efek bersifat utang dalam melakukan tindakan hukum yang berkaitan dengan kepentingan pemegang efek bersifat utang tersebut, termasuk melakukan
penuntutan hak-hak pemegang efek bersifat utang, baik di dalam maupun luar pengadilan tanpa memerlukan surat kuasa khusus dari pemegang efek bersifat
utang dimaksud.
100
100
Gunawan Widjaja. Op.cit. Hal. 104.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perjanjian perwaliamanatan mengikat investor pemegang obligasi pada saat setelah dilakukan penjatahan oleh
Penjamin Emisi Efek Underwriter dan pembayaran oleh investor itu sendiri.
D. Kewajiban dan Tanggung Jawab Wali Amanat dalam Penerbitan Obligasi
Wali Amanat memiliki dua bentuk kewajiban, yaitu kewajiban langsung kepada investor pemegang obligasi dan pemenuhan kewajiban Emiten terhadap
investor pemegang obligasi. Wali Amanat tidak memiliki kewajiban kepada Emiten oleh karena Wali Amanat tidak memiliki hubungan dengan Emiten.
Walaupun perjanjian perwaliamanatan dibuat dan ditandatangani oleh Emiten dan Wali Amanat, penandatanganan tersebut dilakukan oleh Wali Amanat dalam
kapasitasnya sebagai wakil investor pemegang obligasi. Segala tindakan yang dilakukan oleh Wali Amanat adalah untuk kepentingan investor pemegang
obligasi. Demikian juga, seluruh janji-janji yang diberikan oleh Emiten dalam perjanjian perwaliamanatan adalah janji yang melahirkan perikatan yang wajib
dipenuhi oleh Emiten kepada investor pemegang obligasi yang dalam hal ini diwakili oleh Wali Amanat.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai suatu bentuk perikatan sempurna, setiap janji Wali Amanat melahirkan tidak hanya kewajiban schuld, melainkan juga pertanggungjawaban
perdata haftung pada diri Wali Amanat, yang dijamin dengan harta kekayaannya sesuai Pasal 1131 KUH Perdata. Sebagai wakil investor pemegang obligasi, antara
Wali Amanat dan seluruh investor pemegang obligasi tersebut terdapat suatu hubungan kepercayaan fiduciary relation. Berdasarkan pada hubungan
kepercayaan tersebut, Wali Amanat dihadapkan pada kewajiban untuk melakukan segala tindakan hanya untuk kepentingan dari seluruh investor dan menghindari
terjadinya benturan kepentingan antara kepentingan Wali Amanat dengan kepentingan investor pemegang obligasi duty of loyalty and good faith yang
tercermin dalam bentuk kewajiban Wali Amanat kepada investor pemegang obligasi. Selain itu, Wali Amanat juga wajib memastikan kepada para investor
pemegang obligasi tersebut akan memperoleh hak-hak tepat waktunya sedemikian rupa sehingga para investor pemegang obligasi tidak dirugikan hak-haknya duty
care and diligence yang tercermin dalam kewajiban tidak langsung Wali Amanat kepada investor pemegang obligasi, yang mewajibkan Wali Amanat untuk
memastikan bahwa Emiten akan tetap memenuhi kewajibannya tepat waktunya. Kedua hal tersebut merupakan kewajiban yang disebut fiduciary duty. Selama dan
sepanjang Wali Amanat telah melaksanakan tugasnya dan memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian perwaliamanatan dan
tidak melakukan tindakan pengambilan keuntungan pribadi dalam suatu transaksi yang mempunyai benturan kepentingan conflict of interest, melakukan kelalaian
berat gross negligence atau kecurangan fraud, merugikan kepentingan satu
Universitas Sumatera Utara
atau lebih investor pemegang obligasi unlawfull misconduct – fraud against minority interest,
Wali Amanat tidaklah dapat dimintakan
pertanggungjawabannya. Sebagaimana telah diamanahkan dalam Pasal 51 ayat 2 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal bahwa Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utangobligasi baik di dalam
maupun di luar pengadilan. Sehingga dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya Wali Amanat dituntut untuk selalu mengutamakan dan mengedepankan
kepentingan pemegang obligasikreditur. Berkenaan dengan hal tersebut, Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan afiliasi dengan Emitenpenerbit obligasi.
Larangan hubungan afiliasi antara Wali Amanat dengan Emiten dimaksudkan untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan antara Wali Amanat selaku
wakil pemegang efek bersifat utang dan kepentingan Emiten. Hal ini diperlukan agar Wali Amanat dapat melaksanakan fungsinya secara independen sehingga
dapat melindungi kepentingan pemegang efek bersifat utangpemegang obligasi secara maksimal.
Terkait dengan fungsinya untuk mewakili pemegang efek bersifat utangpemegang obligasi, Wali Amanat memiki beberapa tanggung jawab.
Pelaksanaan tanggung jawab tersebut selain didasarkan pada suatu peraturan perundangan yang berlaku juga didasarkan kepada suatu kontrak perjanjian.
Adapun kontrakperjanjian yang mendasari fungsi dan tanggung jawab Wali Amanat disebut kontrak perwaliamanatan atau perjanjian perwaliamanatan.
