bagi badan usaha yang ingin melakukan penawaran obligasi kepada masyarakat di Indonesia.
Pengaturan obligasi juga dimuat pada dalam Pasal 1 angkat 10 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang mengatakan surat
berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit dalam
bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan uang. Dengan adanya aturan ini maka setiap bank dapat menerbitkan obligasi.
Pengaturan mengenai obligasi dapat juga dilihat dalam berbagai jenis Keputusan Ketua BAPEPAM-LK. Pengaturan-pengaturan mengenai obligasi itu
antara lain terdapat pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep: -412BL2009 tentang Ketentuan Umum dan
Kontrak Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang. Dalam peraturan ini dapat ditemukan fungsi, tugas, serta tanggung jawab Wali Amanat dalam hal melakukan
penerbitan obligasi. Pengaturan lainnya dapat ditemukan pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-05PM2004
tentang Penawaran Umum oleh Pemegang Saham. Peraturan inilah yang digunakan Emiten dalam rangka melakukan penawaran umum obligasi kepada
masyarakat.
D. Pihak-Pihak dalam Penerbitan Obligasi
Dalam penerbitan obligasi, tentunya ada pihak-pihak yang terkait dalam penerbitan obligasi tersebut. Pihak-pihak itu antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Emiten Emiten merupakan pihak yang menjadi penerbit atau yang
mengeluarkan obligasi untuk dijual kepada masyarakat. Dalam Undang- Undang Pasar Modal pengertian Emiten adalah pihak yang melakukan
penawaran umum. Kata “pihak” sendiri dalam Undang-Undang Pasar Modal didefinisikan sebagai orang perseorangan, perusahaan, usaha
bersama, asosiasi atau kelompok yang terorganisasi.
80
Hal ini akan lebih jelas dengan melihat ketentuan lain dalam aturan pasar modal mengenai pengertian Emiten. Ketentuan tersebut adalah
Keputusan Menkeu No. 1548. Dalam Pasal 1 butir 13 pada Keputusan Dari kedua definisi di atas, kita dapat melihat bahwa pengertian
Emiten dalam undang-undang dikaitkan dengan penerbitan obligasi adalah sangat luas. Karena, dari definisi tersebut Emiten obligasi berarti dapat
berupa perseorangan, usaha bersama, perusahaan, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.
Pendefinisian dalam undang-undang tersebut di atas adalah dalam arti luas, karena undang-undang tersebut dimaksudkan tidak hanya
mengatur dan berlaku untuk obligasi saja, tetapi juga untuk mengatur dan berlaku bagi semua pihak yang terlibat dalam kancah pasar modal. Dengan
demikian, yang dapat bertindak sebagai Emiten obligasi adalah tidak semua yang disebutkan dalam pengertian “pihak” dalam definisi undang-
undang di atas.
80
A. Setiadi. Op.Cit. Hal 39.
Universitas Sumatera Utara
Menkeu memberikan definisi Emiten yaitu badan hukum yang melakukan emisi atau bermaksud atau telah melakukan emisi.
81
Dari definisi di atas dapat melihat secara lebih sempit lagi bahwa yang dapat menerbitkan obligasi hanyalah badan hukum. Ketentuan ini
sejalan dengan kenyataan yang terjadi. Dalam praktek, emisi obligasi pada umumnya dan lazimnya adalah dilakukan oleh suatu badan hukum. Akan
tetapi tidak semua badan hukum dapat dan boleh menerbitkan obligasi. Yang dimaksudkan sebagai badan hukum yang dapat menerbitkan obligasi
di pasar modal ialah badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia. Selain itu, ada badan hukum tertentu yang karena sifatnya yang
ditentukan oleh undang-undang tidak dimungkinkan untuk menerbitkan obligasi. Badan hukum tersebut misalnya dana pensiun. Sebagaimana yang
terdapat pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa dana pensiun merupakan suatu badan hukum
Pasal 1 angka 1. Larangan bagi dana pensiun untuk menerbitkan obligasi dapat dilihat dari ketentuan Pasal 31 ayat 2 yaitu mengatakan bahwa
dana pensiun tidak diperkenankan meminjam atau mengagunkan kekayaannya sebagai jaminan atas suatu pinjaman. Badan hukum yang
dapat menjadi penerbit obligasi ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu badan hukum publik dan badan hukum privat.
82
81
Ibid. Hal 40.
