang dilakukan oleh perusahaan sekurang-kurangnya selama 3 tiga hari kerja. Dan pada tahap yang ketiga adalah tahap sesudah penawaran umum. Pada tahap ini perusahaan berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala, laporan tahunan dan tengah tahunan, dan laporan mengenai kejadian penting yang berkaitan. 3. Perlindungan terhadap pemegang obligasi yang pertama dapat dilihat dari bagaimana bentuk perjanjian perwaliamanatan yang telah dibuat. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, apabila kualitas perjanjian perwaliamanatan buruk, maka perlindungan yang akan diperoleh oleh investor tidak akan optimal. Selain itu juga dapat ditinjau dari kewajiban dan tanggung jawab Wali Amanat itu sendiri. Sebagaimana yang termuat dalam Pasal 51 ayat 2 Undang- Undang Pasar Modal mengatakan bahwa Wali Amanat mewakili kepentingan pemegang obligasi baik di dalam maupun di luar pengadilan. Jika Wali Amanat lalai terhadap kewajibannya sehingga menimbulkan kerugian terhadap pemegang obligasi maka Pasal 53 Undang-Undang Pasar Modal menegaskan Wali Amanat untuk memberikan ganti rugi kepada pemegang obligasi atas kerugian karena kelalaiannya dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal maupun peraturan lainnya serta perjanjian perwaliamanatan. Kemudian untuk menjamin perlindungan, terhadap pemegang obligasi diberi hak menuntut terhadap Emiten maupun Wali Amanat yang lalai. Kemudian prinsip keterbukaan dalam penerbitan obligasi ini harus ditegakkan. Oleh karena itu setiap perusahaan yang ingin menerbitkan obligasi harus mengeluarkan prospektus sebagai Universitas Sumatera Utara informasi bagi para pencari informasi sekaligus calon pembeli obligasi yang mana informasi tersebut harus memuat keterangan yang sebenar-benarnya tentang kondisi perusahaan yang akan mengeluarkan obligasi tersebut. Oleh karena itu terhadap pelanggaran mengenai prinsip keterbukaan ini sebagaimana yang diatur dalam Pasal 90 huruf c dan Pasal 93 Undang-Undang Pasar Modal, pada Pasal 104 Undang-Undang Pasar Modal telah menentukan sanksi pidana bagi yang melanggarnya yaitu berupa pidana penjara maksimal 10 tahun dan denda maksimal Rp. 15.000.000.000,- lima belas milyar. Berdasarkan Pasal 110 ayat 2 Undang-Undang Pasar Modal tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 104 Undang-Undang Pasar Modal dikategorikan sebagai kejahatan. Peran BAPEPAM-LK juga memberi jaminan perlindungan kepada pemegang obligasi. Hal ini dikarenakan BAPEPAM-LK sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam seluruh kegiatan di pasar modal dengan kata lain BAPEPAM-LK dengan segala kewenangannya di bidang pasar modal memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga, mengembangkan, dan memajukan pasar modal di Indonesia dengan memberikan perlindungan terhadap investor di pasar modal.

B. Saran