Kontrak perwaliamanatan merupakan kontrak yang dibuat antara Emiten dengan
Universitas Sumatera Utara
Wali Amanat yang mengikat pemegang efek bersifat utangpemegang obligasi. Tanggung jawab Wali Amanat terkait dengan fungsinya sebagai wakil dari
pemegang efek bersifat utang kreditur sekurang-kurangnya meliputi:
101
1. Mewakili kepentingan para pemegang efek bersifat utang, baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan kontrak perwaliamanatan dan peraturan perundang-undangan;
2. Mengikatkan diri untuk melaksanakan tugas dan pokok serta tanggung
jawab sebagaimanan yang dimaksud dalam butir 1 sejak menandatangani kontrak perwaliamanatan dengan Emiten, tetapi perwakilan tersebut mulai
berlaku efektif pada saat efek bersifat utang telah dialokasikan kepada pemodal;
3. Melaksanakan tugas Wali Amanat berdasarkan kontrak perwaliamanatan
dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan kontrak perwaliamanatan; 4.
Memberikan semua keterangan atau informasi sehubungan dengan pelaksanaan tugas-tugas perwaliamanatan kepada BAPEPAM-LK.
Sedangkan kewajiban dari Wali Amanat secara umum adalah sebagai berikut:
102
1. Sebelum penandatanganan kontrak perwaliamanatan, Wali Amanat wajib
melakukan uji tuntas due diligence terhadap Emiten yang paling sedikit meliputi:
a. Penelaahan terhadap Emiten, meliputi:
1 Peninjauan lapangan inspeksi terhadap Emiten danatau proyek yang
didanai; 2
Jumlah dan jenis efek bersifat utang yang diterbitkan; 3
Kemampuan keuangan sebelum penerbitan dan selama umur efek bersifat utang;
4 Risiko keuangan dan risiko-risiko lainnya yang mempunyai dampak
terhadap kelangsungan usaha Emiten; 5
Benturan kepentingan dan potensi benturan kepentingan antara Wali Amanat dan Emiten;
6 Hasil penilaian atas jaminan yang dikeluarkan oleh Penilai jika
menggunakan jaminan; 7
Hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh Perusahaan Pemeringkat Efek; dan
8 Hal-hal material lainnya yang memiliki dampak terhadap kemampuan
keuangan Emiten baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kewajiban Emiten kepada pemegang efek bersifat utang.
b. Penelaaahan terhadap rancangan kontrak perwaliamanatan, meliputi:
101
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-412BL2010 tentang Ketentuan Umum dan Kontrak Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang.
102
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
1 Penelaaahan kesesuain kontrak perwaliamanatan dengan pedoman
kontrak perwaliamanatan sebagaimana diatur dalam peraturan ini; dan 2
Penelaahan terhadap ketentuan-ketentuan yang dapat merugikan kepentingan pemegang efek bersifat utang.
2. Wali Amanat wajib membuat dan menandatangani pernyataan di atas
materai cuku yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan kontrak perwaliamanatan, yang menyatakan bahwa Wali Amanat
telah melakukan uji tuntas due diligence sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a.
3. Wali Amanat wajib melaksanakan tugas, fungsi, dan kewajiban
sebagaiamana telah ditetapkan dalam kontrak perwaliamanatan, paling sedikit meliputi:
a. Memantau perkembangan pengelolaan kegiatan usaha Emiten atau
pengelolaan proyek jika Emiten adalah Daerah, berdasarkan data danatau informasi yang diperoleh baik langsung maupun tidak langsung,
termasuk melakukan peninjauan lapangan;
b. Mengawasi dan memantau pelaksanaan kewajiban Emiten berdasarkan
kontrak perwaliamanatan dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan kontrak perwaliamanatan;
c. Melaksanakan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Efek bersifat
utang sesuai dengan tanggung jawabnya; d.
Mengawasi, melakukan inspeksi, dan mengadministrasikan harta Emiten yang menjadi jaminan bagi pembayaran kewajiban kepada pemegang
efek bernilai utang jika ada; e.
Memantau pembayaran yang dilakukan oleh Emiten atau agen pembayaran kepada pemegang efek bersifat utang;
f. Mengambil tindakan yang diperlukan apabila terjadi perubahan hasil
pemeringkatan efek; g.
Mengambil tindakan yang diperlukan apabila terjadi perubahan nilai atas jaminan jika ada;
h. Mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam kontrak perwaliamanatan. 4.
Wali Amanat wajib bertanggung jawab untuk memberikan ganti rugi kepada pemegang efek bersifat utang atas kerugian karena kelalaian dalam
pelaksanaan tugasnya sebagaimana diatur dalam kontrak perwaliamanatan dan peraturan perundang-undangan.
5. Wali Amanat wajib melaporkan kepada BAPEPAM-LK paling lambat 2
dua hari kerja setelah ditemukan adanya indikasi kelalaian Emiten sebagaimana yang dimaksud dalam kontrak perwaliamanatan dan peraturan
ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENAWARAN UMUM OBLIGASI P.T BANK SUMUT