BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Tapanuli Utara Kecamatan Garoga pada Desa Saribu Gonting Garoga dan Desa Parinsoran. Kecamatan Garoga adalah
merupakan Kecamatan terluas di Kabupaten Tapanuli Utara yang menurut letak geografis masih dalam kategori tertinggal, terpencil dan memiliki wilayah yang
terpencar-pencar, dengan rentang jarak dari Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung sekitar 84 km. Hal inilah yang mengakibatkan Kecamatan Garoga
cenderung masih tertinggal dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara dimana indeks kemiskinan juga tergolong tinggi, termasuk angka
putus sekolah. Dengan wilayah yang terpencar-pencar, akses pelayanan pada sektor pendidikan cukup rendah, dimana pada tahun 1990-an angka lulusan SD melanjutkan
pendidikan ke SMP dan SMA relatif rendah karena jarak sekolah yang tergolong jauh serta pelayanan pendidikan menengah yang belum ada.
Akibat hal tersebut sebagian lulusan SD lebih memilih membantu orangtua ke lading. Jika ekonomi orangtua memungkinkan, anak se-usia SLTP dan SLTA akan
memilih sekolah di Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara dengan menyewa kamar indekost. Hal ini tentu akan merupakan beban biaya tambahan bagi masyarakat,
yang mayoritas mata pencaharian adalah dari sektor pertanian yang masih tradisionil.
Universitas Sumatera Utara
Mengingat hal tersebut diatas, masyarakat pada 2 desa diatas dengan rela hati telah memberikan tanah secara cuma-cuma masing-masing seluas 2 ha untuk
lokasi pembangunan gedung sekolah yaitu SMP Negeri pada Desa Parinsoran dan SMA Negeri pada Desa Saribu Gonting Garoga, dimana sebelumnya SMP terdekat
pada Desa Parinsoran masih berjarak 12 km, sementara Kecamatan Garoga hingga tahun 2008 belum memiliki SMA Negeri Gambar 3.1.. Sebagai awal berdirinya
SMA Negeri di Kecamatan Garoga, disamping memberikan lahan secara cuma-cuma, masyarakat secara gotong royong telah mendirikan 3 tiga ruang kelas darurat bahan
kayu, lantai tanah dengan membuat suatu pengumpulan dana berupa uang dan beras termasuk dari perantau. Hal ini menunjukkan bahwa modal sosial masyarakat dalam
sektor pendidikan cukup tinggi guna menciptakan sumber daya manusia guna mewujudkan filosofi pada masyarakat Batak yakni “anakkonhi do hamoraon di au”.
Selanjutnya dengan jarak pelayanan administrasi kependudukan yang relatif jauh dengan Kantor Camat dari Desa Parinsoran, juga menambah motivasi
masyarakat guna mewujudkan pemekaran Kecamatan. Mereka beranggapan bahwa dengan berdirinya 1 satu unit SMP Negeri pada desa tersebut, pemekaran
kecamatan seperti yang mereka dambakan terwujud, sehingga lahan yang diberikan oleh masyarakat setempat tidak hanya pada sektor pendidikan, tetapi juga lahan pada
persiapan lokasi Kantor Pemerintahan Kecamatan dan pelayanan kesehatan Puskesmas. Dengan adanya pemekaran wilayah kecamatan pada wilayah
Parinsoran, serta merta percepatan pembangunan infrastruktur lainnya juga akan semakin baik sebagai bagian pengembangan wilayah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian
Lokasi Pembangunan SMP Negeri
Lokasi Pembangunan SMA Negeri
Universitas Sumatera Utara
3.2. Populasi dan Sampel