2.10. Kerangka Penelitian
Masyarakat dalam dirinya memiliki potensi untuk saling kerjasama, solidaritas, dan partisipasi dalam keterkaitan sesama individu masyarakat, maupun
dengan lingkungan dimana mereka hidup. Potensi masyarakat tersebut merupakan bentuk modal sosial, yang diartikan
sebagai sumber resource yang timbul dari adanya interaksi antara orang-orang dalam suatu komunitas. Namun demikian, pengukuran modal sosial jarang
melibatkan pengukuran terhadap interaksi itu sendiri. Melainkan hasil dari interaksi tersebut, seperti terciptanya atau terpeliharanya kepercayaan antar warga masyarakat.
Sebuah interaksi dapat terjadi dalam skala individu maupun institusional. Secara individu, interaksi terjadi manakala relasi intim antar individu terbentuk satu sama
lain yang kemudian melahirkan ikatan emosional. Secara institusional dalam bidang pendidikan, interaksi dapat lahir pada saat visi dan tujuan suatu masyarakat untuk
dapat berkembang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan adanya kesempatan kerja.
Modal sosial masyarakat tersebut dapat dijelaskan sebagai produk relasi manusia satu sama lain, khususnya relasi yang padu dan konsisten. Modal sosial
menunjuk jaringan, norma dan kepercayaan yang berpotensi pada produktivitas masyarakat sebagai bagian integral dalam membangun kualitas hidup kesejahteraan
masyarakat, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran 2.11. Hipotesis
1. Peran modal sosial mendorong sektor pendidikan di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.
2. Peran modal sosial berpengaruh positif dalam pengembangan wilayah di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.
Potensi Masyarakat
Modal Sosial
Sektor Pendidikan
Pembangunan Gedung Sekolah
Tingkat Pendidikan Pendapatan
Masyarakat
Kesempatan Kerja Pengembangan
Wilayah
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Tapanuli Utara Kecamatan Garoga pada Desa Saribu Gonting Garoga dan Desa Parinsoran. Kecamatan Garoga adalah
merupakan Kecamatan terluas di Kabupaten Tapanuli Utara yang menurut letak geografis masih dalam kategori tertinggal, terpencil dan memiliki wilayah yang
terpencar-pencar, dengan rentang jarak dari Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung sekitar 84 km. Hal inilah yang mengakibatkan Kecamatan Garoga
cenderung masih tertinggal dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara dimana indeks kemiskinan juga tergolong tinggi, termasuk angka
putus sekolah. Dengan wilayah yang terpencar-pencar, akses pelayanan pada sektor pendidikan cukup rendah, dimana pada tahun 1990-an angka lulusan SD melanjutkan
pendidikan ke SMP dan SMA relatif rendah karena jarak sekolah yang tergolong jauh serta pelayanan pendidikan menengah yang belum ada.
Akibat hal tersebut sebagian lulusan SD lebih memilih membantu orangtua ke lading. Jika ekonomi orangtua memungkinkan, anak se-usia SLTP dan SLTA akan
memilih sekolah di Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara dengan menyewa kamar indekost. Hal ini tentu akan merupakan beban biaya tambahan bagi masyarakat,
yang mayoritas mata pencaharian adalah dari sektor pertanian yang masih tradisionil.
Universitas Sumatera Utara