82
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
2. Wali Amanat Dalam penerbitan obligasi dikenal lembaga Wali Amanat trustee.
Lembaga ini merupakan lembaga khusus yang harus ada dalam setiap penerbitan efek yang bersifat hutang seperti obligasi. Wali Amanat
merupakan pihak yang mewakili para pemegang obligasi dalam hubungannya dengan penerbitan obligasi yang bersangkutan. Wali Amanat
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal didefinisikan sebagai pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek
yang bersifat hutang. Pembahasan mengenai Wali Amanat akan dibahas lebih khusus dalam pembahasan selanjutnya.
3. Penjamin Emisi Efek Penjamin emisi efek merupakan pihak yang juga memegang
peranan sangat penting dalam penerbitan obligasi. Dalam Pasal 1 angka 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan
pengertian penjamin emisi adalah pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan Emiten
dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. Dari ketentuan ini dapat dilihat bahwa penjamin emisi efek
merupakan pihak yang bertindak menjamin atas keberhasilan penjualan obligasi. Jadi tugas utama penjamin emisi dalam penerbitan suatu obligasi
adalah mengusahakan agar emisi dan penjualan obligasi oleh Emiten kepada masyarakat dapat berjalan dengan lancar, dalam arti semuanya dapat terjual
Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat. Selain itu dalam rangka penjaminan emisi ini, penjamin emisi efek dapat pula menjamin kepada Emiten bahwa apabila obligasi yang
ditawarkan tidak terjual habis, maka penjamin emisi menjamin akan membelinya sendiri obligasi yang tidak habis terjual tersebut.
Penjamin emisi efek merupakan salah satu jenis dari perusahaan efek. Dalam Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Pasar Modal memberi
definisi perusahaan efek sebagai pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau manajer
investasi. Kemudian ditegaskan dalam Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal bahwa yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai
perusahaan efek adalah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM-LK. Selanjutnya Pasal 32 ayat 1 Undang-Undang Pasar
Modal menentukan bahwa yang dapat melakukan kegiatan sebagai Wakil Penjamin Emisi efek hanya orang perseorangan yang telah memperoleh izin
dari BAPEPAM-LK. Dari kedua ketentuan ini kita mengetahui bahwa Penjamin Emisi Efek merupaka perseroan terbatas yang memiliki izin
sebagai suatu perusahaan efek di mana untuk melakukan kegiatannya perusahaan efek tersebut memiliki wakil penjamin emisi efek.
Dalam praktek penerbitan obligasi biasanya penjaminan emisi dilakukan oleh lebih dari satu penjamin emisi. Dalam hal ini salah satu dari
penjamin emisi ini akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi managing underwriter. Penjamin pelaksana emisi managing underwriter
merupakan penjamin emisi yang bertanggung jawab atau menyelenggarakan
Universitas Sumatera Utara
suatu penawaran umum. Jadi penjamin pelaksana efek ini yang mempersiapkan segala sesuatunya sehubungan dengan penerbitan obligasi
termasuk mempersiapkan prospektus dan sebagainya.
83
Dalam kerangka Undang-Undang Pasar Modal penanggung diatur secara khusus seperti lembaga penunjang yang lain. Hal ini disebabkan
keberadaan penanggung dalam suatu emisi obligasi adalah bersifat fakultatif tidak diharuskan ada. Namun demikian dalam Pasal 1 angka 36 Keputusan
Menteri Keuangan No. 1548 yang dimaksud penanggung adalah pihak yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok danatau bunga emisi
obligasi, atau sekuritas dalam hal Emiten cidera janji. 4. Penanggung
84
Pada prinsipnya setiap orang atau lembaga dapat menjadi penanggung dalam penerbitan obligasi. Namun demikian, pada umumnya
masyarakat hanya menerima penanggung yang kredibilitasnya memuaskan. Dalam praktek penanggung umumnya dilakukan oleh bank.
85
Penanggung dalam penerbitan obligasi dapat lebih dari satu penanggung. Penanggungan yang demikian merupakan suatu sindikasi.
Dalam hal ini setiap penanggung bertanggung jawab baik secara sendiri- sendiri maupun bersama-sama tanggung renteng.
86
83
Ibid. Hal 50.
84
Ibid.
85
Ibid. Hal 51.
86
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
5. Notaris Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
tentang Jabatan Notaris memberikan pengertian notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenang lainnya
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang ini. Notaris yang bermaksud melakukan kegiatan sebagai profesi
penunjang pasar modal diwajibkan terlebih dahulu terdaftar di BAPEPAM- LK. Perlunya notaris dalam proses emisi obligasi adalah dalam rangka
pembuatan perjanjian-perjanjian yang berkaitan dengan emisi obligasi, seperti misalnya perjanjian perwaliamanatan, perjanjian penjaminan emisi,
perjanjian penanggungan dan sebagainya yang diwajibkan oleh Undang- Undang Pasar Modal.
87
Konsultan hukum ialah ahli hukum yang membantu dalam aspek hukum Emiten yang akan melakukan emisi obligasi. Tugas konsultan
hukum dalam ruang lingkup pasar modal sebenarnya sangat luas. Namun pada prakteknya, tugas konsultas hukum dalam proses emisi hanya
memberikan pendapat hukum legal opinion kepada pihak lain sehubungan dengan suatu emisi obligasi.
6. Konsultan Hukum
88
Konsultan hukum dalam hal ini diperlukan dalam rangka melaksanakan asas keterbukaan. Konsultan hukum berfungsi meneliti dan
87
Ibid. Hal 52.
88
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
melakukan pemeriksaan due diligence terhadap aspek-aspek hukum Emiten dan memberikan pendapat hukum legal opinion antara lain tentang
keabsahan usaha Emiten, kepemilikan kekayaan Emiten, serta penilaian perikatan Emiten dengan pihak ketiga. Pendapat hukum yang dibuat
konsultan hukum merupakan salah satu dasar yang akan digunakan oleh masyarakat untuk melakukan penilaian atas obligasi yang ditawarkan
Emiten.
89
Akuntan yang dimaksudkan di sini ialah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri dan terdaftar di BAPEPAM-LK. Akuntan
dalam emisi obligasi bertugas antara lain melakukan pemeriksaan secara umum atas laporan keuangan Emiten dan memberikan pendapat apakah
posisi keuangan neraca dan hasil usaha perhitungan laba rugi serta perubahan posisi keuangan perusahaan laporan perubahan posisi keuangan
telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia yang diterapkan secara konsisten. Laporan akuntan merupakan salah satu sarana
penilaian bagi masyarakat perihal kondisi keuangan Emiten. 7. Akuntan
90
Penilai yang dimaksud di sini ialah suatu pihak yang memberikan penilaian atas aset perusahaan yang melakukan penawaran umum. Penilai di
8. Penilai
89
Ibid. Hal 53.
90
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
sini juga harus terlebih dahulu terdaftar di BAPEPAM-LK sebelum melakukan kegiatan sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal.
91
Lembaga ini berfungsi menyelesaikan semua hak-hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi di bursa efek. Lembaga Kliring dapat
juga bertindak sebagai agen pembayaran atas transaksi jual beli obligasi. Umumnya yang ditunjuk sebagai lembaga kliring adalah bank. Ia bertugas
membayar bunga dan pinjaman poko atas obligasi, namun keterlibatan hanya setelah obligasi masuk di bursa efek atau di pasar sekunder.
10. Lembaga Kliring
92
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem danatau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka Pasal 1 butir 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal. Berdasarkan pembagian segmentasi perdagangan dengan Bursa Efek Jakarta BEJ, Bursa Efek Surabaya BES lebih banyak
memperdagangkan obligasi, saham juga diperdagangkan namun tidak banyak.
11. Bursa Efek
93
91
Ibid.
92
Levi Lana. Op.Cit Hal. 60.
93
Nasarudin. Op.cit. Hal. 129.
Universitas Sumatera Utara
12. Investor Masyarakat Pemodal Investor merupakan aktor utama yang berperan di dalam kegiatan
pasar modal. Investor sebagai pihak yang menginvestasikan dananya di pasar modal, dengan cara membeli efek yang bersifat utang obligasi
maupun efek yang bersifat ekuitas. Investor yang terlibat dalam pasar modal Indonesia adalah investor domestik dan asing, perorangan dan
institusi yang mempunyai karakteristik masing-masing.
94
94
Ibid. Hal. 165.
Demikianlah pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan obligasi. Kesemua pihak ini saling terkait dalam hal sebelum maupun sesudah
diterbitkannya obligasi oleh Emiten. Masing-masing pihak memiliki peran yang sama pentingnya. Hal ini ditandai dalam setiap penerbitan obligasi ke semua
pihak ini harus diikutsertakan dalam setiap penerbitan obligasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG WALI AMANAT